Sebelum Hamil, Ketahui Penyebab Blighted Ovum
Halodoc, Jakarta – Blighted ovum atau kehamilan kosong (anembrionik) adalah kehamilan yang tidak mengandung embrio meskipun terjadi pembuahan dalam rahim. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab umum terjadinya keguguran, terutama pada tiga bulan pertama kehamilan. Ini karena saat tubuh mendeteksi adanya kehamilan tidak normal, tubuh akan secara alamiah menghentikan kehamilan dan menyebabkan keguguran.
Bagaimana Diagnosis Blighted Ovum Dilakukan?
Blighted ovum didiagnosis melalui USG kehamilan. Tindakan ini bertujuan untuk memastikan kantong kehamilan yang telah terbentuk berisi embrio atau tidak. Sebab, kehamilan kosong juga memiliki tanda dan gejala seperti kehamilan normal, termasuk ditandai dengan peningkatan kadar hormon kehamilan, yakni hormon hCG (human chorionic gonadotropin). Hormon tersebut dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya bisa terus bertambah meskipun embrio tidak berkembang.
Lantas, apakah terdapat tanda dan gejala blighted ovum yang perlu diwaspadai? Tentu ada, yakni berupa kram pada perut, keluar bercak perdarahan melalui Miss V, dan keluar perdarahan pada saat terjadi keguguran spontan.
Apa Saja Penyebab Blighted Ovum?
Meski belum diketahui secara pasti, para ahli menduga bahwa blighted ovum disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah:
1. Kelainan Kromosom
Blighted ovum biasanya terjadi akibat adanya kelainan kromosom pada janin yang sedang berkembang. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan, hampir 60 persen kasus kehamilan kosong disebabkan oleh kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sel sperma. Dalam banyak kasus, telur atau embrio memiliki ekstra kromosom (lebih dari jumlah kromosom normal, yaitu 46), atau justru kehilangan kromosom.
2. Kualitas Ovum dan Sperma
Kualitas ovum dan sperma juga bisa memicu terjadinya blighted ovum. Ini karena kualitas ovum dan sperma yang rendah menyebabkan pembelahan sel tidak sempurna. Kombinasi antara kelainan kromosom dan pembelahan sel tidak sempurna inilah yang memicu tubuh berhenti melanjutkan proses kehamilan sehingga embrio tidak berkembang dalam kantung kehamilan. Penurunan kualitas ovum dan sperma ini bisa terjadi akibat bertambahnya usia.
3. Infeksi Penyakit
Misalnya, infeksi rubella, infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus/CMV dan herpes simpleks), kelainan imunologi, serta sakit kencing manis atau diabetes melitus yang tidak terkendali.
4. Faktor Lain
Faktor lain yang juga bisa memicu terjadinya blighted ovum adalah rendahnya kadar hormon plasenta beta-hCG (human chorionic gonadotropin), serta faktor imunologis (terbentuknya antibodi terhadap janin).
Setelah Mengalami Blighted Ovum, Kapan Bisa Hamil Lagi?
Meski tidak bisa dicegah, blighted ovum biasanya hanya terjadi satu kali. Itu mengapa wanita yang pernah mengalami blighted ovum bisa tetap hamil dengan baik pada kehamilan selanjutnya. Namun, beberapa dokter menyarankan agar kamu menunggu 1–3 siklus menstruasi normal untuk merencanakan kehamilan kembali. Jika keguguran tetap terjadi di kehamilan berikutnya, segeralah berbicara pada dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan cara penanganan yang tepat.
Itulah beberapa hal tentang penyebab blighted ovum yang perlu diketahui sebelum hamil. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar blighted ovum, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc kapan saja dan dimana saja melalui fitur Contact Doctor via Chat, dan Video/Voice Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan