Pengidap Gagal Ginjal Kronis Juga Bisa Bertahan Lebih Lama
Halodoc, Jakarta - Gagal ginjal kronis (GGK) atau chronic kidney disease, terjadi ketika ginjal kehilangan kemampuan untuk menjalankan tugasnya, yaitu menyaring darah. Ginjal yang sehat bertugas untuk menyaring darah dengan cara memisahkan zat berbahaya dan cairan berlebih dari dalam tubuh, untuk dikeluarkan melalui urine.
Penyakit ini termasuk dapat menimbulkan dampak yang fatal bagi tubuh. Namun, bagaimana tentang ekspektasi kehidupan dari seseorang yang mengidap gangguan ini? Apakah dapat bertahan dalam waktu yang lama atau mampu menimbulkan kematian secara tiba-tiba? Untuk mengetahui faktanya, baca ulasan berikut ini!
Pengidap Penyakit Gagal Ginjal Kronis Mampu Tetap Panjang Umur
Baca juga: Perlu Diketahui, Ini 5 Komplikasi Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal merupakan penyakit menahun, yang merupakan stadium akhir atau terparah dari masalah yang menyerang organ penyaring racun tersebut. Itulah mengapa gagal ginjal kronis tidak akan dapat menurun stadiumnya. Namun, kemungkinan untuk mencapai stadium lanjut juga hanya terjadi pada sebagian kecil orang.
Tidak ada salahnya untuk mengetahui gejala yang menjadi tanda awal dari kondisi gagal ginjal kronis, seperti lebih mudah lelah, tidak bersemangat, penurunan nafsu makan, gangguan tidur, kulit kering, frekuensi BAK pada malam hari meningkat dan nyeri otot. Diagnosis gejala penyakit ini sangat penting untuk menghentikan dampak yang lebih buruk dan risiko lainnya yang mungkin terjadi.
Dilansir dari National Kidney Foundation, mendeteksi penyakit ini lebih awal dapat mencegah kondisi menjadi lebih parah. Tidak ada salahnya untuk lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat ketika mengalami gejala yang menjadi tanda gangguan pada ginjal. Kini kamu bisa membuat janji dengan dokter secara online melalui aplikasi Halodoc. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Beberapa cara ditempuh agar pengidap gagal ginjal kronis dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama, yaitu dengan 3 tahap pengobatan berikut ini:
1. Mengubah Gaya Hidup
Tidak ada salahnya untuk menjalani gaya hidup sehat agar penyakit gagal ginjal yang kamu alami tidak semakin parah. Berhenti melakukan kebiasaan merokok, mengonsumsi makanan yang sehat, menjalankan diet sehat, membatasi asupan garam yang masuk dalam tubuh, melakukan latihan fisik dengan menjalankan olahraga secara rutin, dan memiliki berat badan yang ideal adalah gaya hidup yang perlu diterapkan oleh pengidap gagal ginjal kronis.
Baca juga: 5 Tanda Awal Gagal Ginjal yang Perlu Diketahui
2. Penggunaan Obat Sesuai dengan Catatan Medis
Penggunaan obat sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dokter atau catatan tim medis. Obat-obatan yang dikonsumsi disesuaikan dengan gangguan kesehatan yang dialami oleh seseorang sehingga menyebabkan kondisi gagal ginjal kronis. Maka dari itu, pastikan untuk mengonsumsi obat secara rutin agar masalah yang terjadi dapat menjadi lebih baik.
3. Dialisis
Dialisis merupakan salah satu terapi yang bisa dilakukan oleh pengidap gagal ginjal kronis untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dilansir dari Stanford Health Care, terapi dialisis terdapat dua jenis yang berbeda, yaitu:
- Hemodialisis
Metode cuci darah jenis ini cukup populer dan banyak dipilih. Prosedur penyaringan darah dilakukan menggunakan mesin khusus yang akan bekerja layaknya ginjal. Pada proses hemodialisis, petugas medis memasukkan jarum pada pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh ke mesin pencuci darah. Kemudian, darah kotor disaring pada mesin tersebut, dan darah bersih yang tersaring akan dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Prosedur hemodialisis biasanya menghabiskan waktu sekitar empat jam per sesi. Pengidap gagal ginjal kronis yang memilih metode cuci darah jenis ini akan diharuskan untuk menjalani 3 sesi dalam seminggu secara rutin. Pada sebagian besar kasus, hemodialisis menimbulkan efek samping berupa gatal-gatal pada kulit dan kram otot.
Baca juga: Inilah yang Dimaksud dengan Gagal Ginjal Kronis
- Peritoneal Dialysis (PD)
Peritoneal dialysis (PD) adalah metode cuci darah yang memanfaatkan peritoneum atau selaput dalam rongga perut sebagai penyaring. Selaput ini dipilih lantaran memiliki ribuan pembuluh darah kecil yang berfungsi selayaknya ginjal. Pada prosedur peritoneal dialysis, sayatan kecil dibuat di dekat pusar untuk jalan masuk kateter atau selang khusus.
Kateter itu nantinya akan ditinggal di dalam rongga perut secara permanen. Fungsinya adalah untuk memasukkan cairan dialisat, yaitu cairan yang mengandung gula tinggi sehingga zat limbah tertarik dan kelebihan cairan dari pembuluh darah bisa berpindah ke dalam rongga perut. Setelah selesai, cairan dialisat yang sudah mengandung zat sisa akan dialirkan ke kantong khusus yang akan dibuang nantinya, lalu diganti dengan cairan baru.
Itulah pembahasan mengenai beberapa cara yang dapat dilakukan pengidap penyakit gagal ginjal agar dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama. Selain metode yang telah disebut, ada baiknya juga tetap memeriksakan kesehatan secara rutin. Hal ini agar dokter mampu memastikan kesehatan tubuh secara keseluruhan karena fungsi ginjal yang tidak maksimal bisa menimbulkan dampak lainnya.
Referensi:
Stanford Health Care. Diakses pada 2021. Dialysis.
NHS UK. Diakses pada 2021. Living with Chronic kidney disease.
National Kidney Foundation. Diakses pada 2021. Kidney Disease Prognosis and Life Expectancy.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan