Ini Prosedur Pemeriksaan untuk Diagnosis Pneumonia Aspirasi
Halodoc, Jakarta - Coba tebak, kira-kira berapa jumlah pengidap pneumonia di negara kita? Hmm, menurut Kementerian Kesehatan RI memprediksi, sekitar 800.000 anak di tahun 2016 mengidap pneumonia. Cukup, banyak bukan?
Nah, berbicara pneumonia juga berkaitan dengan pneumonia aspirasi. Pneumonia aspirasi merupakan salah satu kondisi yang mesti diwaspadai. Sebab, kelanjutan dari komplikasi aspirasi paru.
Pneumonia aspirasi adalah peradangan pada paru-paru (pneumonia) yang disebabkan karena masuknya benda asing ke dalam paru-paru, biasanya benda asing ini berupa makanan, minuman, atau hal lain yang ditelan.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang tersedak saat makan, dan makanan menjadi masuk ke dalam rongga paru bukan rongga pencernaan. Bakteri dan zat asing lain yang dibawa makanan dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru.
Lantas, bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini?
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengobati Pneumonia
Cara Mendiagnosis Pneumonia Aspirasi
Ditahap awal dokter akan mencari tanda pneumonia pada seseorang yang diduga mengalami pneumonia aspirasi. Nah, ketika dokter menemukan gejala seperti sesak napas, suara bising pada paru-paru, hingga meningkatnya detak jantung, barulah ia akan mengusulkan beberapa pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaanya bisa berupa:
-
Rontgen dada atau CT scan.
-
Kultur atau pemeriksaan bakteri dari riak.
-
Pemeriksaan darah lengkap.
-
Pemeriksaan analisis gas darah.
-
Bronkoskopi untuk melihat ada tidaknya benda asing pada saluran pernapasan.
Amati Gejala-Gejalanya
Gejala pneumonia aspirasi bisa berbeda pada setiap orang. Namun, umumnya gejala penyakit ini bisa berupa:
-
Nyeri dada.
-
Batuk dengan riak berwarna kehijauan, riak berdarah, atau berbau busuk.
-
Sesak napas.
-
Mengi.
-
Bau napas.
-
Keringat berlebih.
-
Kesulitan menelan.
-
Kebiruan pada kulit.
-
Kelelahan.
Baca juga: Yang Terjadi Ketika Tubuh Terkena Pneumonia
Banyak Penyebab dan Faktor Risikonya
Penyebab utama pneumonia aspirasi adalah terganggunya kemampuan pertahan paru-paru karena bakteri berbahaya dalam jumlah banyak. Bakteri ini biasanya masuk bersama benda asing, seperti makanan, minuman, atau air liur yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
Umumnya, hal ini disebabkan karena tersedang. Akan tetapi, ada pula beberapa kondisi medis lain yang menyebabkan terjadinya pneumonia aspirasi. Misalnya:
-
Kelainan neurologis, terutama pada saraf yang mengatur daerah kerongkongan untuk memasukkan makanan ke dalam lambung.
-
Kanker esofagus, sehingga terjadi sumbatan pada esofagus dan makanan tidak dapat masuk ke dalam lambung.
-
Penyakit parkinson.
-
Dalam pengaruh anestesi sedatif, sehingga tidak dapat mengendalikan otot esofagus.
-
Sistem imun yang lemah.
-
Masalah pada daerah sekitar gigi dan mulut, sehingga mengganggu proses menelan.
Selain kondisi di atas, ada pula beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya pneumonia aspirasi. Misalnya:
-
Gangguan kesadaran.
-
Penyakit paru obstruktif kronis.
-
Kondisi kejang berulang.
-
Mengidap stroke.
-
Setelah mendapatkan terapi radiasi di daerah kepala dan leher.
-
Penggunaan nasogastric tubuh, selang yang dipasang hidung untuk pemberian makanan.
-
Kelainan saraf seperti multiple sclerosis atau parkinson.
Yang perlu digarisbawahi, pneumonia aspirasi ini harus ditangani dengan cepat dan tepat. Sebab bila dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini bisa menimbulkan abses paru dan bronkiektasis (saluran bronkus di dalam paru-paru mengalami kerusakan)
Memiliki keluhan pada paru-paru atau pernapasan? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan