Alasan Penyakit Tetanus Bisa Mengancam Nyawa
Halodoc, Jakarta - Telah lama dikenal sebagai penyakit yang mengancam nyawa karena memengaruhi sistem saraf dan otot, tetanus adalah penyakit infeksi berbahaya yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Nama tetanus sendiri diambil dari bahasa Yunani ‘tetanos’ yang berarti ‘menegang’.
Nama ini bukan tanpa arti, karena gejala utama yang dialami oleh orang yang terinfeksi tetanus adalah kejang-kejang dengan rahang tertutup rapat (lockjaw), punggung melengkung, dan sesak napas.
Bakteri yang menjadi dalang dari penyakit ini banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia, hewan peliharaan, dan daerah pertanian. Tak hanya itu, bakteri juga bisa ditemukan pada besi berkarat, dan ujung jarum atau peniti yang tidak steril. Itulah sebabnya kita diharuskan segera mendapat suntik tetanus setelah menginjak paku atau tertusuk jarum berkarat.
Baca juga: Tetanus Rawan Terjadi di Kawasan Terjadinya Bencana
Bakteri Clostridium ini dapat menyerang manusia maupun hewan, dan bisa masuk melalui luka, baik luka dangkal maupun luka besar. Terdapat beberapa korban yang terinfeksi tetanus akibat membersihkan gigi menggunakan jarum atau peniti yang terkontaminasi kuman.
Pada bayi baru lahir, bakteri penyebab tetanus dapat masuk ke tubuh melalui luka iris tali pusar yang tidak dipotong dengan pisau steril. Penyakit tetanus pada bayi yang baru lahir disebut tetanus neonatorum dan merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada bayi.
Dari Sakit Kepala hingga Sesak Napas
Setelah terinfeksi bakteri, gejala tetanus biasanya akan mulai muncul setelah 8 hingga 15 hari. Gejala awal yang mungkin dirasakan pengidap adalah sakit kepala, gelisah, nyeri otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku, demam, dan kejang.
Lebih lanjut, nyeri pada tulang rahang dan gigi sering kali membuat pengidap tetanus sulit untuk membuka mulutnya atau untuk menelan makanan. Pada akhirnya penyakit ini dapat menyebabkan kematian akibat sesak atau susah bernapas.
Baca juga: Tertusuk Paku, Ini Pertolongan Pertama untuk Atasi Tetanus
Perlu diketahui bahwa tetanus tidaklah menular antar manusia. Penyakit ini biasanya mudah menyerang mereka yang belum pernah menerima vaksin tetanus sebelumnya, atau mereka yang pernah mendapat vaksin tetapi sudah lebih dari 10 tahun lalu. Orang yang positif terinfeksi tetanus perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan intensif.
Pengobatan dan Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Dalam menangani tetanus, dokter biasanya memberi pengidap obat Anti-Tetanus Serum (ATS), dan antibiotik untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan pengidap, mengendalikan kejang, dan mengendurkan otot-otot.
Untuk infeksi yang telah memasuki tingkat menengah hingga berat, dokter biasanya akan memasang alat bantu pernapasan. Jika perawatan diberikan dengan cepat dan tepat, tetanus bisa disembuhkan tanpa meninggalkan cacat. Namun, pada kasus tetanus berat, setelah sembuh pengidap perlu diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.
Baca juga: Vaksin Tetanus Wajib Diberikan pada Anak, Ini Alasannya
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster (dosis tambahan) vaksin. Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
Itulah sedikit penjelasan tentang alasan tetanus dapat mengancam nyawa. Jika kamu mengalami gejala-gejala infeksi tetanus, segera periksakan diri ke dokter di rumah sakit pilihan kamu. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasinya sekarang!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan