Schistosomiasis Dapat Sebabkan Pembengkakan Hati, Ini Alasannya
Halodoc, Jakarta - Parasit schistosoma yang dapat menyebabkan schistosomiasis terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya parasit S. mansoni, parasit S. mekongi, parasit S. intercalatum, parasit S. Haematobium, dan parasit S.japonicum yang ditemukan pada siput di dalam air tawar. Jika parasit-parasit tersebut terdapat dalam tubuh, organ ginjal, hati, usus, jantung, saraf otak, kandung kemih, serta paru-paru akan mengalami kerusakan. Jika hal tersebut sampai terjadi, komplikasi seperti schistosomiasis tidak bisa dihindari.
Baca juga: Dampak Ukuran Hati Bengkak Melebihi Ukuran Normal
Schistosomiasis Dapat Sebabkan Pembengkakan Hati, Benarkah?
Schistosomiasis yang tidak mendapatkan penanganan dengan segera akan menimbulkan komplikasi berupa pembengkakan hati. Kondisi ini dikenal dengan hepatosplenomegali yang akan menyebabkan organ hati tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Selain pembengkakan hati, komplikasi yang muncul akibat schistosomiasis, antara lain:
-
Gagal ginjal kronis, yaitu kondisi yang terjadi saat fungsi ginjal mengalami penurunan secara bertahap.
-
Kanker kandung kemih, yaitu tumor ganas yang terjadi pada kandung kemih yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang abnormal.
-
Adanya penyumbatan pada hati dan kandung kemih.
-
Hipertensi pulmonal, yaitu jenis tekanan darah tinggi yang mengenai pembuluh darah arteri pada organ sisi kanan jantung dan paru-paru.
-
Mengalami kerusakan hati kronis.
-
Mengalami infeksi darah secara berulang.
-
Mengalami kesulitan buang air kecil.
-
Mengalami peradangan pada usus besar (kolon).
Komplikasi terparah dapat menyebabkan pengidapnya kehilangan nyawa. Untuk itu, segera diskusikan dengan dokter ahli pada aplikasi Halodoc jika kamu menemukan gejala-gejalanya. Dokter akan memberitahu kamu langkah selanjutnya, serta prosedur apa yang harus kamu jalani untuk menangani schistosomiasis.
Baca juga: Mengenal Hepatosplenomegali, Pembengkakan Limpa dan Hati Secara Bersamaan
Ini Gejala yang Muncul pada Pengidap Schistosomiasis
Gejala biasanya baru akan muncul setelah beberapa bulan atau beberapa tahun pengidap terpapar parasit. Gejala juga dapat muncul sesaat setelah terpapar, gejala meliputi ruam kulit, benjolan pada kulit yang terkena, gatal, serta iritasi kulit. Gejala yang muncul beberapa bulan setelah terpapar parasit, meliputi demam tinggi, pusing, menggigil, tidak enak badan, diare, batuk, nyeri otot, nyeri perut, nyeri sendi, serta munculnya ruam pada kulit.
Jika schistosomiasis sudah memasuki pada tahap parah, gejala yang muncul meliputi urine dan feses yang disertai dengan darah, pembengkakan pada ginjal, napas pendek, nyeri dada, mudah merasa lelah, lumpuh, kejang, jantung berdebar, peradangan pada saraf tulang belakang, serta adanya kerusakan pada organ hati, kandung kemih, usus, atau paru-paru. Jika gejala muncul, segera diskusikan dengan dokter ahli pada aplikasi Halodoc guna mendapat penanganan yang tepat.
Baca juga: Hati-Hati, Pembengkakan Otak Bisa Terjadi karena 6 Hal Ini
Jangan Sampai Mengidap Schistosomiasis, Begini Langkah Pencegahannya
Satu-satunya langkah penanganan yang dapat kamu lakukan adalah menghindari kontak dengan air tawar yang berpotensi mengandung parasit. Jika kamu mengalami kondisi ketika harus berhadapan dengan banyak air, begini langkah pencegahan yang dapat kamu lakukan:
-
Gunakan celana dan sepatu boots saat berjalan di air.
-
Jangan berenang atau bermain di air tawar.
-
Hindari kontak dengan siput yang berada di air tawar.
-
Jika kamu terkena air yang berpotensi menyebabkan parasit, segera bersihkan bagian kulit yang terkena air.
-
Rebus air hingga matang sebelum dikonsumsi.
Penyakit ini biasanya dapat dengan mudah ditangani dengan mengonsumsi obat anti cacing. Jadi, jika kamu memiliki kecurigaan telah terkontaminasi oleh parasit, segera bersihkan bagian tubuh kamu dengan sabun antiseptik guna mencegah terjadinya komplikasi yang membahayakan, ya! Jaga selalu kesehatan dan kebersihan tubuhmu di mana pun kamu berada.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan