Perbedaan Hematoma Intrakranial dan Hematoma Subdural
Halodoc, Jakarta – Cedera kepala yang berat seperti akibat kecelakaan bisa membuat kamu berisiko mengalami masalah pada otak. Itulah mengapa kamu dianjurkan untuk melindungi kepala kamu sebaik mungkin dengan selalu menggunakan pelindung kepala saat berkendara dengan sepeda motor maupun saat bekerja di konstruksi bangunan. Pasalnya, ada dua masalah otak serius yang bisa terjadi akibat cedera kepala, yaitu hematoma intrakranial dan hematoma subdural. Meskipun sama-sama merupakan penumpukan darah, tetapi kedua kondisi tersebut berbeda. Yuk, perbedaan hematoma intrakranial dan hematoma subdural di sini.
Apa Itu Hematoma Intrakranial dan Hematoma Subdural?
Hematoma intrakranial adalah kumpulan darah di dalam tengkorak yang paling sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di dalam otak. Seseorang biasanya mengalami kondisi tersebut akibat kecelakaan mobil atau terjatuh. Kumpulan darah pada hematoma intrakranial bisa terjadi di dalam jaringan otak atau di bawah tengkorak yang berpotensi menekan otak.
Nah, hematoma subdural merupakan bagian dari hematoma intrakranial. Hematoma bisa dibagi menjadi tiga kategori, yaitu hematoma subdural, hematoma epidural, dan hematoma intraparenchymal.
Hematoma subdural terjadi ketika pembuluh darah pecah di antara dura (lapisan terluar otak) dan lapisan berikutnya, yaitu arachnoid. Hematoma subdural dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu akut, subakut, dan kronis. Hematoma subdural jenis akut adalah yang paling berbahaya dari ketiganya.
Baik hematoma intrakranial dan hematoma subdural merupakan kondisi serius yang perlu mendapatkan penanganan medis secepatnya. Sebab, penumpukan darah yang terjadi pada dua kondisi tersebut dapat mengakibatkan tekanan tinggi di dalam tengkorak. Akibatnya, pengidap bisa mengalami penurunan kesadaran secara bertahap atau bahkan meninggal.
Baca juga: Waspada Komplikasi Akibat Hematoma Subdural
Penyebab Hematoma Intrakranial dan Hematoma Subdural
Cedera kepala yang seringkali terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, jatuh, serangan, dan cedera olahraga adalah penyebab paling umum dari hematoma intrakranial. Pukulan yang sangat keras secara tiba-tiba pada kepala bisa merobek pembuluh darah yang mengalir di sepanjang permukaan otak. Kondisi ini disebut sebagai hematoma subdural akut.
Orang dengan gangguan pendarahan dan orang yang mengonsumsi obat pengencer darah lebih berisiko untuk mengalami hematoma subdural. Orang dengan kecenderungan perdarahan, bahkan bisa mengalami hematoma subdural walaupun hanya terjadi cedera kepala yang relatif kecil.
Pada hematoma subdural kronis, vena kecil di permukaan luar otak dapat robek, menyebabkan perdarahan di ruang subdural. Pengidap mungkin tidak akan mengalami gejala selama beberapa hari atau minggu. Orang lanjut usia memiliki risiko lebih tinggi untuk hematoma subdural kronis karena penyusutan otak menyebabkan pembuluh darah kecil ini lebih melar dan lebih mudah robek.
Baca juga: Waspada Lumpuh Otak yang Dapat Terjadi Akibat Kecelakaan
Gejala Hematoma Intrakranial dan Hematoma Subdural yang Perlu Diwaspadai
Gejala hematoma intrakranial bisa langsung muncul tepat setelah cedera kepala terjadi atau bisa juga berkembang secara bertahap selama berminggu-minggu atau lebih. Namun, seiring waktu, tekanan pada otak pengidap akan terus meningkat, sehingga akhirnya menimbulkan gejala berikut ini:
-
Sakit kepala yang semakin hebat.
-
Muntah.
-
Pusing.
-
Ukuran pupil tidak sama.
-
Mengantuk dan kehilangan kesadaran secara bertahap.
-
Kebingungan.
-
Bicara tidak jelas.
Seiring jumlah darah semakin banyak mengisi otak pengidap atau ruang sempit di antara otak dan tengkorak, maka gejala-gejala lainnya bisa muncul seperti:
-
Lesu.
-
Kejang.
-
Tidak sadarkan diri.
Sedangkan gejala hematoma subdural, pada tiap orang bisa bervariasi. Sebab, hal tersebut tergantung pada tingkat keparahan perdarahan, usia pengidap, dan kondisi medis lain yang diidap. Secara umum, gejala hematoma subdural meliputi sakit kepala, kebingungan, perubahan perilaku, pusing, mual dan muntah, lemah, serta rasa kantuk yang berlebihan, apati, dan kejang.
Itulah perbedaan hematoma subdural dan subdural empyema yang perlu kamu ketahui. Bila kamu baru saja mengalami kecelakaan atau mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendiagnosis kondisi yang kamu alami. Dengan melakukan penanganan sedini mungkin, komplikasi yang parah juga bisa dihindari.
Baca juga: Beda Epidural Hematoma dan Subdural Hematoma
Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa kapan dan di mana saja buat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu melalui Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatanmu sekeluarga.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Subdural Hematoma.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Intracranial hematoma.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan