Perlu Tahu, Kandung Kemih Overaktif Akibat Usia
Halodoc, Jakarta – Bukan lagi menjadi rahasia bahwa semakin bertambahnya usia, risiko penyakit tertentu pun menjadi lebih tinggi. Salah satu penyakit yang berkaitan dengan usia adalah kandung kemih overaktif alias overactive bladder (OAB). Apa itu?
Kandung kemih overaktif merupakan gangguan kesehatan yang terjadi karena ada masalah pada fungsi penyimpanan kandung kemih. Kondisi ini ditandai dengan gejala sangat ingin berkemih atau buang air kecil, biasanya pada malam hari. Penyakit ini membuat pengidapnya merasa dorongan berkemih yang muncul tiba-tiba dan sulit untuk dihentikan. Risiko penyakit ini meningkat pada orang yang sudah berusia lanjut, yaitu lebih dari 65 tahun.
Baca juga: Kenali 5 Penyebab Sering Buang Air Kecil
Mengenal Kandung Kemih Overaktif dan Komplikasinya
Dalam keadaan normal, kandung kemih “beristirahat” alias tidak mengalami kontraksi sebelum terisi penuh. Kandung kemih akan terisi secara bertahap dan saat kandung kemih sudah penuh tubuh akan memberi tanda untuk segera mengeluarkannya dari tubuh. Kondisi ini yang menyebabkan muncul rasa ingin buang air kecil. Pada penyakit kandung kemih overaktif, terjadi gangguan pada sistem kontraksi tersebut.
Kandung kemih overaktif terjadi karena kontraksi berlebihan pada otot polos yang terjadi, bahkan saat kandung kemih belum terisi penuh. Kondisi ini juga memicu munculnya sinyal saraf yang memerintahkan kandung kemih mengosongkan isinya sebelum penuh. Selain karena faktor usia, penyakit ini juga rentan menyerang wanita yang sudah menopause, pria dengan masalah prostat serta orang yang mengidap penyakit otak atau sumsum tulang belakang, seperti stroke dan multiple sclerosis.
Penyakit ini ditandai dengan gejala yang khas, yaitu meningkatnya frekuensi berkemih. Selain itu, kandung kemih overaktif juga menyebabkan pengidapnya mengompol di kondisi tertentu, seperti saat tidur, batuk, mengejan, hingga saat orgasme dalam hubungan intim. Kondisi ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele, sebab bisa memicu munculnya komplikasi yang bersifat mengganggu.
Baca juga: Ini Bedanya Infeksi Saluran Kemih dan Batu Kandung Kemih
Kandung kemih overaktif yang tidak ditangani dengan benar bisa memicu komplikasi, seperti infeksi saluran kemih, infeksi dan iritasi kulit di sekitar area panggul, hingga depresi dan penurunan kualitas hidup. Sayangnya, tidak ada langkah pencegahan spesifik untuk mencegah kandung kemih overaktif. Namun, kamu bisa membatasi makanan dan minuman tertentu untuk mengurangi gejala sering berkemih.
Perubahan gaya hidup menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan ini. Pada kondisi yang parah, kandung kemih overaktif mungkin perlu diatasi dengan pemberian obat-obatan dan tindakan medis. Perubahan pola hidup yang bisa dilakukan adalah membatasi konsumsi makanan dan minuman yang bisa memicu rasa ingin berkemih, seperti kopi, teh, alkohol, soda, dan minuman yang mengandung kafein lainnya.
Pengobatan medis dan tindakan operasi mungkin perlu dilakukan jika kandung kemih overaktif tak kunjung sembuh setelah perubahan gaya hidup. Dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengatasi masalah ini. Selain konsumsi obat, penyakit kandung kemih ini juga bisa diatasi dengan pemberian suntik toksin botulinum alias botox. Obat tersebut disuntikkan ke otot kandung kemih untuk membantu agar otot kandung kemih tidak berkontraksi terlalu sering.
Baca juga: Cara Mengobati Infeksi Saluran Kemih Sampai Tuntas
Masih penasaran tentang penyakit kandung kemih overaktif dan bagaimana cara mengatasinya? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah kapan dan di mana saja menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Overactive bladder.
Healthline. Diakses pada 2019. Overactive bladder.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan