Awas, Inilah Penyebab Akromegali yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Akromegali adalah sebuah kelainan hormon yang terjadi karena kelenjar pituitari menghasilkan terlalu banyak hormon yang berfungsi untuk pertumbuhan ketika dewasa. Pada seseorang yang mengidap akromegali, tulangnya akan bertambah besar, termasuk tangan, kaki, dan wajah. Penyakit ini umumnya menyerang orang dewasa dengan usia sekitar paruh baya.
Akromegali memang umumnya terjadi pada orang dewasa di rentang paruh baya. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi pada semua orang dengan usia berapapun. Kelainan ini juga dapat terjadi pada anak-anak yang masih tumbuh ketika hormon pertumbuhan terlalu banyak, sehingga menyebabkan gigantisme. Seorang anak yang mengidap kondisi tersebut, pertumbuhan tulangnya akan berlebihan dan tinggi badannya tidak seperti anak seumurannya.
Kelainan ini jarang terjadi dan perubahan fisik yang menyerang akan berjalan perlahan. Hal ini membutuhkan waktu yang lama untuk dapat diketahui. Akromegali yang terjadi pada seseorang harus segera mendapat pengobatan, dikarenakan dapat menyebabkan penyakit yang serius hingga mengancam jiwa. Pengidapnya harus menjalani perawatan yang dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi dan pembesaran pada tubuh.
Baca Juga: Perbedaan Antara Gigantisme dan Akromegali
Penyebab Akromegali
Akromegali adalah kelainan hormon pertumbuhan yang umumnya disebabkan oleh tumor pada kelenjar hipofisis (pituitari) dan tumor tersebut masuk ke dalam non-kanker atau jinak. Sekitar 95 persen pengidap akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis jinak dan sekitar 5 persen lainnya disebabkan oleh tumor non-hipofisis. Tumor tersebut umumnya terletak di bagian tubuh, seperti otak, pankreas, atau paru-paru, sehingga membuat tubuh mengeluarkan terlalu banyak hormon pertumbuhan.
Baca Juga: Tanpa Sadar, Inilah Gejala Gigantisme yang Jangan Diabaikan
Tumor Hipofisis (Pituitari)
Tumor hipofisis jinak atau umum, disebut sebagai adenoma hipofisis. Kondisi ini terbagi menjadi 2 kategori, tergantung pada besaran penyakit tersebut, yaitu mikro-adenoma dan makro-adenoma. Pada mikro-adenoma, ukuran tumor yang terjadi kurang dari 1 sentimeter, sedangkan pada makro-adenoma, ukuran tumor tersebut lebih dari 1 sentimeter.
Sebagai informasi, kelenjar pituitari berukuran sekitar 1 sentimeter. Jadi, apabila ukurannya sudah sama dengan kelenjar tersebut, sudah dianggap besar.
Sebagian besar tumor pituari yang mensekresi hormon pertumbuhan terlalu banyak adalah makro-adenoma. Sel tumor pada pituari tumbuh secara spontan dan berlipat ganda yang tidak terjadi pada orang normal. Hal tersebut disebabkan mutasi genetik pada sel tersebut yang dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Gen tersebut dapat bermutasi secara tiba-tiba dan tidak terlihat ketika lahir.
Selain itu, lokasi tumor yang terjadi dapat memengaruhi gejala yang terjadi. Tumor dapat menekan bagian lain dari kelenjar pituitar,i sehingga mengeluarkan terlalu banyak atau kekurangan hormon. Contohnya, tumor dapat menekan bagian tubuh yang mengontrol hormon tiroid, sehingga terjadi gangguan tiroid. Karena hal tersebut, dokter harus memeriksa semua hormon apabila seseorang mengidap akromegali.
Baca Juga: Ketahui Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Gigantisme
Tumor Non-Hipofisis (Pituitari)
Hal ini umumnya terjadi ketika seseorang memiliki tumor di bagian tubuh selain kelenjar hipofisis. Umumnya, tumor ini terjadi pada bagian otak, pankreas, atau paru-paru, sehingga menyebabkan hormon pertumbuhan terlalu banyak diproduksi. Tumor tersebut akan menghasilkan hormon pelepas hormon pertumbuhan (GHRH), hormon yang berfungsi untuk memberi instruksi pada kelenjar hipofisis untuk membuat lebih banyak hormon pertumbuhan.
Lalu, apabila tumor non-hipofisis tersebut mengeluarkan GHRH, maka kelenjar hipofisis akan merespons dengan memproduksi lebih banyak GH dibandingkan yang dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan akromegali pada seseorang.
Itulah hal yang menyebabkan seseorang mengidap akromegali. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal akromegali, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga bisa beli obat di Halodoc. Praktis tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan sampai tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan