Pria Lebih Rentan Alami Hemofilia, Ini Alasannya
Halodoc, Jakarta – Hemofilia adalah kondisi langka yang disebabkan adanya gangguan darah sehingga menyebabkan pengidap mengalami kesulitan saat pembekuan darah. Seseorang yang mengalami hemofilia kekurangan protein yang berfungsi dalam proses pembekuan darah. Akibatnya, seseorang yang memiliki kondisi hemofilia lebih mudah mengalami perdarahan.
Meskipun dapat dialami oleh siapa saja, hemofilia banyak dialami oleh para pria. Hal ini dikarenakan hemofilia salah satu penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik. Secara genetik, susunan kromosom pada perempuan adalah XX, sedangkan kromosom pada pria adalah XY. Sementara, faktor pembekuan darah dipengaruhi oleh faktor X.
Ketika kromosom X pada wanita hilang, wanita masih memiliki satu gen kromosom X untuk proses pembekuan darah. Berbeda dengan pria, ketika kromosom X pada gennya menghilang, hal ini menyebabkan faktor pembekuan darah juga ikut menghilang. Inilah sebabnya, para pria rentan mengalami kondisi hemofilia dibandingkan wanita.
Jika ada satu kromosom X yang hilang pada wanita, maka wanita tersebut tidak lantas memiliki kondisi hemofilia. Kondisi seperti ini membuat wanita menjadi pembawa penyakit hemofilia, namun tidak terjangkit.
Sehingga, wanita tersebut memiliki kemungkinan untuk menurunkan penyakit hemofilia pada keturunannya yang berjenis kelamin pria. Sedangkan keturunan yang berjenis kelamin wanita akan menjadi pembawa penyakit (carrier) seperti ibunya.
Baca juga: Ibu Perlu Tahu Cara Pencegahan Pendarahan pada Hemofilia
Gejala Hemofilia
Tanda-tanda atau gejala dari penyakit hemofilia berbeda pada tiap orang. Hal ini bergantung pada kondisi hemofilia yang dialami oleh tiap orangnya. Pada pengidap hemofilia ringan mengalami perdarahan hanya ketika mereka memiliki luka. Namun, pada pengidap hemofilia berat, perdarahan terjadi secara spontan meskipun tidak memiliki luka.
Selain itu, ada gejala lain yang sering terjadi pada pengidap hemofilia, seperti:
-
Mudah memar pada bagian tubuh tertentu meskipun tidak mengalami benturan atau kecelakaan.
-
Mengalami nyeri sendi dalam waktu yang cukup lama. Jika tidak segera ditangani nyatanya hal ini akan membuat kerusakan pada sendi.
-
Gusi yang mudah berdarah secara tiba-tiba.
-
Pengidap hemofilia kerap mengalami buang air yang disertai dengan munculnya darah dalam feses maupun urine.
-
Pengidap hemofilia sering mengalami mimisan.
-
Terkadang, pengidap hemofilia mengalami mati rasa pada bagian tubuh tertentu.
Baca juga: Kenalan dengan 3 Tipe Hemofilia dan Gejalanya
Diagnosis Penyakit Hemofilia
Selain melihat gejala-gejala yang muncul, untuk mendeteksi penyakit hemofilia nyatanya dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Biasanya, dokter melakukan tes darah untuk mengetahui kondisi pasien. Dengan tes darah, dokter akan mengetahui tingkat dari hemofilia yang dialami oleh pengidap.
Komplikasi Penyakit Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Sebaiknya lakukan pencegahan dengan melakukan pengobatan yang sesuai. Hal ini akan mengurangi kemungkinan komplikasi penyakit lain yang disebabkan kondisi hemofilia, seperti:
-
Anemia
Perdarahan yang terjadi terus menerus, baik yang spontan maupun yang tidak, dapat mengurangi jumlah sel darah merah dalam tubuh dari jumlah normal. Ketika hal ini terjadi, kamu akan mengalami gejala-gejala dari penyakit anemia seperti kelelahan, badan terasa lemas dan sakit kepala. Jangan lupa segera beristirahat dan mengonsumsi makanan sehat agar tubuh kembali normal.
-
Hematuria
Salah satu gejala umum dari hemofilia adalah urine yang bercampur dengan darah. Sebaiknya segera tangani kondisi ini karena bisa menjadi penyakit hematuria. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit ketika sedang buang air karena darah menutup saluran kandung kemih.
Yuk gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai kesehatan kamu. Download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca juga: Gangguan Pendarahan Ini Tidak Bisa Sembuh Tetapi Butuh Penanganan Khusus