Begini Penanganan Corona dengan dan Tanpa Gejala
Halodoc, Jakarta – Tes darah yang dilakukan selama ini menunjukkan ada banyak orang terinfeksi virus corona tanpa mengalami gejala. Secara umum, memiliki infeksi tanpa gejala adalah hal yang biasa terjadi. Bahkan, seringnya tubuh bisa jadi sedang memerangi infeksi tanpa kita sadari.
Tingkat virus yang paling tinggi dalam sekresi pernapasan justru terjadi selama periode presimptomatik (penyebaran virus tanpa gejala) yang dapat berlangsung berhari-hari, hingga lebih dari seminggu sebelum gejala demam, batuk dan karakteristik corona lainnya. Kemampuan virus ini untuk ditularkan oleh orang-orang tanpa gejala adalah penyebab utama terjadinya pandemi.
Risiko Penularan Corona dengan dan tanpa Gejala
Menurut Anthony Fauci, pakar imunologi dari Amerika Serikat menyatakan kalau ada sekitar 25–50 persen orang terinfeksi corona tanpa gejala yang meski tidak sakit secara fisik, tetapi bisa menularkan corona.
Inilah alasan kenapa beberapa negara menerapkan lockdown untuk memperlambat penyebaran virus corona. Mengenakan masker bisa membantu mengurangi penularan presimptomatik. Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan orang-orang untuk mengenakan masker ketika pergi ke tempat umum, bahkan jika mereka merasa sehat.
Baca juga: Tetap Sehat Meski PSBB Dilonggarkan
Untuk saat ini physical distancing, mencuci tangan, dan tindakan pencegahan lainnya adalah upaya untuk penanganan dan menghambat penyebaran corona. Tidak ada yang kebal akan virus ini. Namun sejauh ini lansia, orang dengan penyakit tertentu lebih rentan.
Kondisi kesehatan yang menempatkan seseorang rentan akan infeksi corona adalah termasuk penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan diabetes. Jika kamu pernah terpapar, sakit, atau sedang merawat seseorang dengan corona, penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan jika kamu berada di situasi ini.
Jangan ragu untuk menanyakan perlindungan kesehatan yang diperlukan ke aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Penanganan Corona dengan dan Tanpa Gejala
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Harvard Health Publishing disebutkan kalau umumnya seseorang dengan COVID-19 mungkin menularkan penyakitnya 48 hingga 72 jam sebelum mulai mengalami gejala.
Ini semakin memperkuat alasan penggunaan masker wajah, penetapan jarak fisik, pelacakan kontak orang yang pernah berinteraksi dengan positif COVID-19, yang semuanya dapat membantu mengurangi risiko bahwa seseorang yang terinfeksi, tetapi belum ada gejala dapat secara tidak sengaja menulari orang lainnya.
Baca juga: Penelitian Sebut Minyak Kayu Putih Dapat Cegah Corona
Apa yang harus kamu lakukan jika memiliki gejala COVID-19? Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tidak semua orang dengan COVID-19 akan merasa sakit ataupun gejala. Beberapa orang, bahkan mungkin tertular virus dan tidak mengalami gejala. Ketika ada gejala, biasanya ringan dan cenderung datang perlahan.
Jika kamu merasa memiliki gejala COVID-19, ikuti panduan ini:
-
Tanyakan pada diri sendiri seberapa besar kemungkinan kamu terpapar dengan dengan coronavirus. Jika kamu tinggal di wilayah yang mengalami wabah, atau jika baru-baru ini bepergian ke luar negeri, kamu berkemungkinan berisiko lebih tinggi untuk terpapar.
-
Hubungi dokter. Jika kamu memiliki gejala ringan, hubungi dokter. Untuk mengurangi penularan virus, kamu bisa menggunakan layanan aplikasi kesehatan seperti di Halodoc ketimbang harus datang ke rumah sakit. Dokter akan mengevaluasi gejala dan bekerja dengan otoritas kesehatan setempat untuk menentukan apakah kamu perlu melakukan tes atau tidak.
-
Tinggal di rumah jika kamu memiliki gejala COVID-19 atau jenis infeksi virus lainnya dan banyak istirahat. Pastikan untuk menjauh dari orang lain dan menghindari berbagai barang-barang, seperti gelas minum, peralatan, keyboard, dan telepon.
Saat ini belum ada vaksin untuk melawan COVID-19. Antibiotik juga tidak efektif karena COVID-19 adalah infeksi virus dan bukan bakteri. Jika gejala yang kamu miliki parah, perawatan suportif dapat diberikan oleh dokter di rumah sakit. Jenis perawatan ini mungkin melibatkan:
- Suplai cairan untuk mengurangi risiko dehidrasi.
- Obat untuk mengurangi demam.
- Oksigen tambahan dalam kasus yang lebih parah.
- Ventilator ketika mengalami kesulitan bernapas.
Referensi: