Sendawa Terus? Mungkin Ini Penyebabnya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Januari 2020
Sendawa Terus? Mungkin Ini PenyebabnyaSendawa Terus? Mungkin Ini Penyebabnya

Halodoc, Jakarta – Sendawa adalah hal yang normal terjadi, terutama setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Sendawa merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan gas berlebih secara alami. Proses keluarnya gas dari tubuh adalah hal yang baik, sebab bertumpuknya gas di dalam tubuh atau perut bisa menyebabkan gejala kembung dan nyeri pada area perut.

Munculnya gas di dalam perut bisa terjadi karena udara yang tertelan bersamaan dengan masuknya makanan atau minuman. Saat udara tidak sengaja tertelan, maka gas yang terkandung dalam udara tersebut (seperti nitrogen dan oksigen) akan didorong kembali ke atas perut menuju kerongkongan. Setelah itu, udara akan secara alami keluar dari mulut dalam bentuk sendawa. Selain karena kebiasaan makan, sendawa ternyata juga bisa dipicu oleh gangguan kesehatan. Apa saja?

Baca juga: Perlunya Bersendawa Setelah Makan

Gangguan Kesehatan yang Ditandai dengan Sendawa

Sendawa terjadi sebagai proses mengeluarkan gas dari tubuh. Umumnya, gas berasal dari udara yang masuk ke tubuh akibat berbicara sambil makan, makan terlalu cepat, atau mengonsumsi minuman bersoda. Selain kebiasaan-kebiasaan tersebut, sendawa ternyata juga bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan. Waspadai sendawa yang terjadi secara tidak normal.

Jika terjadi secara berlebihan, sendawa bisa saja menjadi gejala awal dari penyakit tertentu, seperti:

  1. Maag

Maag atau radang lambung umumnya terjadi karena peningkatakan jumlah asam lambung di perut, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti sakit, mulas, dan perih. Kondisi ini juga bisa memicu terjadinya sendawa terus-menerus, bahkan disertai mual dan muntah.

Baca juga: Sendawa Berlebihan Disertai Gejala-gejala Ini, Segera ke Dokter

  1. Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD)

Maag dan GERD adalah dua hal yang berbeda. Jika maag adalah naiknya asam lambung, maka GERD adalah aliran balik asam lambung ke kerongkongan. Kondisi ini menyebabkan luka di kerongkongan, yang dalam jangka waktu panjang bisa mengakibatkan kanker kerongkongan. Selain menyebabkan sakit dada, mengi, nyeri ulu hati, mulut teras asam dan pahit, kesulitan menelan, bau napas tidak sedap, GERD juga dapat ditandai dengan kembung dan sendawa terus-menerus.

  1. Sindrom Iritasi Usus

Sendawa berlebih juga bisa menjadi tanda dari sindrom iritasi usus alias Irritable bowel syndrome (IBS). Penyakit ini terjadi karena adanya iritasi bersifat umum pada usus besar. Selain sendawa, penyakit ini juga seringnya ditandai dengan gejala, seperti kram perut, nyeri perut, kembung, dan perubahan pola buang air besar (diare atau konstipasi).

  1. Infeksi Bakteri

Gangguan pencernaan, yang bisa memicu gejala sendawa juga bisa terjadi karena infeksi bakteri. Sendawa berlebihan bisa saja muncul karena infeksi virus Helicobacter pylori (H. pylori). Jenis bakteri ini cukup sering ditemukan pada sistem pencernaan dan bisa memicu gangguan kesehatan.

  1. Konsumsi Makanan

Sendawa terus juga bisa terjadi akibat konsumsi makanan tertentu, termasuk makanan asam, minuman bersoda, cokelat atau sayuran tertentu seperti bawang merah, kecambah, dan kacang. Konsumsi obat tertentu juga dapat menyebabkan efek samping berupa sendawa terus-menerus, seperti obat diabetes, obat pencahar, dan obat penghilang nyeri.

Baca juga: Sendawa Terus? Mungkin Ini Penyebabnya

Meski terlihat sepele, sendawa berlebih sebaiknya tidak diabaikan begitu saja. Apalagi jika sendawa sudah terjadi dalam jangka waktu pajang dan tidak kunjung membaik. Segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit atau sampaikan gejala-gejala awal terlebih dahulu pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2020. Why Am I Burping?
Healthline. Diakses pada 2020. Is Excessive Burping Something to Worry About?
Kids Health. Diakses pada 2020. Why Do I Burp?