Siapa Saja Orang yang Berisiko Terserang Emfisema?
Halodoc, Jakarta - Apakah kamu pernah atau sedang mengalami batuk kronis yang diiringi napas pendek, cepat lelah, dan penurunan berat badan? Hati-hati, bisa jadi keluhan tersebut menandai adanya penyakit emfisema dalam tubuh.
Emfisema merupakan penyakit progresif jangka panjang pada paru-paru, sekaligus bentuk paling umum dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Hati-hati, emfisema ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi yang serius.
Pertanyaannya, apa yang menjadi penyebab emfisema? Lalu, siapa saja sih orang yang berisiko terserang emfisema?
Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Membantu Pengobatan Emfisema
Faktor Pemicu Emfisema
Mau tahu apa penyebab emfisema? Penyakit ini disebabkan oleh paparan zat di udara yang mengiritasi paru-paru dalam jangka waktu yang panjang. Nah, setidaknya ada tiga zat penyebab emfisema yang perlu diwaspadai, salah satunya asap rokok.
Asap rokok dinilai menjadi penyebab utama penyakit emfisema karena bisa menghancurkan jaringan paru-paru sehingga menimbulkan obstruksi (penyumbatan pada saluran pernapasan).
Selain itu, hal yang ditimbulkan oleh asap rokok dapat menimbulkan peradangan dan iritasi pada saluran pernapasan. Parahnya lagi, asap ini juga akan melemahkan sel kekebalan tubuh di paru-paru. Alhasil, sel-sel itu tidak lagi efektif melawan bakteri dan membersihkan paru-paru dari zat-zat yang terkandung dalam rokok.
Menurut National Institutes of Health (NIH), selain asap rokok, polusi udara, asap atau debu kimia dari lingkungan atau tempat kerja juga bisa jadi penyebab emfisema.
Lalu, siapa saja kelompok orang yang berisiko terserang emfisema? Nah, menurut NIH terdapat kelompok yang rentang terserang emfisema:
- Perokok. Sekitar 75 persen orang yang mengidap emfisema merokok atau mereka yang pernah merokok.
- Polutan dan bahan kimia. Paparan jangka panjang terhadap iritasi paru-paru lainnya, seperti asap rokok, polusi udara, dan asap dan debu kimia dari lingkungan atau tempat kerja.
- Usia. Kebanyakan orang yang mulai merasakan gejala emfisema berusia setidaknya 40 tahun.
- Genetika. Termasuk defisiensi alfa-1 antitripsin, yang merupakan kondisi genetik. Selain itu, perokok lebih mungkin mengidap emfisema jika mereka memiliki riwayat keluarga dengan PPOK.
Baca juga: Awas, Polutan di Sekitar Tingkatkan Risiko Emfisema
Penyebab dan faktor risikonya sudah, bagaimana dengan gejalanya?
Gejala yang Dianggap Remeh
Gejala emfisema bisa berbeda-beda pada tiap pengidapnya. Namun, seseorang bisa saja mengidap emfisema selama bertahun-tahun tanpa menyadari gejalanya. Kok bisa? Pasalnya, terkadang gejala emfisema dianggap sebagai keluhan “biasa”, yaitu napas pendek dan sesak napas yang membuat penderitanya sulit menghembuskan napas keluar.
Nah, padahal gejala ini bisa berkembang secara bertahap. Bahkan, bisa menyebabkan napas pendek walaupun pengidapnya sedang tertidur. Hal yang perlu digarisbawahi, ada pula beberapa gejala emfisema lainnya yang perlu diwaspadai, seperti:
- Sering batuk atau mengi.
- Batuk yang mengeluarkan banyak lendir.
- Bunyi siulan atau mencicit saat bernapas.
- Penurunan berat badan.
- Bibir dan kuku menjadi biru atau abu-abu.
- Terjadinya penurunan kemampuan untuk berolahraga dan aktivitas rutin lainnya.
- Sering merasa cepat lelah.
- Sesak napas, terutama dengan aktivitas fisik.
- Jantung berdebar.
Baca juga: Inilah 5 Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Emfisema
Nah, bagi kamu yang mengalami gejala-gejala di atas, tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan atau saran medis yang tepat. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Kamu juga bisa membeli obat atau vitamin untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan tanpa perlu repot keluar rumah. Sangat praktis, bukan?
Referensi:
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2021. Emphysema
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Emphysema
Healthline. Diakses pada 2021. Emphysema
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan