Inilah Penyebab dari Agoraphobia yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Agoraphobia adalah jenis gangguan kecemasan di mana seseorang takut dan menghindari tempat atau situasi yang dapat menyebabkannya panik, serta membuat pengidapnya merasa terjebak, tidak berdaya, ataupun malu.
Pengidap agoraphobia takut akan situasi aktual atau yang harus diantisipasi, seperti menggunakan transportasi umum, berada di ruang terbuka atau tertutup, berdiri dalam antrean, ataupun berada di tengah orang banyak.
Kebanyakan orang yang mengidapnya mengembangkan phobia ini setelah mengalami satu atau lebih serangan panik. Karenanya, mereka khawatir akan mengalami serangan lain dan menghindari tempat-tempat di mana itu mungkin terjadi lagi.
Baca juga: Ketakutan yang Berlebihan, Ini Fakta di Balik Fobia
Orang dengan agoraphobia sering mengalami kesulitan merasa aman di tempat umum, terutama di mana orang banyak berkumpul. Pengidapnya membutuhkan teman, seperti saudara atau teman, untuk pergi bersama ke tempat-tempat umum. Rasa takut bisa sangat luar biasa, sehingga kemungkinan merasa tidak bisa meninggalkan rumah.
Penyebab Agoraphobia
Kondisi kesehatan dan genetika, temperamen, tekanan lingkungan, dan pengalaman belajar, semuanya dapat berperan dalam pengembangan agoraphobia. Penyakit ini dapat dimulai pada masa kanak-kanak, namun biasanya pada akhir remaja atau awal tahun dewasa sebelum usia 35 tahun. Tapi, orang dewasa yang lebih tua juga dapat mengembangkannya.
Faktor risiko untuk agorafobia meliputi:
-
Mengalami gangguan panik atau fobia lainnya
-
Menanggapi serangan panik dengan rasa takut dan penghindaran yang berlebihan
-
Mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian orangtua, ataupun pernah diserang
-
Memiliki temperamen cemas atau gugup
-
Memiliki kerabat dengan agoraphobia
-
Komplikasi
Agoraphobia dapat sangat membatasi kualitas aktivitas hidup seseorang. Jika agoraphobia yang dialami seseorang sudah sampai ke tahap parah, pengidapnya mungkin tidak dapat meninggalkan rumah. Tanpa perawatan, beberapa orang menjadi rumah selama bertahun-tahun.
Pengidapnya mungkin tidak dapat mengunjungi dengan keluarga dan teman, pergi ke sekolah atau bekerja, menjalankan tugas, ataupun mengambil bagian dalam kegiatan normal sehari-hari lainnya. Sehingga, membutuhkan orang lain untuk mendapatkan bantuan.
Baca juga: Ketakutan Biasa dan Fobia, Bagaimana Cara Membedakannya?
Selain faktor risiko yang disebutkan di atas, agoraphobia juga dapat dikaitkan dengan:
-
Depresi
-
Penyalahgunaan alkohol atau narkoba
-
Gangguan kesehatan mental lainnya, termasuk gangguan kecemasan lain atau gangguan kepribadian
Tidak ada cara pasti untuk mencegah agoraphobia. Kecemasan cenderung meningkat semakin pengidapnya menghindari situasi yang ditakuti. Jika kamu mulai memiliki ketakutan ringan tentang pergi ke tempat-tempat yang aman, cobalah untuk berlatih pergi ke tempat-tempat itu lagi sebelum rasa takut menjadi luar biasa.
Kalau ini terlalu sulit untuk dilakukan sendiri, mintalah seorang anggota keluarga atau teman untuk pergi bersama atau mencari bantuan profesional. Jika kamu mengalami kecemasan di mana-mana atau mengalami serangan panik, segera dapatkan perawatan.
Dapatkan bantuan sejak dini agar gejala tidak bertambah buruk. Kecemasan, seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, bisa lebih sulit diobati jika tidak segera ditangani.
Baca juga: Kenapa Ada Orang yang Fobia Terbang?
Kecemasan dan ketakutan yang dialami pengidap agoraphobia berbeda dengan rasa cemas pada umumnya. Pengidap agoraphobia umumnya juga mengalami tanda dan gejala serangan panik meliputi:
-
Detak jantung yang cepat
-
Kesulitan bernapas atau perasaan tersedak
-
Nyeri atau tekanan di dada
-
Sakit kepala ringan atau pusing
-
Merasa goyah, mati rasa, ataupun kesemutan
-
Keringat berlebihan
-
Tiba-tiba memerah atau menggigil
-
Sakit perut atau diare
-
Merasa kehilangan kendali
-
Takut akan kematian
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai agoraphobia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan