Penyakit yang Dapat Dialami Anjing setelah Melahirkan
Halodoc, Jakarta - Mengawinkan anjing betina bukan hanya harus menyediakan pejantannya saja. Hal tersebut juga memakan waktu yang lama, biaya yang mahal, dan terkadang hasilnya juga tidak memuaskan hati, jika kehamilan berujung pada keguguran. Belum lagi setelah persalinan anjing betina bisa saja mengalami sejumlah masalah kesehatan. Jika anjing betina yang kamu miliki sedang hamil, maka kamu perlu mengetahui kapan ia menjalani persalinan.
Hal tersebut dilakukan guna memastikan persalinan berjalan dengan lancar, serta puppy berada dalam kondisi yang sehat secara fisik. Lebih baik lagi jika kamu melakukan USG seminggu sebelum persalinan berlangsung. Pemeriksaan tersebut bukan hanya dapat mengetahui jumlah puppy saja, tetapi juga mengetahui adanya masalah kesehatan. Lantas, apa saja penyakit anjing setelah melahirkan? Berikut ini ulasannya.
Baca juga: Ketahui Waktu Terbaik Anjing Jantan di Sterilisasi
Apa Saja Penyakit Anjing Setelah Melahirkan?
Masalah pasca persalinan biasanya sudah dapat diketahui beberapa jam setelah persalinan. Terkadang masalah datang dari induk, karena tidak bisa memelihara anaknya sendiri. Hal tersebut membuat kamu harus memelihara puppy dengan memberikan susu khusus puppy melalui dot. Jika kasusnya seperti ini, kamu perlu memastikan jika puppy menerima kolostrum guna memastikan ia memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Berikut ini sejumlah penyakit anjing setelah melahirkan:
1.Eklampsia
Eklampsia merupakan penyakit yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) pada anjing. Anjing betina yang sedang menyusui sangat rentan mengalami hipokalsemia, karena tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium yang meningkat untuk memproduksi susu.
Hal tersebut bisa terjadi karena nutrisi yang buruk selama kehamilan dan menyusui, kadar albumin darah yang rendah, produksi susu yang tinggi, atau adanya penyakit kelenjar paratiroid. Jika sudah begitu, kadar kalsium dalam darah akan rendah. Penyakit anjing setelah melahirkan ini lebih berisiko dialami oleh anjing ras kecil ketimbang ras besar. Eklampsia merupakan kondisi serius, yang cirinya sangat mudah dikenali. Berikut ini sejumlah ciri-ciri anjing yang terkena eklampsia:
- Tampak gelisah dan gugup.
- Gaya berjalan terlihat kaku atau tampak bingung.
- Tidak bisa berjalan karena kaki menjadi kaku.
- Demam dengan suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius.
- Anjing betina sering mengalami tremor otot.
- Peningkatan nafas.
- Kejang-kejang yang dapat berujung pada kematian.
Untuk mencegah kondisi tersebut terjadi, kamu perlu memperhatikan kebutuhan kalsium dalam tubuh induk anjing. Perhatikan konsumsinya, jangan terlalu banyak. Jika terlalu banyak konsumsi, maka dapat menyebabkan feedback negatif pada sekresi hormon tiroid. Kurangnya hormon tiroid akan menurunkan kemampuan tubuh untuk memobilisasi simpanan kalsium dari tulang dan juga menurunkan kemampuan penyerapan kalsium di usus ke dalam darah.
2.Pendarahan
Jika induk anjing terlihat mengalami pendarahan setelah melahirkan, segera lakukan pemeriksaan ke dokter hewan. Pendarahan merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera. Salah satu kondisi yang menyebabkan pendarahan adalah retensio plasenta. Kondisi ini terjadi saat plasenta tidak dapat terlepas dari dinding rahim setelah melahirkan. Pada induk anjing, kondisi ini akan ditandai dengan sejumlah gejala, seperti:
- Muntah-muntah;
- Dehidrasi;
- Penurunan nafsu makan;
- Depresi;
- Lemah;
- Keputihan berwarna kehijauan.
Baca juga: Waspadai Masalah Pencernaan pada Anjing di Musim Hujan
3.Metritis
Metritis adalah peradangan pada uterus (rahim) yang biasanya berhubungan dengan infeksi uterus. Infeksi rahim sendiri merupakan keadaan gawat darurat yang dapat berujung pada kehilangan nyawa jika tidak segera ditangani. Berikut ini beberapa gejala dari metritis:
- Demam;
- Kelemahan;
- Depresi;
- Dehidrasi;
- Mata terlihat sayu;
- Produksi susu berkurang;
- Keluarnya cairan berbau busuk dari vagina.
4.Mastitis
Mastitis akan ditandai dengan pembengkakan, peradangan, dan infeksi pada kelenjar susu, yang sering terjadi dua minggu setelah persalinan. Penyakit anjing setelah melahirkan yang satu ini biasanya disebabkan oleh tiga jenis bakteri, yaitu E. coli, Staphylococcus, atau Streptococcus. Gejala mastitis meliputi:
- Kelenjar susu yang terasa panas, bengkak, keras, hingga sakit saat disentuh.
- Kelenjar susu tampak kehitaman, bahkan pecah dan mengeluarkan nanah yang berbau busuk
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Kontrol Parasit pada Anjing Peliharaan?
Itulah sejumlah penyakit anjing setelah melahirkan. Jika ingin lebih banyak mengetahui penjelasan masing-masing dari penyakit tersebut, kamu bisa diskusikan langsung dengan dokter hewan di aplikasi Halodoc, ya.