Sudah Diobati, Bisakah Chlamydia Kambuh Kembali?
Halodoc, Jakarta - Chlamydia adalah infeksi menular seksual yang umumnya disebabkan oleh bakteri. Pengidap chlamydia jarang merasakan gejala pada tahap awal. Chlamydia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius. Itu sebabnya penting untuk melakukan pemeriksaan rutin jika ada masalah yang berhubungan dengan organ genital.
Penyebab Chlamydia
Sebagian besar penyakit chlamydia ditularkan melalui hubungan intim. Bayi yang baru lahir juga berisiko tertular chlamydia dari ibu melalui persalinan. Maka itu, pemeriksaan prenatal berguna untuk mendeteksi kemungkinan penularan chlamydia. Tak hanya organ genital, infeksi chlamydia juga dapat terjadi pada mata, tapi kasus ini sangat jarang terjadi.
Baca Juga: Inilah Gejala Chlamydia karena Hubungan Intim
Pengobatan Chlamydia
Karena disebabkan oleh bakteri, chlamydia bisa diobati menggunakan antibiotik. Azitromisin adalah antibiotik yang biasanya diresepkan dalam dosis cukup besar. Selain itu, doksisiklin juga bisa digunakan dan harus diminum dua kali sehari selama sekitar satu minggu. Instruksi dosis perlu diikuti sampai infeksi dinyatakan sembuh sepenuhnya. Konsumsi obat bisa memakan waktu satu sampai dua minggu, sesuai dosis yang dianjurkan dokter.
Selama masa perawatan, dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan intim terlebih dahulu. Alasannya karena penularan chlamydia mungkin masih bisa terjadi. Pasangan pengidap juga dianjurkan untuk berdiskusi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang sama. Tujuannya agar rantai penularan chlamydia benar-benar terputus.
Apakah Chlamydia Bisa Kambuh Kembali ?
Jawabannya adalah iya. Pasalnya bakteri penyebab chlamydia bisa bertahan di perut pengidap setelah dibersihkan dari alat kelamin dengan antibiotik. Chlamydia yang bersembunyi di saluran pencernaan bisa tidak aktif selama bertahun-tahun tanpa gejala. Kondisi ini pun dapat dengan mudah menular ke pasangan seksual tanpa diketahui.
Itu mengapa orang yang telah menjalani perawatan chlamydia masih dapat menginfeksi orang lain atau menginfeksi diri sendiri melalui hubungan intim. Pencegahan chlamydia adalah cara paling efektif karena jika sudah terinfeksi, bakteri penyebab lebih sulit untuk dihilangkan.
Baca Juga: Harus Tahu, Penanganan untuk Mengatasi Chlamydia
Pencegahan Chlamydia
1. Gunakan Kondom
Gunakan kondom dengan benar saat melakukan hubungan intim. Untuk pria, disarankan memakai kondom berbahan lateks dan wanita menggunakan kondom berbahan poliuretan. Meski tidak menghilangkan risiko infeksi, cara ini berguna untuk mengurangi gejala.
2. Setia pada Satu Pasangan Seksual
Sebaiknya hindari kebiasaan berganti pasangan seksual. Selain chlamydia, kebiasaan ini meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual lain seperti gonore, HIV/AIDS, dan sifilis.
3. Hindari Douching
Douching adalah salah satu jenis perawatan kecantikan untuk mencuci Miss V dengan cara menyemprotkan larutan khusus ke dalam salurannya. Meski bertujuan untuk membersihkan Miss V, tetapi perawatan ini bisa mengurangi jumlah bakteri baik pada Miss V. Itu sebabnya douching tidak dianjurkan karena bisa meningkatkan risiko chlamydia.
Baca Juga: Inilah Ciri Penyakit Menular Seksual pada Pria dan Wanita
Itulah fakta tentang chlamydia. Kalau kamu ingin bertanya seputar penyakit menular seksual lainnya, tak perlu malu untuk bertanya ke dokter Halodoc. Fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc memudahkan kamu untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan