Perlu Tahu Perbedaan Donor Darah dan Donor Apheresis
Halodoc, Jakarta - Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan kepedulian kita kepada sesama, seperti contohnya adalah donor darah. Untuk melakukan donor darah, kita dapat melakukannya 3 hingga 4 bulan sekali dengan mengunjungi Palang Merah Indonesia atau mendatangi beberapa lembaga atau kegiatan amal.
Selain donor darah, kita juga dapat melakukan donor apheresis yang biasanya dibutuhkan oleh pasien pengidap kanker. Donor apheresis sendiri memang relatif baru di Indonesia. Berbeda dengan donor darah biasa, donor darah apheresis hanya membutuhkan beberapa komponen darah tertentu seperti plasma darah, sel darah putih, sel darah merah atau trombosit yang diambil menggunakan alat khusus. Setelah komponen tersebut sudah didapatkan, maka beberapa bagian lainnya pun dikembalikan ke dalam tubuh si pendonor.
Jenis-jenis donor apheresis, antara lain:
- Trombaferesis yaitu proses apheresis untuk mengambil trombosit;
- Eritraferesis yaitu proses apheresis untuk mengambil sel darah merah;
- Leukaferesis yaitu proses apheresis untuk mengambil sel darah putih; dan
- Plasmaferesis yaitu proses apheresis untuk mengambil plasma.
Baca juga: Inilah Manfaat dan Efek Samping Donor Darah
Mengapa Harus Melakukan Donor Apheresis?
Awalnya, donor apheresis hanya dipopulerkan oleh Rumah Sakit Kanker. Pasalnya, kebanyakan pasien yang membutuhkan donor ini adalah pasien kanker yang lebih membutuhkan donor trombosit ketimbang donor darah biasa.
Trombosit ini memiliki fungsi untuk mengikat keping-keping darah, sehingga tidak banyak darah yang keluar saat pendarahan. Selain itu, trombosit juga berfungsi sebagai peningkat daya tahan tubuh. Namun tidak hanya penderita kanker, kondisi lain juga membutuhkan donor trombosit, contohnya seseorang yang mengalami gangguan pada sistem pembekuan darah akibat terlalu sering terkena radiasi, kemoterapi, leukemia, kelainan darah, dan penderita Demam Darah Dengue (DBD).
Apa Perbedaan Donor Darah dan Donor Apheresis?
Meski terlihat serupa, terdapat beberapa hal yang membuat keduanya berbeda, antara lain:
Alat Donor
Pada donor darah biasa, alat yang diperlukan hanyalah jarum suntik dan perlengkapan pendukung sederhana yang lain. Sementara donor apheresis membutuhkan bantuan alat khusus yang dapat memilah trombosit dari komponen darah lainnya.
Waktu Donor.
Jika kamu pergi ke PMI atau lembaga lain, waktu rata-rata yang dihabiskan untuk melakukan donor darah adalah 10 hingga 15 menit. Sedangkan donor apheresis dilakukan dalam waktu yang lebih lama yaitu 1,5 hingga 2 jam.
Rentang Waktu Donor
Biasanya ada rentang waktu sekitar 3 bulan untuk dapat melakukan donor darah kembali. Sedangkan, donor apheresis bisa dilakukan kembali 2 minggu kemudian.
Kualitas Donor
Faktanya, setiap 1 kantong trombosit yang didonorkan ternyata memiliki kualitas serupa dengan 10 kantong donor darah biasa.
Komponen Darah.
Donor apheresis biasa disebut sebagai donor trombosit. Dalam prakteknya, donor apheresis memang hanya mengambil trombosit saja. Berbeda dengan donor darah biasa yang mengambil seluruh komponen dalam darah seperti plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Baca juga: Sebelum Donor Darah, Konsumsi 3 Makanan Ini Dulu
Kamu juga bisa berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan donor darah atau donor apheresis. Cobalah untuk berbicara dengan dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi hidup sehat dan tips sebelum melakukan donor darah. Ayo, download Halodoc di App Store dan Google Play!