Pernah Mewabah, Ini Fakta Mengenai SARS

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   10 Maret 2020
Pernah Mewabah, Ini Fakta Mengenai SARSPernah Mewabah, Ini Fakta Mengenai SARS

Halodoc, Jakarta - Kasus pertama penyakit pernapasan akut, atau yang lebih dikenal dengan SARS ditemukan pada 16 November 2002 di Kota Foshan, Provinsi Guangdong, Cina. Saat ditemukan, tenaga medis di Cina gagal mendeteksi jenis penyakit tersebut, yang sekejap mewabah di dunia. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) sendiri merupakan penyakit menular yang memengaruhi sistem pernapasan seseorang.

Baca juga: COVID-19, SARS, atau MERS, Mana yang Paling Berbahaya?

Dilansir dari WHO, penyakit SARS berkembang dari manusia ke manusia, serta kelelawar yang menyebarkan ke hewan lain, seperti kucing atau musang, kemudian bertransmisi ke manusia. Apa saja fakta seputar penyakit SARS yang perlu diketahui?

Fakta Seputar Penyakit SARS

Saat awal kemunculannya, pemerintah Cina menyangka penyakit SARS adalah wabah penyakit flu, karena gejala yang ditimbulkan mirip sekali dengan influenza. Beberapa gejala yang ditimbulkan pengidapnya, antara lain diare, batuk, demam, sakit kepala, menggigil, serta nyeri otot. Gejala biasanya dialami pengidap pada minggu-minggu pertama terinfeksi penyakit. Berikut fakta seputar penyakit sars:

  • Penyakit SARS merupakan penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus RNA (Ribonucleic Acid).

  • Virus dari penyakit SARS menyebar melalui air liur pengidap dengan cara bersin, batuk, atau kontak langsung. 

  • Virus penyebab penyakit SARS akan menyebar setelah masa inkubasi selama 2-7 hari.

  • Setelah penyebaran, pengidap penyakit SARS akan membutuhkan waktu selama beberapa minggu atau bulan untuk pemulihan total.

Untuk mendeteksi adanya penyakit SARS di tubuh seseorang, biasanya dokter akan melakukan dua pemeriksaan yang diambil dari jaringan hidung bagian dalam (nasofaring) dan feses. Ketika penyakit sudah terdeteksi, penanganan pengidap penyakit SARS akan difokuskan pada terapi suportif, yang dilakukan dengan mengupayakan agar pengidap tidak mengalami dehidrasi, serta infeksi lanjutan.

Baca juga: Ini Alasan COVID-19 Lebih Menular Daripada SARS

Langkah Pencegahan Penyakit SARS

Penyebaran virus yang sangat mudah membuat semua orang tentu merasa khawatir. Cara terbaik untuk mencegah penyakit SARS yang utama adalah hindari bepergian ke negara-negara yang menjadi wabah penyakit SARS. Selain itu, berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Hindari kontak langsung dengan orang-orang yang terinfeksi. Hal tersebut dilakukan karena kontak langsung adalah penularan SARS yang paling berbahaya.

  • Menjaga pola hidup sehat dengan melakukan langkah sederhana, seperti membiasakan cuci tangan sebelum makan dan setelah beraktivitas.

  • Gunakan masker untuk mencegah penyebaran virus SARS melalui udara.

Ketika serangkaian langkah pencegahan sudah kamu lakukan, segera temui dokter di rumah sakit terdekat ketika menemukan serangkaian gejalanya untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pasalnya, ketika penyakit ini tidak mendapatkan perawatan yang sepantasnya, kehilangan nyawa merupakan komplikasi paling parah yang bisa saja terjadi pada setiap pengidapnya.

Baca juga: Cara Pengobatan SARS yang Penting Untuk Diketahui

Komplikasi yang Dapat Disebabkan oleh SARS

Meski dapat disembuhkan oleh sistem imunitas tubuh yang kuat, virus SARS dapat menyebar dengan mudah ke orang lain. Gangguan sistem pernapasan akut tersebut dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, di antaranya:

  • Kegagalan Pernapasan

Komplikasi yang satu ini dapat terjadi ketika paru-paru tidak dapat membuang karbondioksida dalam darah. Akibatnya, darah akan kekurangan oksigen, sehingga pengidapnya bisa saja kehilangan kesadaran secara tiba-tiba. 

  • Kerusakan Hati

Ketika hati sudah tidak dapat berfungsi dengan baik, kondisi tersebut dapat mengancam nyawa pengidapnya. Bahayanya, kerusakan hati yang terjadi akan sulit terdeteksi di tahap awal kemunculannya.

  • Gagal Jantung

Gagal jantung akan membuat organ jantung tidak dapat memompa darah dengan normal, serta menyebabkan penyempitan arteri pada organ jantung.

Penyakit SARS memang sudah melewati masa wabah. Namun hingga kini, penyakit yang satu ini masih dipercaya sebagai ancaman serius di dunia kesehatan, karena hingga saat ini belum ada obat atau antivirus yang bisa dijadikan sebagai penangkal virus penyebab SARS.

Referensi:

WHO. Diakses pada 2020. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Medline Plus. Diakses pada 2020. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
CDC. Diakses pada 2020. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).