Selain Antibiotik, Ini 4 Cara Obati Disentri
Halodoc, Jakarta – Disentri merupakan sebuah infeksi yang menyerang usus dan menyebabkan pengidapnya mengalami diare yang terkadang disertai juga dengan darah atau lendir. Umumnya, kondisi ini akan berlangsung selama 4 sampai 7 hari yang tergantung pada penyebab dan kondisi tubuh pengidapnya. Disentri yang menyerang seseorang biasanya ditandai dengan kram perut, mual dan muntah, serta demam.
Baca juga: Poop Anak Berdarah, Si Kecil Kena Disentri?
Penyakit ini tergolong umum dan sering terjadi di lingkungan yang memiliki sanitasi buruk. Salah satu faktor yang bisa meningkatkan penyebaran disentri adalah tidak menjaga kebersihan diri, misalnya tidak mencuci tangan setelah dari toilet atau sebelum makan dan beraktivitas. Jika dilihat dari penyebabnya, disentri dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:
-
Disentri Bakteri
Seperti namanya, jenis disentri yang satu ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk ke dalam tubuh atau usus. Jenis disentri yang satu ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, seperti Campylobacter, E-coli, Salmonella, serta bakteri Shigella.
-
Disentri Ameba
Jika disentri bakteri terjadi karena adanya infeksi bakteri, disentri ameba disebabkan oleh ameba yang menyerang tubuh. Ameba adalah parasit bersel, di mana jenis ameba yang menjadi penyebab disentri bernama Entamoeba histolytica.
Salah satu cara mengobati disentri yang banyak diketahui adalah dengan pemberian antibiotik. Tapi sebenarnya, antibiotik baru akan diresepkan dokter jika disentri yang menyerang bersifat parah dan berpotensi menyebabkan kondisi yang lebih buruk. Sayangnya, pemberian antibiotik berisiko membuat bakteri penyebab disentri menjadi kebal terhadap jenis obat tersebut.
Selain pemberian antibiotik, ada cara pengobatan lain yang bisa dilakukan, terutama jika disentri yang menyerang masih bersifat ringan. Apa saja?
1. Cukup Istirahat
Disentri bakteri yang bersifat ringan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. kondisi tubuh bisa menjadi lebih baik dengan istirahat yang cukup dan menjaga asupan cairan tubuh. Saat mengalami disentri, pastikan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan sering minum, meski dalam jumlah sedikit.
Baca juga: Bukan Demam Biasa, Anak Kena Disentri Jangan Diabaikan
2. Cairan Oralit
Pada beberapa kondisi, orang yang mengalami disentri mungkin membutuhkan asupan cairan oralit. Cara pengobatan ini biasanya dibutuhkan pada pengidap disentri yang berusia lanjut, atau rentan mengalami dehidrasi. Cairan oralit berfungsi untuk mengganti garam, gula, dan mineral yang hilang dari tubuh akibat dehidrasi. Tapi, cairan oralit sebenarnya hanya berperan dalam mengatasi dehidrasi akibat diare, bukan mengobati diare.
3. Makanan Padat dan Ringan
Selain menjaga asupan cairan tubuh, saat mengalami disentri juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan padat dan ringan dalam porsi kecil. Meski penting untuk memasukkan makanan ke tubuh selama diare, namun hindari mengonsumsi jenis makanan berat, berlemak, dan pedas.
4. Obat Bebas
Mengatasi disentri juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas di pasar. Biasanya, jenis obat bebas yang digunakan untuk mengatasi gangguan ini adalah obat untuk meredakan kram perut dan diare serta obat pereda nyeri dan demam. Tapi perlu diperhatikan, jangan mengonsumsi jenis obat yang bisa memperlambat kinerja usus, karena hanya akan memperparah gejala disentri yang muncul.
Baca juga: Awas, Disentri Sebabkan 5 Komplikasi Ini
Jika kamu ragu, coba tanya dokter di aplikasi Halodoc untuk mengetahui jenis obat yang aman dan bisa mengatasi disentri ringan. Setelahnya, kamu bisa membeli obat yang diresepkan hanya dengan satu aplikasi. Selain terpercaya, beli obat di Halodoc juga lebih mudah karena pesanan akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!