Kenali Perbedaan Hernia pada Wanita dan Pria
Halodoc, Jakarta – Hernia lebih dikenal dengan istilah "turun berok". Penyakit ini terjadi saat bagian organ atau jaringan (seperti usus) menonjol dan membentuk tonjolan dalam kulit. Melemahnya jaringan otot dan jaringan ikat dalam menahan organ dalam menjadi penyebab hernia. Namun, tahukah kamu kalau tipe hernia pada wanita dan pria berbeda? Ketahui perbedaannya di sini.
Hernia pada Wanita
Hernia femoralis dan umbilikal lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hernia femoralis terjadi saat jaringan lemak atau sebagian usus mencuat ke paha atas bagian dalam. Wanita hamil atau memiliki berat badan berlebih (obesitas) berisiko tinggi mengidap hernia jenis ini.
Sedangkan, hernia umbilikal lebih rentan terjadi pada wanita hamil atau yang memiliki banyak anak. Hernia jenis ini terjadi saat sebagian lambung mencuat dalam rongga dada melalui sekat antara rongga dada dan rongga perut (diafragma). Jenis hernia lain yang rentan diidap wanita adalah hernia hiatus (tonjolan pada diafragma ke arah rongga dada) dan hernia inguinalis tidak langsung (tonjolan pada selangkangan).
Gejala hernia pada wanita sebenarnya hampir sama dengan pria, yaitu nyeri di area tonjolan. Gejala khas yang mungkin dialami wanita adalah rasa tidak nyaman di area Miss V, sehingga jarang dicurigai sebagai hernia. Gejala lainnya tergantung pada jenis hernia yang diidap, seperti kesulitan menelan (disfagia) dan heartburn pada hernia hiatus. Pada saat pembedahan, wanita pengidap hernia akan ditempelkan jala khusus untuk menutup rapat pembukaan otot yang menyebabkan hernia. Tindakan ini meminimalkan risiko kekambuhan hernia pada wanita.
Hernia pada Pria
Hernia inguinal lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Pasalnya, tubuh pria memiliki lubang kecil dekat otot pangkal paha yang memungkinkan pembuluh darah dan tali spermatika dapat turun ke area testis. Hernia jenis ini terjadi saat sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut mencuat ke selangkangan.
Gejala hernia pada pria lebih sering berupa rasa sakit di pinggul dan selangkangan. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah sakit saat duduk dan nyeri perut bawah saat beraktivitas. Saat proses pembedahan, pria pengidap hernia jarang ditempelkan jala khusus untuk menutup rapat pembukaan otot yang menyebabkan hernia. Hal ini membuat hernia pada pria lebih sering kambuh dibandingkan wanita.
Baca Juga: Prostat dan Hernia, Ini yang Perlu Diketahui Perbedaannya
Hernia Dapat Menimbulkan Komplikasi Berbahaya
Hernia yang tidak segera ditangani akan semakin membesar dan menekan organ atau jaringan di sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti hernia inkarserata (usus terjebak di dinding perut atau di dalam kantung hernia) dan hernia strangulata (usus atau jaringan terjepit). Kedua komplikasi mengganggu kinerja organ dan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh. Komplikasi pasca operasi yang mungkin terjadi antara lain hernia berulang, infeksi, nyeri jangka panjang, dan cedera kandung kemih. Hernia dapat dicegah dengan berhenti merokok, menjaga berat badan agar tetap ideal, konsumsi makanan tinggi serat (seperti buah, sayuran, dan biji - bijian), dan hindari mengangkat beban berlebih.
Baca Juga: Benarkah Angkat Beban Bisa Sebabkan Hernia?
Bentuk pengobatan hernia tergantung pada kondisi kesehatan, gejala yang muncul, serta jenis, lokasi, dan isi hernia. Namun secara umum, pilihan pengobatan yang dijalani pengidap hernia adalah terapi obat, operasi, dan laparoskopi. Hernia umbilikus dan hernia hiatus umumnya tidak membutuhkan tindakan operasi karena dapat sembuh sendiri atau dengan konsumsi obat - obatan.
Segera bicara pada dokter Halodoc jika mengalami gejala hernia di atas. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan