Pengidap Tifus Bisa Menularkan ke Orang Lain, Benarkah?
Halodoc, Jakarta – Sebaiknya jangan sepelekan demam yang kamu alami selama beberapa hari. Demam dapat menjadi salah satu tanda penyakit tifus atau yang dikenal dengan tipes. Demam yang disebabkan oleh tifus disertai dengan gejala lain, seperti nyeri otot, sakit kepala, batuk kering, dan terkadang muncul ruam berupa bintik-bintik merah.
Baca juga: Waspada, Sibuk Bekerja Bisa Alami Gejala Tifus
Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera lakukan pengobatan agar tifus yang kamu alami dapat segera diatasi. Selain dapat menjadi kondisi yang berbahaya, penyakit tifus menjadi salah satu penyakit yang mudah menular. Bagaimana cara penularannya? Ini penjelasannya.
Penularan Tifus yang Dapat Terjadi
Tidak hanya orang dewasa, tifus menjadi penyakit yang juga dapat menular pada anak-anak. Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang terserang tifus, seperti sanitasi yang buruk, kurang menjaga kebersihan diri dan tangan, mengonsumsi sayuran yang ditanam menggunakan pupuk kotoran yang telah terkontaminasi, penggunaan toilet bersama pengidap tifus, serta melakukan hubungan intim dengan pengidap tifus.
Tifus disebabkan oleh adanya paparan bakteri pada usus manusia dan berkembang biak pada saluran pencernaan. Bakteri penyebab tifus dikenal dengan Salmonella typhi. Bakteri tersebut masuk dalam usus manusia akibat pengidap mengonsumsi makanan atau minuman yang terpapar oleh bakteri Salmonella typhi.
Baca juga: Anak-Anak atau Dewasa, Mana yang Lebih Rentan Terkena Tifus?
Faktanya, tifus mudah menular. Jadi, tidak ada salahnya bagi pengidap tifus untuk memperbanyak istirahat di rumah dan berdiam diri agar tifus tidak menyebar pada orang lain. Berikut ini cara penularan yang dapat terjadi pada penyakit tifus, yaitu:
-
Sebaiknya perhatikan saat akan mengonsumsi makanan. Melansir Mayo Clinic, kamu dapat terpapar bakteri Salmonella typhi saat mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar bakteri tersebut. Mengonsumsi air yang tidak matang, daging mentah, sayuran yang dicuci dengan air yang telah terkontaminasi Salmonella typhi dapat membuat kamu rentan tertular tifus.
-
Orang yang sehat juga dapat terpapar bakteri penyebab tifus saat menggunakan toilet bersama dengan pengidap tifus. Toilet dapat menjadi salah satu alat penyebaran tifus akibat adanya kontaminasi feses yang terpapar bakteri Salmonella typhi. Dilansir dari Healthline, bakteri tersebut dapat terkandung dalam urine dan juga feses pengidap tifus.
-
Perhatikan penggunaan alat-alat pribadi dengan pengidap tifus. Hindari menggunakan alat makan dan peralatan pribadi lainnya bersama pengidap tifus. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kamu terpapar bakteri penyebab tifus.
Itulah cara penyebaran bakteri penyebab tifus yang sering terjadi. Bakteri Salmonella typhi juga lebih cepat berkembang biak pada cuaca yang panas.
Begini Pencegahan Penyakit Tifus
Tidak hanya demam, perhatikan gejala lain yang mungkin dialami oleh pengidap tifus, seperti demam yang umumnya bertahap dan terasa cukup parah pada saat malam hari. Pengidap tifus juga mengalami kondisi nyeri otot, sakit kepala, merasa lelah terus-menerus, kehilangan nafsu makan yang disertai penurunan berat badan, sakit perut, dan muncul ruam berbentuk bintik merah.
Segera lakukan pemeriksaan jika kamu mengalami gejala tersebut pada rumah sakit terdekat. Tidak hanya berkunjung ke rumah sakit, kamu bisa lakukan pemeriksaan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc dengan bertanya langsung mengenai gejala yang dirasakan.
Penyakit tifus dapat menjadi berbahaya akibat komplikasi yang dapat terjadi, seperti perdarahan internal hingga saluran pencernaan yang robek. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya tifus.
Dilansir Centers for Disease Control and Prevention, pencegahan yang cukup optimal untuk menghindari tifus, seperti melakukan vaksinasi dan selalu mengonsumsi makanan yang bersih dengan tingkat kematangan yang optimal.
Baca juga: Awas, Tifus Enggak Selalu karena Makan Sembarangan
Selain itu, ada beberapa cara lain yang bisa kamu lakukan, seperti mencuci tangan sebelum dan setelah mengolah makanan, perhatikan kebersihan lingkungan, bersihkan kamar mandi secara teratur, dan sebaiknya konsumsi susu yang sudah dipasteurisasi.