Sindrom Tourette Adalah Kelainan Saraf Langka, Apa Penyebabnya?
Halodoc, Jakarta - Jika kamu pernah mendengar istilah tic atau serangkaian gerakan berulang yang tidak disengaja, di luar kendali, dan bersifat tiba-tiba. Mungkin kamu pernah mendengar sindrom Tourette sebagai penyebabnya. Biasanya, sindrom ini bermula pada usia 2-15 tahun dan lebih umum diidap oleh anak laki- laki daripada anak perempuan. Kondisi ini sebenarnya gangguan saraf yang langka, berikut penjelasannya!
Tanda dan Gejala
Gejala utama dari sindrom Tourette adalah tic yang tentunya dilakukan secara tidak sadar atau tidak sengaja. Perilaku tic juga tidak memiliki maksud atau tujuan apa pun, karena pengidap tidak dapat mengendalikan kemunculannya. Tic biasanya hilang timbul secara tidak terprediksi, dan sering menghilang dalam satu tahun.
Tic yang dialami ini bisa beberapa jenis selama beberapa kali dalam satu hari dan berlangsung selama lebih dari satu tahun. Adapun jenis-jenis tic yang sering ditemukan pada pengidap sindrom Tourette:
-
Motor tics, yaitu melakukan gerakan dengan kelompok otot terbatas, maupun kompleks secara berulang. Contohnya mengedipkan mata, membuka mulut, mencibir, mengedutkan mulut, menganggukkan kepala, atau menggelengkan kepala tanpa ada tujuannya. Jika sudah masuk ke dalam tic yang kompleks, ia bisa berupa mengulang pergerakan suatu benda, menekuk atau memutar badan, dan meloncat-loncat.
-
Vocal tics, seperti namanya mengulang-ngulang membuat suara secara terbatas maupun kompleks tanpa ada tujuan seperti batuk, membuat suara menyerupai binatang, bahkan hingga menggerutu.
Gejala lain yang bisa dialami seperti:
-
Koprolalia, mengumpat, berbicara vulgar, kotor, dan tidak sopan secara sengaja.
-
Perilaku tidak pantas yang dilakukan di tengah kehidupan sosial, seperti mengeluarkan komentar yang kasar dan tidak pantas.
Penyebab Sindrom Tourette
Gangguan tic dan sindrom Tourette adalah kondisi yang langka. Gangguan ini bisa terjadi ketika beberapa faktor seperti genetik, lingkungan, dan jenis kelamin berkombinasi pada satu anak. Beberapa teori yang bisa menjelaskan sindrom tourette misalnya:
-
Neurologik. Beberapa studi menunjukkan bahwa anak dengan sindrom Tourette memiliki cacat pada struktur, fungsi, atau zat kimia pada otak. Meski begitu, keterangan yang lebih mendetail tentang penemuan ini juga belum banyak ditemukan, sehingga masih belum bisa dipastikan.
-
Genetik, Teori ini mengatakan bahwa gen abnormal yang diwarisi dari orang tua kepada anak adalah faktor penyebab kebanyakan sindrom Tourette.
-
Lingkungan. Faktor eksternal seperti lingkungan tempat lahir, atau gangguan yang dialami ibu selama masa kehamilan dan kelahiran menjadi faktor risiko sindrom Tourette pada anak. Gangguan ini bisa berupa tingkat stres yang dialami ibu selama proses kehamilan atau proses kelahiran yang berlangsung lebih lama. Kondisi fisik bayi saat lahir misalnya berat badan di bawah kisaran normal juga masuk pada faktor eksternal. Selain itu, infeksi kuman (streptokokus) pada anak diperkirakan memiliki kaitan dengan berkembangnya sindrom ini.
Nah, jika kamu memiliki pertanyaan seputar sindrom Tourette, tic, maupun kondisi anak lainnya, yuk tanyakan pada dokter atau spesialis dengan menggunakan aplikasi Halodoc! Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja, dimana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan