Pengidap Skizofrenia Sulit Melakukan Interaksi Sosial
Halodoc, Jakarta – Skizofrenia adalah gangguan otak kronis yang ditandai oleh beberapa gejala seperti delusi, halusinasi, konsentrasi, dan kurangnya motivasi. Pengidap skizofrenia berbeda dengan kepribadian ganda. Kebanyakan pengidap skizofrenia bukanlah orang yang agresif terhadap orang lain, justru menarik diri dari masyarakat dan sulit melakukan interaksi sosial.
Kecenderungan pengidap skizofrenia adalah peningkatan stres dan tekanan perasaan saat harus membagi waktunya dengan orang lain. Pengidap skizofrenia seringkali mengalami kesulitan dalam memahami situasi sosial dan apa yang dipikirkan orang lain. Bagaimana membaca nada suara dan ekspresi wajah merupakan sebuah kesulitan bagi pengidap skizofrenia, sehingga mereka memilih untuk menjauh ketimbang mengacaukan komunikasi dalam interaksi sosial. Baca juga: Bukan Karena Galau, Hujan Bisa Timbulkan Ombrophobia
Menurut Ken Duckworth, MD selaku direktur dari National Alliance on Mental Illness (NAMI) dan asisten profesor di Harvard Medical School, Boston, pengidap skizofrenia sering mengalami masalah dalam hal bersosialisasi dikarenakan adanya defisit sosial yang menjadi bagian dari gejala skizofrenia lainnya.
Adapun gejala skizofrenia terbagi atas tiga kategori yaitu positif, negatif, dan kognitif di mana isu sosial selalu muncul dalam setiap kategori. Gejala positif biasanya menggambarkan gejala yang tidak pernah ada tapi dirasa ada, seperti halusinasi dan delusi. Gejala positif skizofrenia ini cenderung memberikan gangguan pada orang sekitar, sehingga pada akhirnya membuat pengidap skizofrenia sulit bersosialisasi dengan orang lain karena mereka melihat yang tidak dilihat oleh orang lain dan memang tidak ada.
Gejala negatif mencerminkan tidak adanya kemampuan dan minat untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga kalau orang lain melihat pengidap skizofrenia bermimik datar, tanpa emosi, dan cenderung tidak peduli dengan orang sekitarnya. Hal ini membuat orang-orang di sekitarnya juga menarik diri untuk berkomunikasi dengan pengidap skizofrenia tersebut. Baca juga: Minum Susu Sebelum Tidur, Boleh atau Dihindari
Sedangkan, gejala kognitif sendiri lebih kepada proses berpikir, menarik ingatan, dan pengambilan keputusan. Ketiga pola kognitif ini membuat pengidap skizofrenia mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri dalam situasi sosial, walaupun sebenarnya mereka ingin.
Penyebab Skizofrenia
Gen dan lingkungan adalah penyebab skizofrenia. 1 persen populasi dunia mengalami gangguan ini dan 10 persen orang yang memiliki kerabat kandung yang mengidap skizofrenia biasanya punya kecenderungan yang sama. Faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebab skizofrenia seperti paparan virus, kekurangan gizi sebelum kelahiran, dan faktor-faktor kimiawi yang memengaruhi struktur otak seseorang. Penggunaan obat-obatan terlarang juga bisa menjadi pemicu gejala awal skizofrenia .
Terapi dan Pelatihan Sosial
Untuk mengatasi kesulitan berinteraksi yang dialami oleh pengidap skizofrenia dibutuhkan yang namanya terapi dan pelatihan sosial. Biasanya, terapis akan memberikan kelas khusus kepada pengidap skizofrenia yang berfokus pada kemampuan untuk memanajemen emosi, kognitif, dan aktivitas sosialnya supaya berfungsi lebih maksimal.
Pada sesi terapi, pengidap skizofrenia akan diberikan pemahaman dan kesadaran dulu mengenai situasi medisnya. Karena pada beberapa kasus, banyak pengidap skizofrenia yang tidak mengakui kondisi psikisnya, sehingga menghambat proses penyembuhan.
Setelah menyadari dan menerima situasi psikis yang dialaminya, pengidap skizofrenia juga perlu untuk memahami kalau berinteraksi dengan lingkungan sosial adalah hal yang penting sebagai makhluk sosial.
Bila dibutuhkan akan ada pelatihan keterampilan sosial yang dapat membantu pengidap skizofrenia untuk menjadi mandiri dan berkarya. Motivasi dari pengidap skizofrenia untuk sembuh adalah cara terbaik untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan menjadi bagian dari masyarakat.
Ingin tahu lebih banyak skizofrenia serta masalah kesehatan psikis lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan