Penyebab Utama Terjadinya Salmonellosis
Halodoc, Jakarta - Ada beberapa penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri. Salah satunya adalah salmonellosis, penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri jenis Salmonella. Infeksi ini umumnya terjadi pada usus dan perut dengan gejala yang mirip dengan gastritis. Sayangnya, salmonellosis mudah menular, meski pada kasus ringan, infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu antara 4 hingga 7 hari.
Sayangnya, sebagian besar pengidap salmonellosis tinggal dalam kondisi lingkungan yang tidak baik, seperti penuh polusi, tidak terjaga sanitasi dan kebersihannya, dan berada pada kawasan kumuh yang membuat bakteri dengan mudah tumbuh dan berkembang biak. Biasanya, pengidap salmonellosis yang berada di negara berkembang cenderung lebih tinggi daripada pengidap yang tinggal di negara maju.
Penyebab Utama Terjadinya Salmonellosis
Tentu saja, penyebab utama terjadinya salmonellosis adalah infeksi bakteri jenis Salmonella yang mudah mengontaminasi melalui makanan, terutama daging unggas, daging sapi, telur, buah, bahkan susu. Pemasakan makanan bisa menurunkan risiko terjadinya infeksi bakteri Salmonella, tetapi tidak bisa menghilangkan risiko salmonellosis sepenuhnya.
Baca juga: Makanan Tidak Higienis Sebabkan Salmonellosis
Penularan penyakit salmonellosis dari satu orang ke orang lainnya apabila tidak membersihkan tangan selepas menggunakan toilet. Bahkan, penularan bisa terjadi dari hewan ke manusia, misalnya dari iguana dan kura-kura. Penularan juga bisa terjadi melalui kontak langsung.
Gejala dan Faktor Risiko Salmonellosis
Ketika kamu mengalami salmonellosis, gejala utamanya adalah diare. Gejalanya bisa saja bersifat ringan, seperti buang air besar yang berupa cairan sebanyak dua hingga tiga kali dalam satu hari. Namun, diare bisa terjadi setiap 10 sampai 15 menit, bisa juga disertai rasa kram, keluarnya darah, demam, muntah, dan sakit kepala. Gejala setiap orang tidak sama, jadi kalau kamu merasa ada gejala tersebut, segera tanyakan pada dokter tindakan pengobatannya melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: Gejala Mirip, Ini Perbedaan Maag dan Salmonellosis
Orang-orang yang melakukan perjalanan atau bekerja di daerah epidemi bakteri Salmonella adalah orang pertama yang berisiko mengalami infeksi salmonellosis. Risiko yang sama tingginya juga terjadi pada orang-orang yang bekerja di laboratorium dan sering melakukan kontak dengan bakteri Salmonella, melakukan kontak langsung dengan pengidap penyakit tifus, mengonsumsi air yang terkontaminasi bakteri Salmonella, dan memiliki imunitas tubuh yang lemah.
Pengobatan dan Pencegahan Salmonellosis
Kalau kamu terinfeksi bakteri Salmonella, kamu disarankan untuk menggunakan kamar mandi yang berbeda dengan orang lain untuk mencegah terjadinya penularan. Jika masih ringan, salmonellosis umumnya tidak memerlukan pengobatan. Jika kamu mengalami infeksi serius dan demam tifoid, kamu membutuhkan antibiotik dan disarankan untuk mengonsumsi air putih lebih banyak agar tidak mengalami dehidrasi.
Baca juga: 3 Komplikasi Berbahaya dari Salmonellosis
Hindari mengonsumsi susu karena akan membuat diare kamu menjadi lebih buruk. Kalau diare kamu sudah sangat parah, kamu mungkin memerlukan cairan infus untuk membantu mencegah dehidrasi. Selalu pastikan kamu mencuci tangan sampai bersih selepas menggunakan toilet agar kuman tidak menyebar dan bakteri tidak mengontaminasi. Pastikan pula semua makanan dicuci sampai bersih dan dimasak sampai benar-benar matang. Hindari juga melakukan kontak langsung dengan pemicu kontaminasi.
Referensi:
Emedicine Medscape. Diakses pada 2019. Salmonella Infection (Salmonellosis).
WebMD. Diakses pada 2019. Salmonella Poisoning (Salmonellosis).
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Salmonella Infections.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan