Sering Terpapar Matahari, Hati-Hati Kanker Kulit
Halodoc, Jakarta - Coba tebak penyakit apa yang berkaitan dengan paparan sinar matahari (UV) yang berlebihan? Nah, bagi kamu yang menjawab kanker kulit, jawabannya tepat. Jangan anggap remeh penyakit ini, meski gejalanya hanya berupa tahi lalat abnormal atau gejala kecil lainnya, kanker kulit bisa berujung pada kematian, lho.
Menurut data dari American Cancer Society, Di Amerika Serikat, kanker kulit menjadi kanker yang paling banyak diidap. Bagaimana dengan negara kita? Jumlah pengidap kanker kulit di Indonesia masih di bawah kanker payudara, paru-paru, serviks, atau usus.
Baca juga: 5 Ciri Awal Kanker Kulit yang Perlu Diwaspadai
Sebagian besar pengidap kanker kulit ini berkembang secara perlahan. Bahkan, tak jarang pengidapnya yang merasakan gejala-gejalanya. Hanya sebagian kecil kanker kulit yang menimbulkan rasa sakit, biasanya muncul ketika berada di stadium lanjut.
Gegara Sinar UV
Biang keladi utama dari kanker kulit adalah mutasi atau perubahan DNA, yang memicu sel kulit tumbuh tidak terkendali. Namun, sampai kini penyebab mutasi tersebut belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada dugaan kuat kalau radiasi sinar ultraviolet (UV) yang menjadi biang keladi utamanya. Misalnya, karena paparan sinar matahari langsung atau tindakan untuk menggelapkan kulit dengan sinar UV (tanning kulit).
Sumber utama sinar ultraviolet adalah sinar matahari yang terdiri dari tiga jenis. Pertama, ultraviolet A (UVA), ultraviolet B (UVB), dan terakhir ultraviolet C (UVC). Nah, dari ketiga jenis sinar ultraviolet tersebut, yang paling berbahaya bagi kulit adalah sinar UVC.
Meski demikian, sinar UVC dapat diserap oleh atmosfer sebelum mencapai tanah. Sedangkan UVA dan UVB dapat merusak sel-sel kulit, terutama yang berwarna pucat, dan berpotensi menyebabkan kanker kulit.
Sinar UV ini bisa menembus lapisan kulit luar dan masuk kedalam lapisan kulit yang lebih dalam lagi. Nah, hal inilah yang ujung-ujungnya bisa membunuh sel-sel kulit dan merusak DNA pada sel kulit.
Meski sinar UV kerap menjadi penyebab utamanya, tapi ada pula beberapa hal yang bisa memicu kanker kulit. Misalnya:
Baca juga: Mengoperasi Tahi Lalat di Wajah Perlukah?
-
Riwayat mengalami kanker kulit sebelumnya.
-
Daya tahan tubuh rendah, seperti pada pengidap HIV/AIDS, orang yang mengonsumsi obat imunosupresan, dan penerima transplantasi organ.
-
Riwayat mendapatkan terapi radiasi.
-
Riwayat keluarga mengalami kanker kulit.
-
Memiliki banyak tahi lalat atau tahi lalat yang abnormal.
-
Paparan bahan kimia tertentu, seperti arsenik, dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
-
Orang dengan usia lanjut.
-
Memiliki kulit berwarna cerah atau putih.
-
Pengidap actinic keratosis, yaitu bercak-bercak berupa penebalan kulit yang bersisik pada daerah wajah, tangan, dan kepala, yang berpotensi menjadi kanker kulit.
Tips Mencegah Kanker Kulit
Setidaknya, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan terjangkit penyakit ini. Misalnya:
-
Periksakan diri ke dokter bila tumbuh tahi lalat baru, atau perubahan tahi lalat.
-
Selalu gunakan tabir surya bila pergi keluar rumah.
-
Hindari paparan langsung sinar matahari sejak pukul 11.00 hingga 16.00.
-
Kenakan pakaian yang bisa melindungi kulit dari sinar matahari.
-
Perhatikan dengan seksama kondisi kulit seminggu sekali.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!