Penting untuk Tahu, Beginilah Cara Melakukan Terapi Hiperbarik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 Februari 2019
Penting untuk Tahu, Beginilah Cara Melakukan Terapi HiperbarikPenting untuk Tahu, Beginilah Cara Melakukan Terapi Hiperbarik

Halodoc, Jakarta - Terapi hiperbarik merupakan salah satu terapi penunjang bagi penyelam. Terapi oksigen ini berperan penting dalam memberikan kontribusi pada pengembangan kesehatan para prajurit di kalangan militer kesatuan matra kelautan.

Terapi ini juga berkontribusi sebagai penunjang kesehatan masyarakat luas. Di samping itu, terapi ini juga telah terbukti ampuh menghindarkan orang dari ancaman amputasi organ tubuh pasca bencana alam tsunami di Aceh atau bencana gempa di Bantul. Saat itu, banyak orang yang terancam menjalani amputasi kaki karena tertimpa bangunan atau luka yang parah.

Baca juga: Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Lakukan Terapi Hiperbarik

Saat ini, terapi hiperbarik mampu mengobati penyakit degeneratif kronis seperti arterio, sklerosis, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, ulcer diabetes, cerebral palsy, trauma otak, sklerosis multipel, dan penyembuh luka. Bahkan saking populernya manfaat terapi ini, pemakaiannya pun semakin luas sebagai terapi kebugaran tubuh. Terapi ini juga bisa dipakai sebagai perawatan kecantkan yang bertujuan untuk memberikan efek tampil awet muda.

Cara melakukan terapi hiperbarik adalah, pertama-tama kamu akan dimasukkan ke dalam sebuah chamber bertekanan udara dua hingga tiga kali lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer normal, sambil diberikan pernapasan oksigen murni (100 persen) selama satu hingga dua jam. Selama proses terapi, kamu diperbolehkan untuk membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.

Baca juga: 7 Faktor Risiko Penyebab Gangrene

Di dalam ruang terapi hiperbarik, tekanan udara meningkat hingga tiga kali lebih tinggi dari tekanan udara normal. Pada kondisi tersebut, paru-paru dapat mengumpulkan lebih banyak oksigen murni yang dihirup dibanding jika menghirupnya dalam tekanan udara normal.

Aliran darah akan membawa oksigen murni tersebut ke seluruh tubuh. Inilah yang nantinya dipercaya membantu tubuh melawan bakteri dan merangsang pelepasan sel induk dan faktor pertumbuhan, yang selanjutnya akan merangsang penyembuhan, memperbaiki, serta menjaga jaringan tubuh kamu tetap sehat.

Saat melakukan terapi, kamu dapat melakukannya dalam posisi duduk ataupun berdiri. Karena tekanan dalam ruangan tersebut begitu tinggi, beberapa orang mungkin akan merasa kurang nyaman ketika berada di dalamnya. Kamu mungkin akan merasakan sakit atau sensasi berdenyut di telinga. Setelah terapi, biasanya kamu akan merasa sangat lelah, melayang, dan kelaparan.

Sebelum menjalani terapi hiperbarik, kamu perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

  • Sebelum menjalani terapi, pengidap akan dievaluasi untuk memastikan tidak adanya kontraindikasi dilakukannya terapi oksigen hiperbarik, seperti kanker, pneumotoraks, flu atau demam, pengidap sinusitis, asma, infeksi saluran pernapasan atas yang sedang akut, dan ibu hamil trimester pertama.
  • Pengidap juga harus menginformasikan obat-obatan yang sedang dikonsumsi, mengingat terdapat obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keracunan oksigen. Misalnya, obat-obatan jenis steroid dan obat kemoterapi.
  • Pengidap akan dimasukkan ke dalam ruangan menyerupai kapal selam yang berukuran kecil selama 2 jam, sehingga penting untuk memastikan pengidap tidak fobia terhadap ruang sempit.
  • Saat merasa tidak sanggup lagi, pengidap dapat memberitahukan petugas yang ikut masuk dalam ruangan hiperbarik.

Terkadang pada prosesnya, ada saja kemungkinan ditemukan komplikasi di antaranya:

  • Barotrauma, yaitu trauma pada organ tubuh (paru, di belakang gendang telinga, sinus paranasal) akibat tekanan yang terlalu tinggi.
  • Keracunan oksigen.
  • Gangguan penglihatan sementara akibat pembengkakan lensa.

Baca juga: 6 Jenis Gangrene Jaringan Kulit Mati Penyebab Luka

Jika kamu merasakan adanya gejala yang tidak nyaman setelah melakukan terapi, ada baiknya kamu segera menanyakan penyebabnya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dapat diterima secara praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!