Sering Alami Kejang, Kenali Penanganan Abses Otak
Halodoc, Jakarta - Kondisi saat terbentuk kantung nanah pada bagian otak disebut abses otak. Penyakit ini dapat terjadi setelah seseorang mengalami infeksi dalam tubuhnya yang kemudian menyebar ke otak. Kondisi ini memerlukan penanganan sesegera mungkin karena berpotensi mengancam nyawa pengidapnya.
Apa Saja Gejala dari Abses Otak?
Saat mengalami penyakit ini, gejala yang bisa muncul adalah kejang-kejang. Namun, beberapa gejala yang cukup gawat lain juga bisa muncul, antara lain:
-
Pusing hebat.
-
Mual dan muntah.
-
Demam tinggi.
-
Menggigil.
-
Perubahan perilaku, seperti merasa gelisah atau linglung.
-
Leher terasa kaku.
-
Penurunan kemampuan merasakan sensasi, menggerakkan otot, atau berbicara.
-
Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda, kabur, atau buram.
-
Sensitif terhadap cahaya.
Baca Juga: Kenali 4 Jenis Abses yang Dapat Terjadi pada Tubuh
Begini Diagnosis Abses Otak
Jika gejala seperti yang disebutkan sudah dirasakan pengidapnya, maka segera menemui dokter. Untuk memastikan penyakit ini, maka dokter melakukan beberapa pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis. Pemeriksaan tersebut, antara lain:
-
Pemeriksaan neurologi, yang meliputi pergerakan otot, sistem saraf, dan sensorik.
-
Tes darah, untuk memeriksa jika terdapat infeksi tertentu.
-
Pemindaian, untuk melihat lokasi peradangan atau pembengkakan. Pemindaian meliputi foto rontgen, CT scan, EEG, atau MRI.
-
Pungsi lumbar. Proses ini mengambil sampel cairan serebrospinal dari celah tulang belakang untuk memeriksa jika terdapat bakteri tertentu. Tindakan ini tidak dapat dilakukan jika pengidap mengalami pembengkakan otak yang cukup parah, karena dapat membuat tekanan di otak memburuk.
Jika hasil tes lanjutan tidak dapat mengidentifikasi penyebab dan sumber infeksi, dokter mungkin menyarankan untuk dilakukannya biopsi.
Penanganan Apa yang Bisa Dilakukan?
Pengobatan abses otak dapat menggunakan obat antibiotik dan obat antijamur. Kondisi abses otak yang bisa diatasi menggunakan obat-obatan, antara lain:
-
Abses masih kecil, dan lebih kecil dari 2 cm.
-
Abses menyebar ke beberapa titik.
-
Abses ada di bagian otak paling dalam.
-
Pengidapnya mengalami meningitis.
-
Pasien mengalami hidrosefalus.
Jika pengidapnya memasuki tahap stabil, maka obat golongan diuretik juga bisa diberikan.
Baca Juga: Jangan Diabaikan Sinusitis, karena Berisiko Idap Abses Otak
Jika kondisi cukup berat, maka dibutuhkan penanganan berupa tindakan operasi. Biasanya operasi dibutuhkan pengidap yang memiliki abses lebih besar dari 2 cm, berisiko pecah di dalam otak atau memiliki unsur gas di dalamnya. Terdapat 2 jenis tindakan yang biasa digunakan, yaitu:
-
Simple aspiration. Metode pengobatan ini dilakukan dengan mengebor lubang kecil pada tengkorak agar nanah dapat keluar. Tindakan ini dilakukan dengan bantuan alat CT scan untuk memastikan titik abses tersebut.
-
Sementara tindakan craniotomy dilakukan dengan memotong sebagian kecil rambut di kulit kepala dan mengangkat sebagian kecil tulang tengkorak (flap) untuk membuka akses ke otak. Lalu, abses dibersihkan dan flap tulang dikembalikan ke posisi semula. Operasi ini memerlukan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 3 jam. Setelah tindakan operasi ini, pasien butuh istirahat penuh selama 6-12 minggu.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Otak, Ini Bedanya Radang Otak dan Abses Otak
Nah, kalau kamu punya masalah kesehatan, segera periksakan langsung di rumah sakit yang direkomendasikan Halodoc di sini. Penanganan tepat meminimalisir risiko kesehatan jangka panjang. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Yuk, download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan