Stres Dapat Sebabkan Sakit Kepala Cluster, Ini Alasannya
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu mengalami sakit kepala yang intensif dan terasa seperti sakit di dalam kepala atau di sekitar mata? Kalau pernah, bisa jadi kamu mengalami jenis sakit kepala cluster. Berbeda dengan migrain dan sakit kepala tegang, sakit kepala cluster tidak berdenyut dan tidak terasa nyeri.
Baca Juga: Bedanya Sakit Kepala Cluster dengan Sakit Kepala Biasa
Sebenarnya, belum jelas mengapa sakit kepala cluster bisa terjadi. Sakit kepala cluster diduga muncul akibat gangguan jam biologis yang diatur oleh hipotalamus. Stres diduga juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya sakit kepala cluster. Apa alasannya? Simak penjelasan berikut
Alasan Stres Bisa Sebabkan Sakit Kepala Cluster
Ketika kamu mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin, kortisol, dan norepinefrin dalam jumlah banyak. Saat hormon tersebut bekerja, ini akan menghalangi fungsi-fungsi tubuh yang sedang tidak diperlukan. Pada saat yang sama, hormon adrenalin dan kortisol meningkatkan detak jantung serta melebarkan pembuluh darah di bagian-bagian tubuh yang merespon secara fisik, seperti kaki dan tangan.
Ketika jantung lebih fokus untuk mengalirkan darah ke bagian bawah, otak menjadi kekurangan asupan darah yang mengandung oksigen. Akibatnya, fungsi otak menurun dan menimbulkan kondisi sakit kepala. Saat kondisi ini terjadi, berikut gejala-gejala yang mungkin muncul.
Tanda dan Gejala Sakit Kepala Cluster
Tanda dan gejala sakit kepala cluster biasanya lebih memengaruhi bagian wajah. Namun, tidak menutup kemungkinan sakit di area kepala dan leher. Gejala sakit kepala cluster dapat berupa:
-
Nyeri satu sisi, atau di area dahi, pelipis, dan pipi;
-
Mengalami kegelisahan;
-
Rasa sakit rasanya, seperti dicabik-cabik;
-
Mata mengalami kemerahan di sisi yang sakit;
-
Hidung terasa pengap atau beringus di sisi yang sakit;
-
Dahi atau wajah yang terkena mengeluarkan keringat;
-
Kulit pucat atau wajah memerah;
-
Bengkak di sekitar mata di sisi yang sakit; dan
-
Kelopak mata terkulai di sisi yang sakit.
Baca Juga: Sakit Kepala Mendadak, Obati dengan 5 Cara Ini
Sebenarnya, beberapa gejala sakit kepala cluster mirip dengan migrain. Contohnya, sensitivitas terhadap cahaya dan suara atau sakit kepala sebelah. Kalau kamu mengalami sakit kepala dan bingung membedakan antara sakit kepala cluster atau migrain, coba tanyakan kepada dokter Halodoc untuk memastikannya. Yuk, download Halodoc d isini. Berikut ini karakteristik dari sakit kepala cluster yang membedakannya dengan sakit kepala lainnya.
Baca Juga: Ini 3 Beda Letak Sakit Kepala
Karakteristik Sakit Kepala Cluster
Sakit kepala cluster bisa datang secara tiba-tiba dan periodenya dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Namun, sebagian besar kasus sakit kepala cluster terjadi secara episodik. Sakit kepala cluster episodik terjadi selama satu minggu sampai satu tahun yang diikuti oleh periode remisi bebas rasa sakit yang dapat berlangsung selama 12 bulan sebelum sakit kepala cluster lainnya berkembang. Periode cluster dapat berupa:
-
Sakit kepala biasanya terjadi setiap hari atau dalam beberapa kali sehari;
-
Satu serangan dapat berlangsung selama 15 menit sampai tiga jam;
-
Serangan sering terjadi pada waktu yang sama setiap hari;
-
Sebagian besar serangan terjadi pada malam hari, biasanya satu atau dua jam setelah seseorang tidur;
-
Rasa sakit biasanya berakhir secara tiba-tiba seperti kemunculannya. Intensitasnya dapat naik atau menurun dalam waktu singkat; dan
-
Setelah mengalami serangan sakit kepala, kebanyakan orang cenderung merasa kelelahan.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan