Perhatikan 2 Hal Ini saat Si Kecil Mengalami Sindrom Reye

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   30 Juli 2019
Perhatikan 2 Hal Ini saat Si Kecil Mengalami Sindrom ReyePerhatikan 2 Hal Ini saat Si Kecil Mengalami Sindrom Reye

Halodoc, Jakarta - Perlindungan terhadap kesehatan anak sangat penting untuk dilakukan. Orangtua harus terus memberikan gizi yang seimbang dan asupan vitamin agar anak tetap sehat. Pasalnya, sistem imun anak-anak belum sempurna dan mudah terserang penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi adalah Sindrom Reye.

Gangguan ini adalah sebuah penyakit langka yang terjadi pada hati dan otak. Gangguan ini umumnya menyerang anak-anak yang sembuh dari infeksi virus, seperti flu atau cacar air. Sindrom reye yang terjadi dapat mengancam nyawa. Maka dari itu, terdapat beberapa hal yang kamu harus perhatikan sebagai orangtua.

Baca juga: Bagaimana Si Kecil Bisa Terserang Sindrom Reye?

Hal yang Perlu Diperhatikan ketika Anak Mengalami Sindrom Reye

Sindrom reye adalah sebuah penyakit langka yang menyerang keseimbangan kimia normal pada tubuh. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan organ, tetapi umumnya terjadi pada otak dan hati. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak, meski dapat menyerang semua rentang usia.

Saat peradangan pada otak kamu meningkat, tekanan di dalam kepala kamu juga naik. Akibatnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan perubahan neurologis pada anak. Serangan ini terbilang sangat cepat, sehingga dapat membuat anak mengalami koma. Pada akhirnya, kematian mungkin saja terjadi jika kondisi ini tidak diatasi dengan baik.

Disebutkan bahwa aspirin berhubungan dengan sindrom reye. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah ketika memberikan obat tersebut kepada anak ibu ketika sakit. Walaupun aspirin diperbolehkan untuk diminum anak dengan usia lebih dari 3 tahun, penyakit cacar air atau flu seharusnya tidak diberikan aspirin.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu perhatikan ketika anak-anak mengalami sindrom reye:

  1. Gejala dari Sindrom Reye

Seorang anak yang terserang sindrom reye, kadar gula darahnya akan turun. Sementara itu, kadar amonia dan keasaman darah akan naik. Selain itu, hati juga akan membengkak dan membuat timbunan lemak. Hal tersebut dapat terjadi di otak, yang membuat kejang atau kehilangan kesadaran.

Gejala dari sindrom reye umumnya terjadi sekitar tiga hingga lima hari setelah infeksi virus terjadi. Infeksi virus awal yang dapat terjadi adalah flu, cacar air, atau infeksi saluran pernapasan. 

Gejala yang dapat timbul pada anak-anak di bawah usia 2 tahun adalah diare dan napas cepat. Sedangkan untuk anak-anak yang lebih besar, gejala yang dapat timbul adalah muntah yang terus-menerus dan rasa kantuk yang tidak biasa. Setelah kondisi tersebut berkembang, gejala tersebut dapat lebih serius, seperti:

  • Perilaku yang mudah marah dan agresif;

  • Kebingungan dan halusinasi;

  • Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan dan tungkai;

  • Kejang;

  • Kelesuan yang berlebih;

  • Tingkat kesadaran menurun;

Jika hal ini terjadi, orang tersebut memerlukan perawatan darurat. Apabila anak ibu mengalami gejala tersebut, untuk memastikan penyakitnya, kamu dapat bertanya pada dokter dari Halodoc. Komunikasi dengan dokter dapat dengan mudah dilakukan kapan dan di mana saja.

Baca juga: Waspada Sindrom Reye yang Menyerang Otak Anak

  1. Pengobatan Sindrom Reye

Disebutkan bahwa belum ada obat yang dapat mengobati sindrom reye. Hal yang penting dilakukan adalah diagnosis dini dan cara untuk mencegah supaya tidak menyebabkan komplikasi parah. Misalnya kerusakan otak atau jantung berhenti.

Seseorang yang dipastikan mengalami penyakit ini harus dibawa ke unit perawatan intensif (ICU). Hal ini agar dapat mendukung fungsi tubuh, seperti pernapasan dan sirkulasi darah. Selain itu, cara itu juga berguna untuk melindungi otak terhadap kerusakan permanen yang membuat pembengkakan.

Beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menjaga keberlangsungan hidup anak yang terserang adalah:

  • Elektrolit dan Cairan: Menjaga hidrasi dalam tubuhnya dengan terus memberikan elektrolit dan cairan. Selain itu, kamu juga harus mempertahankan kadar garam, glukosa, dan nutrisinya.

  • Diuretik: Obat ini dapat menghilangkan cairan tubuh yang berlebih, seperti pembengkakan pada otak.

  • Amonia detoxican: Obat ini dapat mengurangi tingkat amonia dalam tubuh.

  • Antikonvulsan: Obat ini dapat mengendalikan kejang yang mungkin terjadi.

  • Ventilasi mekanis: Obat ini diperlukan apabila penderitanya mengalami masalah pernapasan.