Sakit Kepala Susah Hilang, Waspada Hematoma Subdural

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   31 Oktober 2019
Sakit Kepala Susah Hilang, Waspada Hematoma SubduralSakit Kepala Susah Hilang, Waspada Hematoma Subdural

Halodoc, Jakarta - Ketika hobi melakukan olahraga atau aktivitas fisik lain yang dapat menyebabkan adanya cedera fisik, cedera kepala merupakan salah satu konsekuensi yang umum terjadi. Jika sudah kepala yang terkena, hal tersebut dapat menyebabkan trauma kepala yang berujung pada gangguan kesehatan serius. Kondisi ini merujuk pada hematoma subdural yang merupakan salah satu jenis trauma kepala berat yang harus diwaspadai.

Baca juga: Benturan Keras Bisa Sebabkan Hematoma Subdural?

Hematoma subdural merupakan kondisi yang terjadi ketika terjadi pendarahan di antara dua lapisan otak, yaitu lapisan arachnoid dan lapisan dura. Kondisi ini lebih akrab disapa dengan pendarahan otak yang terjadi dengan volume darah yang keluar sangat banyak. Pengidap kondisi ini akan mengalami peningkatan tekanan pada otak, sehingga kerusakan jaringan otak yang membahayakan nyawa bisa saja terjadi.

Sakit Kepala Susah Hilang, Jadi Tanda Hematoma Subdural

Pendarahan pada otak ini dapat terjadi karena hantaman atau benturan yang cukup keras pada kepala. Kondisi ini akan menyebabkan sakit kepala yang susah hilang pada pengidapnya. Gejala yang muncul pun akan tergantung pada seberapa parah cedera yang dialami, bahkan gejala bisa saja muncul beberapa minggu setelah cedera terjadi.

Selain sakit kepala yang terus-menerus, pendarahan pada otak ini ditandai dengan gejala seperti muntah-muntah, penurunan tingkat kesadaran, sakit kepala, amnesia, kejang-kejang, kesulitan berjalan, mengalami perubahan kepribadian, serta bicara melantur.

Berbeda dengan bayi, hematoma subdural yang terjadi pada bayi akan ditandai dengan sejumlah gejala yang mencakup lingkar kepala bertambah besar, sulit makan, mengantuk dan lesu, kejang pada seluruh bagian tubuh, muntah terus-menerus, dan mudah rewel.

Baca juga: Beda Epidural Hematoma dan Subdural Hematoma

Hematoma dalam kasus yang parah bisa saja menyebabkan kematian. Pada kondisi ini, gejala yang muncul dapat meliputi stroke, tumor, demensia, atau adanya masalah lain pada otak. Apalagi, jika kamu baru saja mengalami cedera pada kepala dan mengakibatkan pendarahan luar kepala yang ditandai dengan luka terbuka.

Untuk itu, segera temui dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut. Biasanya, gejala tidak akan langsung terlihat sampai adanya perubahan fisik, mental dan emosional. Jika sejumlah gejala ditemui, silahkan langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat untuk mendeteksi adanya gangguan hematoma subdural, sehingga langkah penanganan tepat dapat langsung dilakukan. 

Baca juga: 10 Jenis Hematoma, Kumpulan Darah Abnormal di Luar Pembuluh Darah

Komplikasi yang Akan Terjadi pada Hematoma Subdural

Ada dua kondisi yang dapat terjadi pada pengidap hematoma subdural, yaitu:

  1. Komplikasi muncul sesaat setelah terjadi cedera.

  2. Komplikasi muncul setelah prosedur penanganan dilakukan.

Komplikasi yang muncul akan tergantung pada keparahan cedera yang dialami. Komplikasi akan meningkat jika kamu pernah mengalami kondisi ini sebelumnya. Beberapa komplikasi yang bisa saja muncul, yaitu:

  • Herniasi otak, yaitu kondisi yang terjadi ketika jaringan otak dan cairan otak (cerebrospinal fluid) bergeser dari posisi normalnya. Kondisi ini dapat dipicu oleh adanya cedera kepala yang dapat menyebabkan koma, bahkan kehilangan nyawa.

  • Mati rasa atau kelemahan otot yang bersifat permanen yang terjadi secara perlahan. Sebelum mengalami kelumpuhan total, pengidap akan merasakan sejumlah gejala, seperti kesemutan, serta hilangnya indra peraba.

Langkah pencegahan dapat dilakukan dengan melindungi kepala dari benturan yang bisa saja terjadi kapanpun. Dalam hal ini kamu dapat selalu mengutamakan keselamatan dengan menggunakan helm ketika berkendara, dan selalu berhati-hati di mana pun kamu berada.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Subdural Hematoma.
Healthline. Diakses pada 2019. Subdural Hematoma.