Risiko yang Bisa Ditimbulkan oleh Hepatitis D
Halodoc, Jakarta - Penyakit hepatitis D terjadi karena infeksi virus hepatitis D ke dalam tubuh, atau yang disebut virus delta. Infeksi virus ini bisa bersifat sebagai co-infeksi, atau masuk bersama-sama dengan virus hepatitis B. Dari beberapa jenis virus hepatitis yang ada, virus delta ini menjadi virus yang menimbulkan inflamasi dan memengaruhi kinerja organ hati.
Pengidap hepatitis B memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hepatitis D. selain itu, risiko ini juga sama tingginya pada pasangan sejenis yang melakukan hubungan intim (homoseksual). hubungan intim yang tidak aman, terlalu sering menerima darah atau transfusi, dan penggunaan narkoba jenis suntik meningkatkan risiko infeksi virus penyakit ini.
Adapun gejala yang akan muncul pada pengidap hepatitis D adalah mual dan muntah, nafsu makan berkurang, tubuh mudah letih, terjadi rasa nyeri pada hati bagian kanan atas yang diikuti dengan nyeri otot dan persendian, mata dan kulit mengalami perubahan warna menjadi kuning, urine gelap dan warna feses menjadi lebih pucat. Kondisi ini adalah gejala penyakit kuning yang menjadi tanda kerusakan hati.
Risiko yang Bisa Ditimbulkan oleh Hepatitis D
Jika tidak segera ditangani, hepatitis D dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius dan membahayakan keselamatan nyawa. Risiko yang bisa ditimbulkan oleh hepatitis D adalah kerusakan pada jaringan hati atau sirosis dan gejala awal kanker hati.
Sirosis adalah rusaknya organ hati yang telah terjadi dalam jangka waktu lama. Hati yang telah mengalami sirosis meninggalkan bekas luka yang menyebabkan organ ini tak lagi mampu melakukan fungsinya dengan baik, seperti menyimpan energi, mencerna makanan, melawan infeksi, membuat protein baru, dan membuang zat sisa dari darah. Kondisi ini berisiko terjadi pada orang yang gemar mengonsumsi alkohol dan memakai obat-obatan berlebih.
Sementara itu, kanker hati merupakan tumbuhnya tumor pada organ hati yang bukan merupakan penyebaran dari sel kanker yang sudah ada di organ tubuh lainnya. Penyakit ini lebih sering terjadi pada pria pada usia di atas 50 tahun. Meski belum diketahui penyebab terjadinya kanker hati, para ahli mengungkapkan hepatitis memiliki kaitan yang amat erat sebagai penyebabnya.
Pengobatan dan Pencegahannya
Belum tersedia pengobatan paling tepat untuk menyembuhkan hepatitis D, sehingga biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi transplantasi hati. Pencegahan utama yang bisa dilakukan agar tubuh terhindar dari hepatitis D adalah dengan menghindari segala penyebab hepatitis B. Jangan lupa juga melakukan vaksin hepatitis B, terlebih untuk orang yang menggunakan obat-obatan narkotika jenis heroin atau kokain.
Jika ingin membuat tato atau tindik pada salah satu atau beberapa bagian tubuh, pastikan kamu mengunjungi tempat terpercaya dan terbukti kehigienisan peralatannya. Peralatan pembuat tato atau tindik yang tidak steril meningkatkan risiko penularan hepatitis D.
Segera kunjungi dokter kalau kamu merasa terjadi gejala aneh pada tubuh. Kamu juga bisa menggunakan layanan Tanya Dokter yang ada di aplikasi Halodoc. Dokter-dokter terbaik akan membantu kamu mendapatkan solusi atau semua permasalahan kesehatan yang kamu alami. Yuk, download aplikasi Halodoc!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan