Selain Kebiasaan Merokok, Ini 6 Faktor Risiko Fibrosis Paru
Halodoc, Jakarta - Siapa sih yang tidak tahu bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatan? Rasanya semua tentu sudah tahu, ya. Salah satu bahaya yang ditimbulkan rokok adalah gangguan pernapasan, tepatnya pada paru-paru. Seperti penyakit fibrosis paru misalnya, yang merupakan satu dari sekian banyak gangguan kesehatan yang rentan dialami perokok. Namun, selain kebiasaan merokok, adakah faktor risiko fibrosis paru lain yang mungkin selama ini disepelekan?
Fibrosis paru adalah penyakit paru yang terjadi ketika jaringan paru rusak dan terluka. Jaringannya pun menjadi kaku dan keras, sehingga sulit bagi paru-paru untuk bekerja semestinya. Semakin parah fibrosis yang dialami, pengidapnya akan semakin kesulitan bernapas. Luka fibrosis paru bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun, pada umumnya dokter tidak bisa menentukan satu penyebab tunggalnya. Ketika dokter tidak tahu secara pasti apa penyebabnya, kondisi ini disebut fibrosis paru idiopatik.
Baca juga: Kenalan dengan Fibrosis Paru yang Juga Mematikan
Ketika mengalami fibrosis paru, pengidapnya akan mengalami gejala berupa:
- Napas terengah-engah.
- Batuk kering.
- Lemas.
- Berat badan menurun tanpa sebab.
- Nyeri otot dan sendi.
- Ujung jari kaki dan tangan membengkak.
Perkembangan fibrosis paru dan keparahannya berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang kondisinya langsung parah, ada juga yang penyakitnya menggerogoti pelan-pelan dalam waktu beberapa bulan hingga tahun. Pengidap tertentu mungkin mengalami gejala yang terus bertambah parah, misalnya sulit bernapas selama beberapa hari atau minggu.
Hal-Hal Selain Rokok yang Juga Meningkatkan Risiko
Dalam beberapa kasus, fibrosis paru dapat tidak diketahui penyebabnya. Namun, kebiasaan merokok merupakan salah satu hal yang kerap dianggap sebagai ‘biang keladi’. Padahal, ada beberapa hal lain yang mungkin, tanpa disadari, bisa memicu terjadinya fibrosis paru. Hal-hal yang dimaksud adalah:
- Terpapar polusi dari lingkungan, termasuk silika dan debu besi, bakteri, asap, dan lain-lain.
- Penggunaan obat-obatan tertentu.
- Riwayat fibrosis paru dalam keluarga.
- Penyakit refluks asam lambung (maag atau GERD).
- Pengidap emfisema.
- Menjalani pengobatan kanker, terutama radiasi di area dada dan obat-obatan kemoterapi.
Baca juga: Harus ke Dokter, Ini Cara Diagnosis Fibrosis Paru
Pilihan Pengobatan yang Dapat Dijalani
Belum ada obat yang bisa menyembuhkan fibrosis paru sepenuhnya. Pengobatan tertentu hanya bisa membantu meringankan gejala serta meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Dokter akan mengevaluasi kondisi untuk menentukan perawatan terbaik. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin diberikan dokter adalah:
1. Obat-Obatan
Dokter mungkin menawarkan obat-obatan generasi baru seperti pirfenidone (Esbriet) and nintedanib (Ofev). Obat-obatan ini mampu memperlambat fibrosis paru idiopatik. Namun, obat-obatan bisa memberikan efek samping seperti mual, muntah, hingga munculnya ruam.
2. Terapi Oksigen
Terapi oksigen tidak bisa menghentikan kerusakan paru sepenuhnya. Namun, bisa membantu pengidapnya untuk:
- Bernapas lebih lancar.
- Mengurangi risiko komplikasi dari kekurangan oksigen dalam darah.
- Mengurangi tekanan darah di sisi kanan jantung
- Meningkatkan kualitas tidur dan rasa nyaman
Pengidap fibrosis paru mungkin harus menggunakan oksigen saat tidur atau berolahraga, sedangkan sebagian orang harus menggunakannya tanpa henti sepanjang hari. Karena itu, saat ini sudah banyak tabung oksigen yang mudah dibawa ke mana saja.
3. Rehabilitasi Paru
Rehabilitasi paru dilakukan untuk membantu pengidap untuk mengendalikan gejala dan meningkatkan kenyamanan beraktivitas sehari-hari. Hal-hal yang dilakukan antara lain:
- Olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan ketahanan.
- Melatih teknik pernapasan untuk membantu kerja paru.
- Konseling ahli gizi.
- Edukasi soal penyakit.
Baca juga: Bisa Sembuh, 4 Pengobatan Fibrosis Paru
Itulah sedikit penjelasan tentang fibrosis paru. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan