Sering Kejang, Ini Jenis Pemeriksaan yang Bisa Dilakukan
Halodoc, Jakarta – Kejang adalah kondisi ketika gerakan tubuh tidak terkendali dan disertai dengan hilangnya kesadaran. Kondisi ini terjadi akibat gangguan aktivitas listrik di otak. Jika sering mengalami kejang, sebaiknya segera bicara pada dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat. Pasalnya, kejang bisa menjadi tanda adanya penyakit serius.
Baca Juga: Waspada Sering Kejang, Ciri-Ciri Terserang Sindrom Tourette
Cara Diagnosis Kejang
Kejang disebabkan karena gangguan pada aktivitas listrik. Biasanya dipicu oleh berbagai masalah kesehatan, seperti epilepsi, tumor otak, stroke, meningitis, ensefalitis, cedera otak pada bayi sewaktu melewati jalan lahir, dan cedera kepala yang menyebabkan perdarahan di otak. Jika sering mengalami kejang, ini jenis pemeriksaan yang akan dijalani:
-
Uji pencitraan, seperti CT scan dan MRI.
-
Pemeriksaan sampel cairan otak melalui tes pungsi lumbal.
-
Pengukuran aktivitas listrik otak (elektroensefalografi/EEG).
-
Pengujian sampel darah.
Setelah diagnosis ditetapkan, dokter akan memberikan obat antikejang agar membuat kondisi stabil. Jenis dan dosis yang diberikan disesuaikan dengan kondisi pengidap. Setelah penyebab kejang diketahui, dokter melakukan penanganan sesuai penyebab tersebut.
Secara umum, kejang diatasi dengan memperbaiki kelainan di otak dan menanak alat khusus umum mengatur hantaran listrik di otak. Jika kejang disebabkan epilepsi, dokter menyarankan pengidap menjalani pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat (dikenal dengan diet ketogenik).
Baca Juga: Epilepsi Bisa Sembuh atau Selalu Kambuh?
Pertolongan Pertama Kejang
Melihat orang kejang seringkali bikin pakin. Jika kamu masih bingung harus berbuat apa saat ada orang kejang, berikut ini pertolongan pertama yang bisa dilakukan:
-
Baringkan orang yang kejang di tempat aman dan jauhkan dari benda berbahaya.
-
Jangan menahan gerakan pengidap dengan paksa.
-
Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut pengidap (termasuk ujung sendok).
-
Melonggarkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher pengidap.
-
Miringkan kepala pengidap. Jika ia muntah, posisi miring mencegah masuknya cairan muntah ke dalam paru-paru.
-
Minta bantuan medis atau orang lain di sekitar.
-
Temani sampai kejang berhenti atau sampai petugas medis datang.
Setelah kejang berhenti, baringkan pengidap pada posisi miring dan periksa gerakan napas maupun denyut nadinya. Bila perlu, lakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk menjaga darah dan oksigen pengidap tetap beredar ke seluruh tubuhnya.
Adakah cara mencegah kejang kambuh? Tentu, caranya dengan istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi seimbang, rutin olahraga, kelola stres, hindari penyalahgunaan obat terlarang (NAPZA), dan konsumsi obat sesuai anjuran dokter.
Baca Juga: Ini Penyebab dan Cara Atasi Kejang Demam pada Anak
Itulah jenis pemeriksaan yang perlu dilakukan jika sering kejang. Kalau kamu punya keluhan serupa, jangan ragu berbicara pada dokter ahli. Pasalnya, kejang mengakibatkan cedera berbahaya. Misalnya, tenggelam akibat kejang terjadi saat berenang atau kecelakaan karena kejang muncul saat sedang berkendara. Pada ibu hamil, kejang membahayakan kondisi ibu dan janin sehingga perlu mendapat penanganan medis.
Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter dengan download aplikasi Halodoc via fitur Tanya Dokter.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan