Perdarahan Subarachnoid yang Tak Segera Diobati Picu Komplikasi Penyakit Berbahaya, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Mungkin sebagian orang tidak begitu memahami yang dimaksud perdarahan subarachnoid karena kasus ini cukup jarang terjadi dan kebanyakan hanya menyerang wanita berusia di atas 50 tahun. Komplikasi perdarahan subarachnoid cukup fatal, misalnya dapat menyebabkan seseorang mengalami epilepsi bahkan koma. Penyakit ini cukup mematikan karena menurut laporan terdapat sekitar 10 hingga 15 persen orang meninggal sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kemudian 40 persen pasien akan meninggal di minggu pertama dan kurang lebih setengahnya meregang nyawa pada 6 bulan pertama. Selain itu, lebih dari sepertiga orang yang selamat mengalami masalah pada saraf yang cukup berbahaya dan membuatnya sulit beraktivitas kembali.
Perdarahan subarachnoid adalah salah satu jenis stroke yang terjadi akibat perdarahan pada ruang subarachnoid, yakni lapisan pelindung otak atau meningen. Perdarahan ini terjadi akibat pecah atau rusaknya pembuluh darah pada selaput meningen. Dalam ruang ini terdapat cairan serebrospinal yang berperan dalam melindungi otak dan saraf tulang belakang, serta mengandung banyak pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa nutrisi dan oksigen bagi otak. Jika pembuluh darah tersebut pecah maka akan terjadi perdarahan dan menyebabkan kerusakan pada otak. Akibatnya pasien akan mengalami kelumpuhan, koma, atau kematian.
Gejala Perdarahan Subarachnoid
Kebanyakan penyakit ini tidak memiliki gejala yang jelas, namun jika muncul rasa sakit kepala mendadak yang cukup parah terutama di area belakang kepala maka kamu wajib waspada. Kebanyakan sakit kepala ini semakin buruk dan rasanya tidak seperti sakit kepala jenis lain. Gejala lain yang mungkin dapat muncul antara lain:
-
Kesadaran dan kewaspadaan yang menurun.
-
Mata menjadi tidak nyaman saat ada cahaya yang menyilaukan (photophobia).
-
Perubahan suasana hati dan kepribadian, termasuk kebingungan dan cepat marah.
-
Nyeri otot terutama di area leher dan bahu.
-
Mual dan muntah.
-
Mati rasa pada bagian tubuh.
-
Kejang-kejang.
Penyebab dan Faktor Risiko Perdarahan Subarachnoid
Menurut penelitian, perdarahan subarachnoid dapat dibagi menjadi dua, yakni traumatik dan non traumatik. Perdarahan subarachnoid traumatik terjadi akibat cedera kepala berat, seperti akibat terjadi kecelakaan lalu lintas, terjatuh, atau tertimpa benda pada kepala. Cedera berat ini mengakibatkan pembuluh darah di selaput meninges pecah dan menyebabkan perdarahan subarachnoid. Sementara penyebab terjadinya perdarahan subarachnoid non traumatik ini adalah karena pecahnya aneurisma otak.
Aneurisma pada pembuluh darah otak menyebabkan pembengkakan dan menipisnya dinding pembuluh pembuluh darah. Pembuluh darah yang menipis akibat aneurisma dapat pecah dan menyebabkan perdarahan, serta membentuk gumpalan darah di ruang subarachnoid selaput meninges. Perdarahan subarachnoid non traumatik dapat terjadi akibat kelainan pembuluh darah (malformasi arteri vena), konsumsi obat pengencer darah, dan kelainan pembekuan darah.
Berikut ini terdapat faktor yang berisiko membuat seseorang terkena komplikasi perdarahan subarachnoid yang dapat berujung kematian, di antaranya:
-
Kebiasaan merokok.
-
Tekanan darah tinggi.
-
Kebiasaan minum minuman beralkohol.
-
Riwayat perdarahan subarachnoid di dalam keluarga.
-
Penyakit ginjal polikistik.
-
Penyakit liver.
-
Tumor otak, baik ganas maupun jinak, yang berdampak kepada pembuluh darah.
-
Infeksi pada otak.
-
Fibromuscular dysplasia, yaitu kondisi langka yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
-
Penyakit Moyamoya, yaitu kondisi langka yang menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah di otak.
-
Peradangan pada pembuluh darah.
Komplikasi Perdarahan Subarachnoid
Apabila tidak segera diobati, komplikasi perdarahan subarachnoid dapat terjadi. Terdapat komplikasi utama dan komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi pada pengidapnya.
Komplikasi utama:
-
Akibat menyempitnya pembuluh darah otak, maka persediaan darah untuk otak berkurang sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Gejalanya menyerupai stroke, hingga koma.
-
Perdarahan berulang. Kondisi ini harus segera ditangani karena dapat berisiko kepada kerusakan yang bersifat permanen atau bahkan kematian.
-
Hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan pada kepala.
Sementara komplikasi jangka panjang yang mungkin terjadi antara lain:
-
Epilepsi.
-
Perubahan suasana hati, misalnya depresi.
-
Gangguan pada fungsi kognitif otak, seperti konsentrasi, ingatan, dan perencanaan.
Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut tentang perdarahan subarachnoid, tanyakan saja langsung kepada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa ngobrol tentang masalah kesehatan apapun dengan dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga: