Selain Kulit, Nekrolisis Epidermal Toksik Serang Bagian Ini
Halodoc, Jakarta - Nekrolisis epidermal toksik adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kulit melepuh dan mengelupas. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi obat, sering kali antibiotik atau obat antikonvulsan. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja yang sedang mengonsumsi obat-obatan, semua umur dan jenis kelamin, meski umumnya terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria.
Selain penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Stevens-Johnson ini bisa terjadi karena infeksi virus, seperti virus herpes baik herpes simplex maupun herpes zoster, HIV, hepatitis A, dan pneumonia. Kondisi ini semakin berisiko pada orang-orang yang memiliki imunitas rendah dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
Nekrolisis epidermal toksik berkembang pada minggu pertama penggunaan antibiotik hingga 2 bulan setelah memulai antikonvulsan. Untuk sebagian besar obat, gejala awal terjadi dalam beberapa hari hingga 1 bulan. Sebelum ruam muncul, biasanya ada penyakit prodromal dengan durasi beberapa hari menyerupai infeksi saluran napas atas atau mirip dengan flu.
Baca juga: Idap Nekrolisis Epidermal Toksik, Ini Dampaknya Bagi Tubuh
Gejala ini termasuk demam, radang tenggorokan, kesulitan menelan, hidung berair dan batuk, mata merah dan konjungtivitis, dan nyeri di sekujur tubuh. Kemudian, timbul ruam kulit berwarna merah diikuti dengan rasa nyeri yang dimulai pada batang tubuh dan meluas dengan cepat selama beberapa jam ke wajah dan anggota tubuh lainnya. Batas maksimal penyebarannya adalah selama 4 (empat) hari.
Bagian Tubuh yang Terinfeksi
Lesi kulit pada penyakit nekrolisis epidermal toksik berupa makula atau bintik datar, merah, dan mirip campak atau berwarna ungu, tetapi bisa juga melepuh atau lembek. Lepuh kemudian bergabung untuk membentuk lembaran pada kulit, terasa perih dan mengelupas. Selain kulit, gangguan kesehatan ini juga menyerang bagian tubuh lainnya, seperti:
-
Mata - konjungtivitis, ulserasi kornea yang lebih jarang, uveitis anterior. Ini ditandai dengan mata merah, pegal, lengket, dan sensitif terhadap cahaya.
-
Bibir atau mulut - stomatitis. Ini ditandai dengan bibir merah berkerak, sariawan yang terasa menyakitkan.
-
Faring, kerongkongan - menyebabkan kesulitan makan dan menelan.
-
Area genital dan saluran kemih - retensi urine dan borok.
-
Saluran pernapasan atas - trakea dan bronkus, ditandai batuk dan gangguan pernapasan.
-
Saluran pencernaan - diare.
-
Organ lainnya, seperti hati, ginjal, paru, sumsum tulang, dan sendi.
Baca juga: Ini 3 Fakta Seputar Nekrolisis Epidermal Toksik
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, nekrolisis epidermal toksik bisa berujung pada komplikasi serius. Selama fase akut, komplikasi yang berpotensi fatal termasuk dehidrasi dan malnutrisi akut, infeksi kulit, selaput lendir, paru-paru (pneumonia), septikemia atau keracunan darah, sindrom gangguan pernapasan akut, ulserasi gastrointestinal, perforasi, dan syok, serta gagal organ multipel termasuk gagal ginjal.
Jadi, kapan saja kamu mendapati atau merasakan gejala yang tidak biasa pada tubuh, termasuk nekrolisis epidermal toksik, jangan dibiarkan. Segera tanyakan pada dokter sebelum gejala semakin memburuk dan kamu bisa mendapatkan penanganan.
Baca juga: Kenali Prosedur Diagnosis Nekrolisis Epidermal Toksik
Supaya kamu tidak perlu mengantre terlalu lama hanya untuk bertanya jawab, kamu bisa download aplikasi Halodoc di ponsel kamu. Aplikasi Halodoc bisa kamu pakai kapan saja untuk bertanya pada dokter spesialis, membeli obat dan vitamin, juga melakukan cek kesehatan rutin.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan