Pengidap Sindrom Metabolik Dianjurkan Jalani Diet Keto
Halodoc, Jakarta – Sindrom metabolik adalah istilah kedokteran untuk menggambarkan masalah kesehatan yang dialami secara bersamaan, seperti hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, dan obesitas.
Artinya, seseorang tidak dianggap mengalami sindrom metabolik jika hanya mengalami salah satu kondisi tersebut. Ketika seseorang mengidap sindrom ini, ia berisiko tinggi untuk mengalami penyakit serius, seperti serangan jantung dan stroke.
Baca Juga: Fakta tentang Sindrom Metabolik yang Perlu Diketahui
Gejala khas sindrom metabolik adalah lingkar pinggang yang melebihi batas normal (lebih dari 80 sentimeter untuk wanita dan 90 sentimeter untuk pria). Gejala lainnya adalah tingginya tekanan darah, kadar kolesterol, glukosa, dan trigliserida dalam dalam. Seseorang yang sering mengalami iritasi dan pembengkakan juga perlu dicurigai mengalami sindrom metabolik.
Alasan Pengidap Sindrom Metabolik Dianjurkan Menjalani Diet Keto
Diet keto adalah jenis diet yang banyak digemari, karena dipercaya efektif dalam menurunkan berat badan. Saat menjalani diet keto, seseorang menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak sehat. Pola makan ini memiliki manfaat yang bisa membantu mengatasi sindrom metabolik. Apa saja?
-
Menurunkan berat badan. Salah satu tanda sindrom metabolik adalah obesitas. Maka itu, diet keto perlu dilakukan untuk membantu menurunkan berat badan. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Nutrition tahun 2008 menyebutkan diet keto bisa mengurangi rasa lapar dan menurunkan asupan makanan secara keseluruhan, sehingga efektif untuk menurunkan berat badan.
-
Mengontrol kadar gula darah. Hiperglikemia, alias tingginya kadar gula dalam plasma darah menjadi tanda sindrom metabolik. Itu mengapa pengidapnya perlu menjalani diet keto. Pasalnya saat menjalani diet keto, tubuh hanya mendapat sedikit asupan karbohidrat, sehingga membantu tubuh mengendalikan kadar gula darah. Ketika kadar gula rendah, tubuh lebih efektif dalam menggunakan karbohidrat sebagai energi. Hasilnya, kadar gula menjadi terkendali di dalam tubuh.
-
Mengurangi risiko penyakit jantung. Saat menjalani diet keto, seseorang lebih membatasi asupan karbohidrat dan memperbanyak konsumsi makanan sumber lemak sehat. Hal inilah yang berdampak positif bagi tubuh, karena mampu menurunkan kadar insulin dan produksi kolesterol di dalam tubuh. Alhasil, pola makan ini bisa mengurangi risiko penyakit jantung, hiperkolesterolemia, dan hipertensi.
Manfaat lain diet keto untuk meringankan gejala epilepsi pada anak, mengurangi risiko terkena gangguan sistem saraf, mengurangi jerawat, membantu menangani PCOS, menghambat peradangan pada asam urat, dan menghambat perkembangan sel kanker.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Diketahui sebelum Memulai Diet Keto
Diet Keto Hanya Boleh Dilakukan Jangka Pendek
Diet keto hanya boleh dilakukan dalam jangka pendek (sekitar 2-3 minggu) hingga batas maksimal (sekitar 6-12 bulan). Alasannya karena diet keto dilakukan sebatas untuk mengurangi lemak tubuh dan memperbaiki kondisi kesehatan.
Jika dilakukan dalam jangka panjang, diet keto bisa menyebabkan kekurangan asupan karbohidrat sederhana (seperti buah, gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran), gangguan ginjal, kehilangan manfaat zat gizi mikro penting (seperti vitamin dan mineral), serta meningkatkan risiko ketoasidosis (komplikasi diabetes akibat tingginya keton di dalam darah).
Baca Juga: Gaya Hidup Sehat untuk Pengidap Sindrom Metabolik
Itulah alasan mengapa pengidap sindrom metabolik dianjurkan untuk menjalani diet keto. Kalau kamu mengalami gejala serupa sindrom metabolik, jangan ragu untuk berbicara pada dokter guna mendapat diagnosis yang tepat. Tanpa harus antre, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa download aplikasi Halodoc lewat smartphone kamu, ya!