Sering Aktivitas di Luar Ruangan, Hati-Hati Pterygium
Halodoc, Jakarta – Buat kamu yang lebih sering beraktivitas di luar ruangan, jangan lupa untuk memperhatikan kesehatan mata ya. Saat berada di ruangan terbuka, mata rentan sekali terkena debu dan asap kendaraan. Bahkan paparan sinar matahari juga bisa menyakiti mata, lho. Akibatnya kamu berisiko mengalami penyakit mata, salah satunya adalah pterygium. Yuk, ketahui penyakit ini lebih jauh, agar kamu bisa waspada pterygium.
Apa Itu Pterygium?
Pterygium dikenal juga dengan sebutan Surfer's Eye, karena penyakit mata ini lebih sering menyerang orang yang sering berada di luar ruangan, terutama peselancar. Kondisinya ditandai dengan tumbuhnya selaput pada permukaan bola mata, mulai dari bagian nasal mata (tepi mata yang dekat dengan hidung) dan bisa menyebar sampai ke tengah mata. Pterygium bisa terjadi pada salah satu mata atau kedua mata sekaligus. Bila terjadi pada kedua mata, kondisi ini disebut bilateral pterygium.
Pterygium termasuk penyakit non-kanker, sehingga jarang menyebabkan dampak yang serius. Tapi jika kamu membiarkannya saja dan tidak segera ditangani, pterygium lama kelamaan bisa menutupi pupil mata, sehingga mengganggu penglihatan pengidapnya.
Penyebab Pterygium
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan pterygium. Namun, beberapa peneliti menduga bahwa paparan sinar matahari, debu, asap, serta angin yang dapat membuat mata kering, bisa memicu timbulnya pterygium. Itulah mengapa penyakit mata ini lebih banyak terjadi pada mereka yang sering melakukan aktivitas di luar ruangan. Orang yang tinggal di area dengan iklim tropis atau kering, seperti di Indonesia, juga berisiko lebih tinggi mengalami pterygium.
Gejala Pterygium
Selain timbul selaput pada permukaan bola mata, pterygium juga biasanya disertai oleh gejala lain, sebagai berikut:
- Pandangan menjadi samar atau kabur
- Iritasi dan mata terasa gatal atau perih
- Mata merah
- Mata terasa berat dan seperti ada yang mengganjal bila pterygium sudah menyebar
Bila kamu merasakan gejala-gejala tersebut, kamu bisa langsung bertanya pada dokter lewat aplikasi Halodoc. Dengan memeriksa dan melakukan penanganan lebih dini, risiko pterygium menyebar dapat berkurang.
Cara Mengobati Pterygium
Pterygium tidak memerlukan penanganan khusus jika kondisinya masih tergolong ringan dan tidak mengganggu penglihatan. Namun, pengidap tetap disarankan untuk memeriksakan matanya secara rutin guna memantau perkembangannya.
Namun, bila pterygium sudah cukup parah dan mengganggu penglihatan, dokter mata biasanya akan memberimu rekomendasi obat seperti obat tetes mata yang mengandung steroid dan lubrikasi untuk meringankan gejala dan mencegah terjadinya peradangan.
Bila obat-obatan tersebut tidak mempan, dokter mata akan menyarankan operasi untuk mengangkat selaput yang ada di permukaan matamu. Operasi pengangkatan pterygium biasanya memakan waktu selama 30-45 menit. Prosesnya adalah pterygium akan diangkat dan bagian yang kosong akan diisi oleh konjungtiva (permukaan jaringan mata) atau membran amniotik (plasenta).
Namun, operasi pterygium juga memiliki efek samping, yaitu kornea mata jadi memiliki bekas luka atau goresan, dan permukaan kornea bisa menjadi tidak rata, sehingga menyebabkan pandangan menjadi kabur. Jadi, operasi pterygium hanya disarankan bila:
- Penanganan lain terbukti tidak efektif
- Kemampuan penglihatan pengidap mengalami penurunan
Cara Mencegah Pterygium
Jangan sampai pterygium terjadi, kamu bisa mencegahnya dengan melakukan cara-cara berikut:
- Setiap ingin beraktivitas di luar ruangan, jangan lupa menggunakan kacamata hitam
- Setelah berada di luar ruangan cukup lama, biarkan mata beristirahat di bawah tempat yang teduh
- Gunakan tetes mata atau air mata buatan untuk melembapkan mata
- Sebisa mungkin hindari debu, angin, dan asap
Baca juga: 7 Cara Mudah Dalam Menjaga Kesehatan Mata
Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan