Perkembangan Pengobatan Flu Babi
Halodoc, Jakarta - Fenomena penyebaran flu babi secara global terjadi pada 2009. Babi merupakan salah satu binatang yang rentan terhadap virus influenza, serta berpotensi terinfeksi berbagai virus di saat yang bersamaan. Bagaimana virus ini dapat terjadi? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Apa Itu Flu Babi?
Flu babi juga dikenal dengan influenza H1N1 2009 tipe A. Penyakit ini merupakan suatu infeksi pernapasan yang terjadi pada manusia. Mengapa penyakit ini dinamai dengan flu babi? Pasalnya, virus ini menyerupai virus influenza yang ada pada hewan babi. Virus ini hanya menyerupai dan cukup berbeda dengan flu yang sesungguhnya terjadi pada hewan babi. Flu ini juga telah berevolusi dan dapat menular dari manusia satu ke yang lainnya walaupun tidak memiliki kontak apapun dengan hewan babi.
Baca juga: Bahaya Flu Babi Memperparah Penyakit Kronis
Apa Gejala yang Akan Muncul?
Biasanya, gejala akan muncul 1-4 hari setelah terpapar virus flu babi. Gejala yang timbul akan mirip dengan flu biasa, sehingga cukup sulit untuk dibedakan. Gejala-gejala yang akan muncul, antara lain:
-
Terasa kelelahan.
-
Demam secara mendadak, biasanya diatas 38 derajat celsius.
-
Badan terasa pegal-pegal.
-
Sakit kepala.
-
Hidung pilek dan tersumbat.
-
Mata merah dan berair.
-
Mual dan muntah.
-
Ruam pada kulit.
-
Sakit pada tenggorokan.
-
Diare.
-
Sesak napas.
Apa yang Menjadi Penyebab Flu Babi?
Flu babi disebabkan oleh virus influenza H1N1. Sama seperti virus influenza lainnya, virus tersebut akan menyerang sel-sel pada dinding hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Virus ini juga dapat menyebar melalui pengidap yang bersin atau batuk.
Baca juga: Selain Vaksin, Ini 3 Cara Mencegah Flu Babi
Apa Pengobatan Flu Babi?
Sebenarnya tidak ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit flu babi. Biasanya pengobatan dilakukan hanya dengan pemakaian antibiotik seperti penisilin, sulfadimidin, atau dengan antibiotik yang dapat menghadang infeksi bakteri. Jika sudah terpapar virus ini, kebanyakan orang akan membaik dalam waktu 7-10 hari tanpa perawatan apapun. Namun, dokter akan memberikan obat jika seseorang yang terpapar virus ini berisiko tinggi mengidap komplikasi. Obat juga harus dikonsumsi dalam waktu 48 jam pertama sejak gejala muncul untuk mengurangi keparahan dan komplikasi.
Ada beberapa kelompok orang yang berisiko tinggi untuk terpapar virus ini, antara lain:
-
Lansia diatas usia 65 tahun.
-
Anak-anak dibawah usia 5 tahun.
-
Wanita hamil yang sudah menginjak 9 bulan.
-
Orang yang mengidap kondisi kesehatan kronis, seperti asma atau penyakit paru-paru, diabetes, jantung, atau penyakit ginjal.
-
Orang dengan masalah defisiensi imun.
Bagaimana Langkah Pencegahan Flu Babi?
Langkah utama yang harus diambil dalam pencegahan flu babi adalah dengan menerima vaksin influenza. Vaksin ini umumnya dilakukan sekali dalam setahun untuk membantu tubuh dalam meningkatkan pertahanan terhadap virus H1N1. Selain dengan vaksin, ada beberapa cara sederhana yang dapat diterapkan untuk menghindari flu babi, antara lain:
-
Menutup mulut dan hidung pada saat bersin atau batuk. Dan buanglah tisu ke tempat sampah setelah digunakan.
-
Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun.
-
Hindari kontak langsung dengan pengidap.
-
Jangan bepergian pada saat sedang sakit, karena kondisi imun akan melemah dan akan mudah untuk terpapar virus H1N1.
Baca juga: 9 Hal yang Perlu Diketahui tentang Flu Babi
Kamu bisa berdiskusi dengan dokter ahli di Halodoc jika kamu atau keluarga terdekat kamu menemukan gejala-gejala dari flu babi. Atau kamu ingin berdiskusi dengan dokter ahli seputar masalah kesehatan kamu? Halodoc bisa jadi solusinya. Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli di mana pun dan kapan pun via Chat atau Voice/Video Call. Kamu juga bisa membeli obat di Halodoc, lho. Tanpa perlu keluar rumah, pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di Google Play atau App Store!