Perlukah Pemeriksaan Kanker Serviks Sebelum Menikah?
Halodoc, Jakarta – Kanker serviks semakin menjelma menjadi penyakit yang sangat menakutkan. Pasalnya, kanker yang menyerang mulut rahim pada wanita tersebut bisa berubah ganas, bahkan memicu dampak yang amat berbahaya. Kendati demikian, sebenarnya penyakit ini cukup mudah untuk ditangani, asalkan sudah terdeteksi sejak awal.
Mendeteksi kanker serviks bisa dilakukan dengan beberapa pemeriksaan medis. Salah satunya adalah dengan melakukan pap smear. Pemeriksaan pap smear sebenarnya disarankan untuk dilakukan oleh wanita yang sudah berusia 21 tahun ke atas. Namun, pada wanita sudah aktif secara seksual, memeriksa risiko kanker serviks melalui pap smear meski belum berusia 21 tahun.
Sebab hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh virus yang bernama HPV atau Human Pailloma Virus. Penularan virus ini terjadi saat seseorang melakukan hubungan seksual, maka dari itu kanker serviks lebih rentan menyerang wanita yang sudah aktif secara seksual. Kanker serviks terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim wanita.
Artinya, pemeriksaan pap smear mungkin tidak terlalu diwajibkan pada wanita yang akan menikah, dan belum aktif secara seksual. Karena risiko terjadinya kanker serviks tergolong sangat kecil pada wanita yang belum menikah. Namun, bukan berarti tidak memiliki risiko sama sekali.
Baca juga: Pentingnya Melakukan Pap Smear untuk Kesehatan Miss V
Selain dari penularan, kanker serviks juga bisa menyerang jika ada riwayat keluarga. Artinya, risiko kanker serviks meningkat bila ada keluarga yang mengidap penyakit kanker atau penyakit ganas yang lain. Selain itu, kebiasaan merokok dan tidak menjaga pola hidup sehat juga bisa memicu seseorang mengalami penyakit ganas seperti kanker.
Penyebab Kanker Serviks dan Gejalanya
Hampir seluruh kasus kanker serviks terjadi akibat infeksi virus HPV. Virus ini ada banyak jenisnya dan bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Mulai dari kutil, masalah kulit, hingga kanker. Selain melalui hubungan intim, penularan HPV juga bisa terjadi saat seseorang berkontak kulit dengan orang yang sudah terinfeksi, dengan catatan si pengidap sedang memiliki luka di bagian kulitnya.
Sementara gejala yang sering timbul dan menjadi tanda kanker serviks di antaranya perdarahan pada organ reproduksi alias Miss V, nyeri pada saat berhubungan intim, serta perubahan siklus menstruasi. Namun tidak perlu khawatir, sebab tidak semua perdarahan yang terjadi pada Miss V merupakan tanda kanker serviks.
Ada sejumlah kondisi medis lain yang dapat menyebabkan seseorang wanita mengalami perdarahan, di luar masa menstruasi alias haid.
Baca juga: Kanker Serviks Bisa Menyebar ke 6 Bagian Tubuh Ini
Selain dengan melakukan pemeriksaan, kamu juga bisa mencegah terjadinya kanker serviks dengan mengubah pola hidup. Agar lebih sehat, biasakanlah untuk menerapkan pola hidup sehat, terutama dalam menjaga area reproduksi.
Misalnya dengan cara rutin membersihkan Miss V dengan air mengalir. Selain itu, pastikanlah untuk selalu mengganti celana dalam setidaknya dua kali dalam satu hari. Hal ini juga bisa membantu menurunkan risiko keputihan pada wanita.
Baca juga: Sibuk Liburan, Ini 5 Bahaya Tidak Rutin Ganti Celana Dalam
Mencegah kanker serviks juga bisa dilakukan dengan menghindari kebiasaan melakukan hubungan intim dengan lebih dari satu orang. Penularan virus penyebab kanker serviks nyatanya bisa terjadi kapan saja dan dari siapa saja.
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja! Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download di App Store dan Google Play!