Sama-Sama Gangguan pada Tulang, Ini Bedanya Osteofit dan Osteomielitis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 April 2019
Sama-Sama Gangguan pada Tulang, Ini Bedanya Osteofit dan OsteomielitisSama-Sama Gangguan pada Tulang, Ini Bedanya Osteofit dan Osteomielitis

Halodoc, Jakarta - Sendi dan tulang harus dijaga kesehatannya, seperti halnya kamu menjaga kesehatan bagian tubuh yang lain. Pasalnya, terjadinya masalah pada sendi maupun tulang bisa berakibat fatal, dan kondisi tersebut seringnya disebabkan karena kebiasaan buruk yang bahkan kamu tidak menyadari pernah melakukannya.

Tulang melengkung menjadi kelainan sendi dan tulang yang sangat sering terjadi, terlebih pada remaja dan dewasa muda. Namun, masih ada jenis gangguan tulang lain yang rentan mengancam kesehatan dan kekuatan tulang, yaitu osteofit dan ostomielitis. Sebenarnya, apa beda keduanya?

Osteofit

Osteofit adalah munculnya tulang baru yang halus atau disebut bone spur. Pertumbuhannya terjadi seiring waktu dan seringnya tidak memunculkan gejala. Tetapi, rasa sakit bisa muncul jika pertumbuhan tulang ini mengenai struktur tulang lainnya, atau pertumbuhannya membatasi gerakan pada sendi. Penyebab osteofit paling umum adalah osteoarthritis.

Baca juga: 5 Penanganan Medis Dislokasi Sendi

Osteofit muncul sebagai bentuk respons tubuh terhadap gangguan yang terjadi di sekitar sendi. Gangguan tulang ini bisa terjadi di tulang bagian mana saja, termasuk tangan, bahu, leher, tulang belakang, pinggul, lutut, dan tumit.

Penyebab paling umum adalah kerusakan sendi akibat dari osteoarthritis atau penyakit sendi yang sifatnya degeneratif. Bantalan antara persendian dan tulang belakang bisa terkikis dan menipis seiring bertambahnya usia.

Tidak hanya itu, lupus, asam urat, dan artritis rheumatoid juga termasuk gangguan sendi dan tulang yang turut merusak sendi dan menyebabkan terjadinya osteofit. Sering kali, bone spur terbentuk sebagai akibat cedera pada sendi atau tendon. Ketika tubuh mengira terjadi kerusakan tulang, secara alami tubuh mencoba merespons dengan membentuk tulang baru pada bagian yang terluka.

Penyebab lainnya termasuk tulang terlalu sering digunakan untuk aktivitas, faktor genetik, diet berlebihan, kegemukan, cacat bawaan, penyempitan tulang belakang. Gejala umumnya tidak tampak, sehingga dibutuhkan bantuan pemeriksaan lanjutan, seperti rontgen. Jika pertumbuhan tulang menekan saraf, sehingga timbul rasa nyeri dan mati rasa, serta kejang otot.

Baca juga: Pola Hidup Sehat Dapat Cegah Osteofit, Ikuti Langkahnya

Osteomielitis

Sementara itu, osteomielitis merupakan infeksi pada tulang yang jarang terjadi, tetapi bisa sangat serius. Infeksi pada tulang bisa terjadi melalui 2 (dua) cara, yaitu infeksi yang terkadang mengeluarkan nanah, pada satu bagian tubuh dan menyebar melalui aliran darah menuju tulang, atau fraktur terbuka maupun pembedahan yang bisa membuat tulang terkena infeksi.

Pada sebagian besar kasus, osteomielitis terjadinya karena infeksi bakteri jenis Staphylococcus aureus. Risiko semakin meningkat apabila seseorang turut memiliki kondisi medis tertentu, misalnya diabetes.

Pada anak, terjadinya kelainan tulang ini biasanya bersifat akut, datang dengan sangat cepat. Tetapi, gangguan ini bisa lebih mudah diatasi dan secara keseluruhan lebih baik dibandingkan dengan osteomielitis yang sifatnya kronis. Bagian tubuh yang sering kali terserang adalah tulang lengan atau kaki.

Pada orang dewasa, gangguan tulang ini bersifat akut maupun kronis. Mereka yang memiliki riwayat HIV, diabetes, maupun penyakit pembuluh darah perifer lebih berisiko mengalami fase kronis dan sering kambuh meski sudah dilakukan pengobatan.

Bagian tubuh yang sering terinfeksi adalah panggul atau tulang belakang, bisa juga terjadi pada kaki. Pencegahannya bisa dengan perawatan setelah pembedahan terutama akibat patah tulang terbuka harus  ditangani dengan benar.

Baca juga: Ketahui Pola Makan yang Tepat Bagi Pengidap Osteomielitis

Itu tadi perbedaan antara osteofit dan osteomielitis yang perlu kamu ketahui. Gangguan pada sendi dan tulang sering datang tanpa gejala dan bisa terdeteksi setelah masuk pada tahap akut. Jadi, kamu harus bisa mengenali gejalanya sedini mungkin.

Kalau belum tahu, kamu bisa kok bertanya pada dokter. Tidak perlu ke klinik, kamu bisa download dan pakai aplikasi Halodoc dengan memilih menu Tanya Dokter. Jika ingin beli obat, vitamin, atau cek lab, lewat aplikasi Halodoc juga bisa, kok!