Perhatikan 6 Ciri Gigitan Serangga Ini
Halodoc, Jakarta- Gatal, bentol, muncul ruam, adalah beberapa reaksi yang terjadi pada kulitmu saat baru saja digigit serangga. Kondisi ini cukup menyebalkan dan mengganggu, namun tahukah kamu bahwa gigitan serangga menyebabkan gejala yang lebih berat dari ini?
Dalam kondisi yang parah, tubuh bisa mengalami reaksi tertentu akibat gigitan atau sengatan serangga. Akibatnya, mereka yang mengalami kondisi ini wajib mendapatkan penanganan medis.
Beberapa gejala yang muncul tersebut antara lain demam, mual, muntah, pusing, pingsan, jantung berdebar, bengkak di wajah, bibir, atau tenggorokan, sulit menelan dan bicara, serta sesak napas. Jika salah satu gejala tersebut sudah muncul, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Lebih mudah membuat janji dengan dokter menggunakan aplikasi Halodoc. Dengan begini, kamu bisa terhindar dari komplikasi yang memicu bahaya.
Baca Juga: 13 Reaksi Tubuh Akibat Digigit Serangga
Ciri Gigitan Serangga yang Wajib Diwaspadai
Ada banyak jenis serangga yang menggigit dan menyebabkan tubuh mengalami reaksi seperti alergi. Penting diingat, saat kamu berada di luar rumah, bahwa beberapa serangga hanya menyengat bila mereka merasa terancam. Sebagian lainnya sengaja menggigit untuk memakan darah manusia sebagai makanan mereka. Meskipun demikian, kedua tipe serangga tersebut menimbulkan kondisi ringan hingga berat. Beberapa jenis serangga yang mengincar darah manusia untuk atau untuk menyebarkan penyakit, antara lain:
-
Kutu. Jenis kutu tertentu dapat menjadi perantara penyebaran penyakit, seperti bubonic plague (pes pada sistem limfatik) dan penyakit Lyme.
-
Lalat. Beberapa jenis lalat dapat menggigit dan menyebarkan penyakit, seperti leishmaniasis (penyakit parasit yang disebarkan oleh lalat phlebotomine), dan penyakit tidur yang disebabkan lalat tsetse.
-
Nyamuk. Umumnya gigitan nyamuk hanya menyebabkan gatal. Namun, gigitan jenis nyamuk tertentu menyebarkan penyakit, serius seperti infeksi virus Zika, infeksi virus West-Nile, malaria, demam kuning, dan demam berdarah.
Selain beberapa jenis serangga di atas, terdapat juga jenis serangga yang walaupun tidak menyebarkan penyakit. Namun, sengatannya dapat menyebabkan reaksi alergi serius, yakni:
-
Semut api. Semut api adalah jenis semut yang agresif, terutama bila mereka merasa sarangnya terganggu. Semut ini menyengat beberapa kali, dan menyuntikkan racun yang disebut solenopsin. Akibatnya kamu mengalami bentol-bentol atau ruam merah.
-
Lebah. Ketika menyengat, lebah umumnya meninggalkan sengat yang mengandung racun di kulit. Bila sengat tersebut tidak segera dicabut, makin banyak racun yang masuk ke tubuh, dan memicu reaksi berat. Oleh karena itu, jangan pernah membuatnya merasa terancam agar terhindar dari sengatannya.
-
Tawon. Seperti lebah, sengatan tawon juga mengandung racun. Bedanya, bila lebah umumnya hanya menyengat sekali, tawon dapat menyengat beberapa kali dalam satu serangan.
Baca Juga: Upaya Terhindar dari Gigitan Serangga yang Perlu Diketahui
Langkah Pencegahan Gigitan Serangga
Nah, supaya tidak mengalami reaksi, baik itu ringan atau berat, berikut ini langkah pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu:
-
Hindari tempat-tempat bersemak.
-
Jika melihat adanya sarang tawon atau lebah di sekitar rumah, mintalah pembasmi serangga profesional untuk menyingkirkan sarang tersebut, jangan melakukannya sendiri.
-
Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
-
Apabila pergi ke tempat bersemak, hutan atau berkebun, sebaiknya kenakan pakaian yang melindungi tubuh seperti baju berlengan panjang, celana panjang, dan sepatu boots.
-
Memakai mosquito repellent atau losion anti-nyamuk.
-
Melakukan 3M secara berkala, yaitu menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas
-
Jika lingkungan rumah terdapat banyak sarang nyamuk atau serangga, lakukan pengasapan insektisida (fogging) secara berkala.
-
Menyemprotkan racun serangga atau memasang kasa anti nyamuk pada rumah.
Baca Juga: Pertolongan Pertama pada Gigitan Tomcat