Sering Kesemutan, Benarkah Gejala Awal Hemiplegia?
Halodoc, Jakarta - Sering merasakan gejala seperti kesemutan, mati rasa, atau kehilangan sensasi pada bagian tubuh? Kondisi ini bisa menjadi gejala awal hemiplegia yang merupakan sejenis gangguan neurologis. Hemiplegia tidak hanya menyebabkan kesemutan, tetapi juga kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. Penyakit ini biasanya terjadi akibat stroke atau cedera, seperti cedera saraf tulang belakang atau leher yang patah.
Orang yang mengalami kelumpuhan akan kehilangan kemampuan otot untuk bergerak. Gerakan tubuh bisa dikendalikan oleh pesan yang dikirim dari otak menuju otot untuk menciptakan gerakan. Ketika bagian otak rusak akibat kondisi tertentu seperti stroke, maka hantaran pesan dari otak menuju otot terganggu. Akibatnya, kamu kesulitan untuk menggerakkan sebagian atau seluruh bagian tubuh dan hemiplegia pun terjadi.
Baca juga: Ketahui Bedanya Hemiplegia dan Stroke
Apa Saja Gejala dari Hemiplegia?
Kesemutan yang terlalu sering juga dicurigai menjadi gejala awal hemiplegia. Penyakit ini juga merupakan kecacatan yang paling umum terjadi akibat stroke. Sebanyak 9 dari 10 orang yang mengidap stroke bisa mengalami kelumpuhan ini. Umumnya, kelumpuhan ini terjadi pada sisi tubuh yang berlawanan dengan sisi otak yang rusak akibat stroke. Namun, kelumpuhan juga bisa terjadi dan memengaruhi bagian tubuh manapun.
Ketika kelumpuhan terjadi pada salah satu sisi yang membuat, maka disebut dengan hemiplegia. Sedangkan kelemahan pada sebagian tubuh namun masih bisa menggerakkan tubuh disebut dengan hemiparesis.
Beberapa gejala hemiplegia, antara lain:
-
Kehilangan kontrol terhadap kandung kemih;
-
Sulit berbicara, menelan, dan juga bernapas;
-
Kekakuan dan kelemahan pada otot di salah satu sisi tubuh;
-
Kesulitan untuk berjalan;
-
Kehilangan keseimbangan tubuh;
-
Sulit memegang benda.
Jika kamu atau orang terdekat kamu alami gejala di atas, kamu bisa segera memeriksakan diri ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Buat janji dengan dokter kini bisa dilakukan melalui aplikasi Halodoc sehingga kamu tidak perlu lama mengantre untuk bertemu dokter.
Baca juga: Ketindihan saat Tidur Bisa Jadi Gejala Hemiplegia?
Bagaimana Cara Mengatasi Hemiplegia?
Saat mengalami kelemahan anggota gerak, terdapat berbagai perawatan yang dapat dilakukan. Perawatan ini meliputi modified constraint-induced therapy (mCIT), yaitu terapi untuk mendorong penggunaan bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan dan stimulasi listrik yang bertujuan sebagai perawatan untuk meningkatkan kewaspadaan sensorik, memperkuat bagian tubuh yang alami kelemahan, dan meningkatkan jangkauan gerakan.
Perlu diketahui, dibutuhkan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun agar bisa sepenuhnya pulih dari kelumpuhan. Pengidapnya juga disarankan untuk rutin melakukan latihan fisik dan fisioterapi. Selain itu, beberapa hal ini harus dilakukan jika mengalami kelumpuhan, yaitu:
-
Tetap aktif bergerak dan menggunakan otot;
-
Gunakan sepatu yang datar;
-
Gunakan alat bantu, misalnya tongkat atau alat bantu jalan yang direkomendasikan oleh dokter;
-
Perkuatlah otot kaki dan keseimbangan melalui beragam latihan;
-
Hati-hati saat berjalan;
-
Minta orang lain untuk membantu memasang alat bantu pegangan di dinding rumah.
Baca juga: Lakukan 5 Terapi Ini untuk Sembuhkan Stroke Ringan
Kelumpuhan mampu mengganggu aktivitas normal sehingga kondisi ini tidak boleh diabaikan. Jika kamu mengalami hemiplegia atau hemiparesis, penting untuk menemui pengobatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.
Tidak hanya itu, pengidapnya perlu diberi dukungan moril untuk menghadapinya. Meski sulit beraktivitas, tetap semangat dan menjalani pola hidup sehat dengan aktif berolahraga pasca terkena hemiplegia dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah depresi. Penanganan yang lebih dini membuat penyakit ini juga diduga bisa segera dipulihkan.