Hati-Hati, Suka Menyakiti Diri Sendiri Ganggu Kesehatan Mental
Halodoc, Jakarta - Perilaku menyakiti diri sendiri atau self injury adalah salah satu bentuk gangguan perilaku yang terkait dengan berbagai penyakit mental. Artinya, jika kamu atau orang terdekat ada yang memiliki perilaku suka menyakiti diri sendiri, kamu perlu waspada, karena bisa jadi itu gejala gangguan kesehatan mental.
Perilaku suka menyakiti diri sendiri dapat berupa melukai tubuh dengan benda tajam ataupun tumpul, seperti menyayat atau membakar kulit, memukul tembok, membenturkan kepala, dan mencabuti rambut. Orang yang suka menyakiti diri sendiri ini juga dapat dengan sengaja menelan sesuatu yang berbahaya, seperti obat nyamuk, cairan deterjen, atau menyuntikkan racun ke dalam tubuh.
Baca juga: Deteksi Lebih Dini Gangguan Mental Skizofrenia
Mengapa Ada Orang yang Suka Menyakiti Diri Sendiri?
Perilaku suka menyakiti diri sendiri biasanya dilakukan untuk melampiaskan atau mengatasi emosi berlebih yang sedang dihadapi, seperti misalnya stres, marah, cemas, sedih, benci pada diri sendiri, kesepian, putus asa, atau rasa bersalah. Hal ini juga bisa dilakukan sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu.
Berbagai emosi yang dapat memicu perilaku suka menyakiti diri sendiri bisa muncul akibat:
1. Permasalahan Sosial
Perilaku suka menyakiti diri sendiri rentan terjadi pada orang yang mengalami masalah sosial dan kesulitan dalam hidup, seperti misalnya menjadi korban perundungan, tertekan dengan tuntutan dari orangtua, mengalami konflik dengan keluarga, pasangan dan teman, hingga krisis identitas yang menyangkut orientasi seksual.
2. Mengalami Peristiwa Traumatis
Berbagai peristiwa traumatis seperti kehilangan orang yang dicintai dan menjadi korban kekerasan emosional, fisik, atau seksual, bisa membuat seseorang merasa hampa, mati rasa, dan rendah diri. Kemudian, mereka menganggap dengan menyakiti diri sendiri bisa mengingatkan dirinya bahwa ia masih hidup dan merasakan sesuatu layaknya orang lain.
Baca juga: Lebaran dan Holiday Blues, Ini 4 Cara Menghadapinya
3. Mengidap Gangguan Mental Tertentu
Perilaku suka menyakiti diri sendiri juga bisa muncul sebagai gejala dari beberapa penyakit mental, seperti gangguan mood, depresi, gangguan makan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan penyesuaian, atau gangguan kepribadian ambang.
Ciri-Ciri Pelaku Suka Menyakiti Diri Sendiri
Orang yang memiliki tendensi untuk suka menyakiti diri sendiri sering kali tidak menunjukkan gejala yang khas. Perilaku ini biasanya dilakukan pada saat mereka sendirian, bukan saat di tempat umum. Namun, ada beberapa ciri yang mungkin menandakan seseorang memiliki kecenderungan untuk suka menyakiti diri sendiri, yaitu:
- Memiliki banyak luka di tubuh, seperti luka sayat di pergelangan tangan, luka bakar di lengan, paha, dan badan, atau memar di buku jari-jari tangan. Biasanya, mereka akan menyembunyikan luka tersebut dan akan menghindar jika ditanya apa penyebabnya.
- Menunjukkan gejala depresi, seperti suasana hati yang buruk, sering merasa sedih, menangis, dan tidak memiliki motivasi dalam hidup.
- Sulit bersosialisasi dengan orang lain, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Mereka cenderung lebih suka menyendiri dan enggan berbicara dengan orang lain.
- Tidak percaya diri atau menyalahkan diri sendiri atas masalah apa pun yang terjadi.
- Sering mengenakan pakaian yang menutupi hampir seluruh tubuh. Hal ini untuk menyembunyikan luka.
Baca juga: Percaya Diri Berlebihan Ternyata Berbahaya, Ini Dampaknya
Perilaku suka menyakiti diri sendiri berisiko menimbulkan luka fisik yang fatal, serta meningkatkan risiko bunuh diri. Karena aksi nekatnya, tak jarang juga orang yang suka menyakiti diri sendiri harus dirawat di rumah sakit atau bahkan berakhir dengan kecacatan permanen hingga kematian.
Oleh karena itu, sebelum berubah menjadi fatal, sebaiknya kamu mengidentifikasi perilaku ini pada diri sendiri atau orang terdekat. Jika memiliki indikasi suka menyakiti diri sendiri, segera cari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc dan gunakan untuk buat janji dengan psikolog atau psikiater di rumah sakit, untuk melakukan pemeriksaan.