Sebabkan Kerusakan Organ Permanen, Kenali Gejala Pankreatitis Kronis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Maret 2019
Sebabkan Kerusakan Organ Permanen, Kenali Gejala Pankreatitis KronisSebabkan Kerusakan Organ Permanen, Kenali Gejala Pankreatitis Kronis

Halodoc, Jakarta – Pankreatitis kronis adalah peradangan pankreas yang berpotensi sebabkan kerusakan permanen. Pankreatitis kronis berbeda dengan pankreatitis akut yang bersifat jangka pendek. Pasalnya pankreatitis kronis merupakan peradangan pankreas dalam jangka panjang hingga menyebabkan perubahan struktur organ.

Baca Juga: 6 Penyakit yang Sering Terjadi pada Pankreas

Perubahan jaringan ditandai dengan munculnya fibrosis dan kalsifikasi yang bisa menyumbat saluran kelenjar pankreas. Apabila saluran pankreas tersumbat, aliran enzim dan hormon pankreas rentan terganggu hingga menyulitkan pencernaan dan kontrol gula dalam tubuh. Maka itu, pankreatitis kronis yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan komplikasi berupa malnutrisi, diabetes, hingga kanker pankreas.

Kenali Gejala Pankreatitis Kronis

Gejala khas pankreatitis adalah nyeri perut berulang dan gangguan pencernaan lainnya. Nyeri muncul akibat pankreatitis kronis menyebar ke punggung, yang semula terjadi di perut bagian tengan atau keri. Rasa nyeri bisa hilang timbul atau menetap berhari-hari dan disertai dengan rasa panas. Biasanya nyeri muncul setelah makan. Selain nyeri, gejala lain pankreatitis kronis yang perlu diwaspadai adalah:

  • Diare dengan feses bau dan bertekstur berminyak.
  • Nafsu makan menurun.
  • Mual dan muntah.
  • Muncul gejala diabetes seperti badan lelah, frekuensi buang air kecil meningkat, dan sering haus.
  • Sakit kuning (jaundice).
  • Perdarahan dan penyumbatan pada usus.
  • Munculnya cairan pankreas pada perut (abdomen).

Baca Juga: 6 Tanda Alami Gangguan Kesehatan pada Pankreas

Penyebab dan Faktor Risiko Pankreatitis Kronis

Kebanyakan kasus pankreatitis kronis terjadi akibat konsumsi minuman beralkohol dalam jangka panjang. Penyebab lainnya adalah kondisi autoimun, faktor genetik, kebiasaan merokok, penyempitan saluran pankreas, malnutrisi, efek samping konsumsi obat, dan tingginya konsentrasi trigliserida (salah satu jenis lemak) dalam darah.

Riwayat keluarga dengan pankreatitis kronis, berjenis kelamin laki-laki, berusia 30-40 tahun, riwayat operasi di bagian perut, dan terlalu banyak kadar kalsium dalam darah juga berisiko mengidap pankreatitis kronis.

Begini Cara Pengobatan Pankreatitis Kronis

Tujuan pengobatan pankreatitis kronis adalah mengurangi nyeri, biasanya menggunakan obat penahan sakit non-narkotik. Pada kasus yang langka, operasi diperlukan jika nyeri tidak bisa dikendalikan dengan konsumsi obat. Operasi bertujuan untuk membilas saluran penghubung pankreas dan saluran empedu, serta mengganti enzim pencernaan dan insulin yang biasanya dibuat oleh pankreas.

Enzim pankreas berbentuk tablet dan dikonsumsi bersama makanan dan camilan. Sedangkan pankreas diberikan dalam bentuk suntikan untuk mengatur kadar gula dalam darah. Bila penyerapan tubuh buruk, dokter memberikan suplemen vitamin A, D, dan K.

Selain pengobatan di atas, pengidap pankreatitis kronis dianjurkan mengubah gaya hidup. Misalnya:

  • Konsumsi makanan rendah lemak dan makanan bergizi seimbang.
  • Konsumsi suplemen vitamin larut lemak, suplemen kalsium, dan tablet enzim pankreatitis yang diresepkan dokter.
  • Hubungi dokter jika gejala memburuk, seperti demam tak kunjung membaik dan sakit perut parah, atau muncul efek samping.

Baca Juga: Pecandu Minol Rentan Kena Pankreatitis Akut, Benarkah?

Itulah gejala pankreatitis kronis yang perlu diwaspadai. Kalau kamu mengalami gejala serupa, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!