Sindrom Cushing Bisa Sebabkan Diabetes
Halodoc, Jakarta – Sindrom cushing adalah suatu kondisi yang dapat terjadi jika kamu memiliki kadar hormon stres, dan kortisol dalam darah. Kortisol meningkatkan tekanan darah dan kadar glukosa darah serta diabetes adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi akibat sindrom Cushing yang tidak diobati.
Diabetes mellitus, osteoporosis, dan hipertensi adalah kondisi yang harus meningkatkan indeks kecurigaan bahwa seorang pengidap mungkin sebenarnya memiliki sindrom cushing. Diperkirakan 1 dari 20 pengidap dengan diabetes tipe 2 memiliki sindrom Cushing.
Kondisi diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh sindrom cushing bisa dikatakan terbilang langka, sehingga perlu dilakukan pendekatan pragmatis dan penilaian tingkat keparahan homeostasis glukosa untuk mengetahui indikasinya.
Cara paling efektif untuk mengendalikan diabetes mellitus pada pengidap dengan sindrom Cushing aktif adalah menurunkan kadar kortisol yang bersirkulasi. Ini awalnya dapat dicapai dengan menggunakan blokade steroidogenesis adrenal dengan obat-obatan, termasuk metyrapone, ketoconazole, atau kadang-kadang mitotane.
Baca juga: Takut Diabetes? Ini 5 Bahan Pengganti Gula
Tindakan cepat metyrapone sangat cocok dalam keadaan ini. Meskipun demikian, terapi khusus diabetes sering diperlukan dan metformin dan agonis PPAR mungkin bermanfaat, namun dalam pengaturan akut terapi insulin sering diperlukan. Selain itu juga, faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya juga dibutuhkan untuk perhatian jangka panjang.
Tanda-tanda fisik sindrom Cushing dapat meliputi:
-
Jaringan lemak terbentuk di sekitar pinggang, punggung atas, antara bahu dan wajah.
-
Lengan dan kaki ramping kontras secara signifikan dengan timbunan lemak di sekitar bagian tengah tubuh
-
Pipi bengkak dengan bercak merah
-
Munculnya tanda peregangan merah atau ungu yang mungkin menyerupai garis-garis harimau, umumnya ditemukan di perut, dekat ketiak, atau di sekitar payudara dan paha
-
Jerawat
-
Kulit tipis yang mudah memar
-
Perempuan mungkin mengalami rambut lebih tebal dari wajah dan tubuh normal (hirsutisme) dan periode tidak terjawab atau tidak teratur.
-
Laki-laki mengalami kehilangan libido, kesulitan mencapai ereksi, dan kehilangan kesuburan.
-
Tekanan darah tinggi dan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia), biasanya dialami dengan sindrom Cushing.
Baca juga: Tak Selalu Dihindari, Diabetes pun Butuh Karbo
Penggunaan kortikosteroid adalah penyebab paling umum dari sindrom cushing. Kortikosteroid digunakan untuk mengobati penyakit termasuk eksim atopik, asma, dan penyakit Crohn's. Dokter akan meresepkan dosis efektif terendah untuk mengurangi kemungkinan komplikasi, seperti sindrom Cushing yang berkembang.
Orang yang mengalami obesitas dan mengidap diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom cushing. Dan ini bisa ditangani dengan cara:
-
Mendapatkan jumlah aktivitas fisik yang disarankan
-
Makan-makanan yang sehat
-
Mengontrol kadar gula darah
Pengobatan Tepat
Pengobatan tergantung pada mengapa kadar kortisol terlalu tinggi. Jika kamu menggunakan hormon buatan kortison, kamu mungkin hanya perlu mengambil dosis yang lebih kecil. Bila penyebabnya adalah tumor, pembedahan, dan perawatan medis lainnya mungkin diperlukan.
Tes laboratorium, termasuk tes urine dan darah dapat menunjukkan apakah kamu mengidap sindrom Cushing atau mungkin ada penyebab lainnya. Sedangkan tes pencitraan, seperti MRI atau CT scan, dapat digunakan untuk memeriksa tumor atau masalah lain dengan kelenjar adrenal dan hipofisis, yaitu kelenjar yang membantu mengontrol kadar kortisol dalam tubuh.
Baca juga: Cara Mendeteksi Sindrom Cushing yang Perlu Dipahami
Sindrom Cushing adalah kelainan hormon langka yang disebabkan oleh paparan jangka panjang terlalu banyak kortisol. Kortisol adalah hormon yang dibuat dalam tubuh untuk melindungi kesehatan. Tapi, terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai sindrom Cushing, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan