Perlukah Pemeriksaan Nasal Endoskopi untuk Mimisan?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   31 Oktober 2019
Perlukah Pemeriksaan Nasal Endoskopi untuk Mimisan?Perlukah Pemeriksaan Nasal Endoskopi untuk Mimisan?

Halodoc, Jakarta - Mimisan punya nama medis lain, yaitu epistaksis. Kondisi ini merupakan pendarahan yang terjadi pada hidung. Meski terlihat berbahaya, kondisi ini bukanlah hal yang harus kamu takuti. Penanganannya pun dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Namun, jika kasusnya sudah parah, pemeriksaan nasal endoskopi diperlukan untuk mendiagnosis penyebab mimisan.

Baca juga: Alasan Anak-Anak Sering Mimisan

Pemeriksaan Nasal Endoskopi, Apakah Itu?

Nasal endoskopi merupakan pemeriksaan yang dilakukan guna mendeteksi adanya gangguan kesehatan pada sejumlah organ, seperti hidung, telinga, atau tenggorokan. Pada hidung, pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya masalah kesehatan, seperti mimisan, penyumbatan hidung, polip hidung, tumor hidung, atau hilangnya kemampuan hidung untuk mencium bau.

Pada kasus mimisan, nasal endoskopi dilakukan guna mendapatkan rincian yang spesifik, seperti area terjadinya pendarahan pada hidung. Tak hanya itu, nasal endoskopi juga dapat mendeteksi adanya sel abnormal yang bisa saja berkembang menjadi kanker pada area yang mengalami gangguan kesehatan.

Baca juga: Beberapa Penyebab Anak Mimisan

Kenali Gejala Mimisan Guna Melakukan Penanganan yang Tepat

Walaupun mimisan merupakan kondisi yang tidak berbahaya. Namun, kamu harus tetap waspada. Pasalnya, mimisan bisa saja mengindikasikan adanya penyakit tertentu. Berikut ini gejala mimisan yang perlu kamu waspadai:

  • Terjadi pada anak-anak berusia 2 tahun.

  • Berlangsung selama lebih dari 30 menit.

  • Hidung mengeluarkan volume darah yang banyak.

  • Sering terjadi dalam waktu singkat dan disertai dengan detak jantung yang tidak beraturan.

  • Terjadi setelah operasi di daerah hidung atau sinus.

  • Mengalami demam dan ruam kulit pada saat mimisan.

  • Susah bernapas saat mimisan.

  • Mimisan terjadi setelah mengalami cedera.

  • Mimisan disertai pendarahan pada urin.

Jika muncul sejumlah gejala yang berbahaya tersebut, segera periksakan diri di rumah sakit terdekat, dengan membuat janji di aplikasi Halodoc. Jika gejala berbahaya muncul dan dibiarkan begitu saja. Komplikasi berbahaya bisa saja muncul dan mengganggu aktivitas harianmu.

Langkah Penanganan Mimisan

Ketika kamu mengalami pendarahan pada hidung, jangan terburu-buru panik. Kamu dapat melakukan sejumlah penanganan berikut ini untuk menanganinya:

  • Duduk tegak dan jangan berbaring. Posisi duduk dapat mengurangi tekanan pada pembuluh darah, sehingga dapat menghentikan pendarahan.

  • Condongkan tubuh ke depan, agar darah yang keluar lewat hidung tidak masuk ke tenggorokan.

  • Setelah merasa lebih baik, berikan kompres dingin pada pangkal hidung guna menghentikan pendarahan secara total.

  • Pencet hidung dengan telunjuk dan ibu jari selama 10 menit.  Tekanan ini akan menghentikan pendarahan.

Setelah mimisan berhenti, jangan membuang ingus, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat selama seharian. Langkah ini dilakukan guna mencegah terjadinya iritasi pada hidung. Segera temui dokter jika langkah penanganan yang kamu lakukan tidak juga menghentikan mimisan. Ketika hal tersebut terjadi, penanganan medis dibutuhkan.

Jika mimisan tak kunjung membaik, prosedur operasi akan dibutuhkan. Berikut beberapa prosedur yang akan dilakukan:

  • Membakar pembuluh darah yang menyebabkan mimisan dengan nitrat atau arus listrik.

  • Operasi kecil guna mengikat pembuluh darah di bagian belakang hidung.

Baca juga: Cara Mengatasi Anak Mimisan

Agar tidak terjadi kondisi tersebut, lakukan sejumlah langkah pencegahan, seperti berhati-hati saat mengorek hidung, berhenti merokok, serta selalu menjaga kelembapan hidung. Jika langkah pencegahan tak menghindarkanmu dari mimisan, segera diskusikan pada dokter. Pasalnya, bisa saja mimisan yang kamu alami menjadi tanda adanya penyakit yang berbahaya.

Referensi:
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2019. Nasal Endoscopy
Healthline. Diakses pada 2019. What Causes Nosebleeds and How to Treat Them.