Memahami Psikologi Remaja Lewat Karakter Euis di Film Keluarga Cemara

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Januari 2019
Memahami Psikologi Remaja Lewat Karakter Euis di Film Keluarga CemaraMemahami Psikologi Remaja Lewat Karakter Euis di Film Keluarga Cemara

Halodoc, Jakarta – Terlepas dari derai air mata dan keharuan yang bisa kamu peroleh sehabis menonton film Keluarga Cemara, nyatanya ada banyak pesan moral dan pembelajaran yang bisa diperoleh dari film yang dimainkan oleh Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir ini.

Hal yang paling mendasar adalah bagaimana memahami psikologi perkembangan anak lewat karakter Euis. Ceritanya dalam film ini, ada pergolakan emosi dan psikologi pada tokoh Euis  (Zara JKT 48) saat harus berpindah rumah dari kota ke kampung.

Baca juga: 4 Cara Hadapi “Drama” Anak yang Beranjak Remaja

Proses adaptasi lingkungan dan status sosial membawa perubahan besar pada tokoh Euis dalam memandang kehidupan. Apalagi usia remaja memang sedang bergejolaknya, yaitu antara penerimaan diri dan penerimaan sosial.

Menurut Sara Johnson, Asisten Profesor di The Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, mengatakan usia 11–19 tahun adalah periode krisis remaja. Masa-masa di mana remaja sangat memerhatikan penampilan diri serta penilaian orang lain atas keberadaan dirinya.

Situasi inilah yang setiap kali membuat remaja kerap mengalami ketidaksepahaman dengan orangtuanya. Anak merasa orangtua tidak mendukung pertumbuhan serta potensinya sebagai remaja, sedangkan di satu sisi orangtua menganggap anak tidak bisa diatur dan cenderung membangkang.

Baca juga: Kecemasan Anak Diwarisi Orangtua, Kok Bisa?

Bagaimana Orangtua Harus Bersikap?

Untuk berdamai dengan situasi seperti ini perlu pemahaman dan peranan orangtua mengenai tumbuh kembang anak. Memahami bahwasanya anak sedang berada pada tahapan transisi meninggalkan periode anak-anak dan memasuki era dewasa perlu dimengerti oleh orangtua. Supaya orangtua bisa menerapkan pola didik yang tepat kepada anak.

Walaupun masa “pembangkangan” ini bisa dianggap sebagai fase, tapi bila tanpa adanya bimbingan yang tepat bisa membuat anak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik. Ada beberapa situasi yang membuat seorang remaja lebih sulit diurus menyontoh karakter Euis.

  1. Transisi Remaja ke Dewasa

Usia Euis adalah usia sedang bergejolak dalam masa-masa mengenal perubahan tubuh, emosi, dan lingkungan sekitarnya. Perubahan ini sedikit banyak mengubah cara pandangnya dalam melihat hidup serta mengatasi problem yang terjadi dalam lingkup terdekatnya. Remaja sebelum pada akhirnya menjadi dewasa akan berada pada kecenderungan egois.

Sikap orangtua menghadapi fase perkembangan remaja adalah jangan terlalu memprovokasi ketidaksetujuan terhadap sikap remaja. Bila orangtua terlalu menonjol menentang anak, maka bisa-bisa anak semakin memberontak dan mencari sosok lain yang dianggapnya bisa memahaminya.

  1. Perubahan Ekonomi

Sejatinya, seorang remaja akan lebih menikmati masa remajanya bila situasi lingkungannya berada dalam status stabil. Perubahan ekonomi keluarga akan membuat seorang anak mendapat beban tanggung jawab, sehingga melewati masa remajanya dengan lebih menantang. Persis seperti yang dialami Euis dalam film Keluarga Cemara.

Baca juga: 5 Perbedaan Mengasuh Anak Perempuan dan Anak Laki-Laki

Sebenarnya ini tidak sepenuhnya benar. Kalau seorang remaja berhasil melewati tantangan hidup dan mendapatkan pengalaman positif dari masa sulit tersebut, maka bisa jadi sesuatu yang dianggap halangan ini akan menempanya menjadi pribadi yang lebih kuat.

Tentunya ini tidak dapat terjadi tanpa dukungan dan bimbingan orangtua. Apa yang dilakukan orangtua Euis bisa menjadi contoh, bagaimana memberikan bimbingan yang tepat kepada remaja. Mulai dari hal yang mendasar, seperti sabar, mendengarkan, memberikan contoh, serta menjelaskan masalah yang dialami secara terbuka.

  1. Lingkungan Sosial

Satu hal lagi yang dapat membuat orangtua kewalahan menghadapi psikologi perkembangan remaja adalah lingkungan sosial. Tidak hanya keluarga, lingkungan pertemanan, ataupun hal-hal lain di mana anak sering terpapar. Kalau sekarang bisa dilihat adalah bagaimana perkembangan media sosial bisa sangat berhubungan dengan citra diri anak.

Supaya anak tidak cepat terpengaruh dengan citra diri yang salah, maka peran penting orangtua membantu membangun citra diri yang positif. Seperti mengungkapkan kebanggaan akan hal-hal yang dilakukan anak, mulai dari kecil sampai yang besar. Selain itu, membangun penerimaan diri, rasa menghargai, dan menghormati orang lain.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai psikologi perkembangan remaja serta bagaimana pola asuh yang tepat, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orangtua. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.