Pentingnya Pengetahuan Tentang Kontrasepsi bagi Remaja

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Agustus 2019
Pentingnya Pengetahuan Tentang Kontrasepsi bagi RemajaPentingnya Pengetahuan Tentang Kontrasepsi bagi Remaja

Halodoc, Jakarta - Usia remaja termasuk rentang usia ketika organ reproduksi sudah aktif. Oleh karena itu, informasi mengenai kesehatan seksual, termasuk penggunaan kontrasepsi, menjadi sangat penting. Seperti penelitian yang diungkapkan oleh Journal of Sociological Research, kehamilan dan infeksi penyakit menular seksual sangat rentan dialami oleh remaja. 

Penyakit seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan bisa memicu masalah kesehatan fisik maupun psikis. Pembicaraan tentang seks dan kontrasepsi sebaiknya tidak menjadi tabu, untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. Pengetahuan mengenai kontrasepsi adalah satu hal yang perlu menjadi bagian penting bagi remaja.

Kontrasepsi dan Remaja

Kontrasepsi adalah pengaturan fertilitas yang digunakan untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual. Wajarnya, kontrasepsi digunakan untuk pasangan menikah yang ingin memberikan jarak kehamilan atau menunda kehamilan. 

Namun, tak bisa dimungkiri, pasangan yang sudah aktif secara seksual juga perlu menggunakan kontrasepsi untuk mencegah penularan infeksi menular seksual atau kehamilan yang tidak diinginkan. 

Baca juga: Cara Memakai Alat Kontrasepsi yang Tepat

Ada beberapa metode kontrasepsi, di antaranya adalah metode barier, hormonal, dan non-hormonal. Metode tersebut digunakan sebelum atau selama berhubungan. Selain itu, penggunaan kondom adalah satu-satunya pilihan untuk mencegah kehamilan sekaligus infeksi menular seksual. 

Walau begitu, apapun pilihan kontrasepsinya tidak bisa menjamin 100 persen akurat. Remaja perlu mengetahui kontrasepsi bukan jaminan, melainkan hanyalah sebagai proteksi. Selalu ada konsekuensi dan risiko yang mungkin terjadi saat melakukan hubungan seksual, baik menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi. 

Berbicara soal seks, terutama kepada remaja, terkadang menjadi hal yang menakutkan. Pasalnya, hal tersebut bertentangan dengan berbagai aspek, mulai dari norma, agama, hingga kesehatan. Apalagi pembicaraan di ruang keluarga, orangtua kerap menghindari obrolan mengenai seks dengan anak.

Seharusnya, sumber terbaik bagi anak remaja untuk mendapatkan informasi mengenai seks adalah keluarga. Ketika ada keterbukaan, maka anak remaja tidak perlu malu ataupun ragu menanyakan perihal perubahan fisik dan pengetahuan seksual kepada orang tua. 

Baca juga: Film Dua Garis Biru Bukti Remaja Belum Siap Jadi Orang tua?

Pentingnya peranan orangtua, maupun lembaga, serta komunitas edukatif untuk memberikan informasi mengenai seks kepada anak remaja. Tanamkan pada remaja untuk berpikir panjang sebelum berani melakukan hubungan seks. Ada begitu banyak risiko di balik perbuatan tersebut

Risiko Melakukan Hubungan Seks di Usia Remaja

Organ reproduksi yang berkembang dan mengalami perubahan, tentunya mengundang rasa penasaran bagi remaja. Ini adalah hal yang normal. Namun, sebelum bergerak di luar batas, ada baiknya remaja mengetahui risiko di balik melakukan hubungan seks di usia yang masih dini. Banyak anak muda terlibat dalam perilaku dan pengalaman risiko seksual yang dapat menyebabkan dampak kesehatan yang tidak diinginkan. 

Menurut data kesehatan yang diperoleh Centers for Disease Control and Prevention, pada 2017, 10 persen remaja SMA di AS memiliki empat atau lebih pasangan seksual, 46 persen tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks, 14 persen remaja di AS tidak menggunakan metode apapun untuk mencegah kehamilan, serta 19 persen menggunakan narkoba dan alkohol saat melakukan hubungan seksual.

Baca juga: Ketahui 4 Bahan Kondom yang Aman

Bisa dikatakan, seks di usia dini kerap tidak diiringi tanggung jawab, sehingga risikonya jauh lebih besar. Tercatat, pada 2017, 21 persen pengidap HIV di AS berusia 13-24 tahun. Pengidap penyakit menular seks di rentang usia 15–24 tahun berjumlah 10 juta orang. Kemudian, sekitar 210.000 bayi dilahirkan di usia 15-19 tahun.

Data yang diungkapkan di atas masih menyinggung risiko penyakit fisik dan kehamilan yang tidak diinginkan. Belum lagi kondisi mental dan kejiwaan yang mengiringi seperti menurunnya penghargaan terhadap diri sendiri, tidak memiliki konsep hubungan yang benar, serta tekanan sosial dan ekonomi.

Pengetahuan mengenai seks sangat penting di usia remaja. Namun, mendapatkan informasi mengenai seks yang benar jauh lebih penting. Kalau kamu ingin tahu informasi mengenai seks, kontrasepsi, dan kesehatan organ reproduksi, jangan ragu untuk menghubungi dokter lewat aplikasi HalodocCaranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

*artikel ini pernah tayang di SKATA