Harus Tahu, Penanganan untuk Mengatasi Chlamydia
Halodoc, Jakarta – Melakukan hubungan intim yang tidak aman sudah terbukti bisa memicu terjadinya penularan penyakit menular seksual, salah satunya chlamydia. Kondisi ini ditularkan melalui hubungan intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi alias kondom.
Pada dasarnya, penyakit ini bisa terjadi pada pria maupun wanita dalam segala usia. Namun, chlamydia disebut lebih banyak menyerang wanita di usia muda yang sudah aktif secara seksual. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan munculnya masalah kesehatan yang lebih serius.
Baca juga: 4 Penyakit Menular Seksual pada Pria yang Perlu Diketahui
Chlamydia disebabkan oleh serangan bakteri bernama Chlamydia trachomatis, yang ditularkan dari orang yang sebelumnya sudah terinfeksi. Selain melalui penetrasi, bakteri penyebab penyakit ini juga bisa ditularkan melalui seks oral, anal, bersentuhan alat kelamin, hingga melalui alat bantu seks yang tidak terjaga kebersihannya. Risiko chlamydia juga lebih tinggi pada orang yang berganti-ganti pasangan.
Selain itu, masih ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengidap penyakit menular seksual ini. Mulai dari sudah aktif secara seksual di bawah usia 18 tahun, berhubungan intim tanpa kondom, berganti-ganti pasangan, hingga pernah mengidap penyakit menular seksual sebelumnya.
Penularan penyakit ini tidak bisa terjadi melalui pelukan, dudukan, toilet, ataupun ciuman. Chlamydia juga tidak bisa menular melalui dudukan toilet, berenang di kolam yang sama, berbagi handuk dengan pengidap chlamydia, serta menggunakan peralatan memasak dan makan yang sama. Dengan kata lain, aktivitas yang paling mungkin menyebabkan penularan penyakit ini adalah hubungan intim yang tidak sehat atau tanpa kondom.
Baca juga: Mengidap 7 Gejala Ini? Awas, Bisa Jadi Menandai Chlamydia
Penanganan Chlamydia yang Perlu Diketahui
Kondisi ini sering tidak disadari, karena jarang memunculkan gejala saat awal penularan penyakit. Namun, setelah bakteri menyerang, biasanya gejala mulai muncul di minggu kedua hingga ketiga. Gejala yang muncul pun biasanya bersifat ringan, sehingga sering diabaikan dan menyerupai gejala umum, yaitu rasa sakit saat buang air kecil. Gejala ini juga jarang sekali dirasakan laki-laki yang terserang chlamydia.
Sebagian besar wanita yang terserang penyakit menular seksual yang satu ini, biasanya mengalami gejala, seperti, perdarahan saat atau setelah melakukan hubungan intim serta keluarnya cairan asing dari Miss. V. Kondisi ini juga berdampak pada siklus menstruasi yang dialami, yaitu menstruasi terasa lebih berat dan perdarahan serta rasa sakit yang tidak biasa.
Jika mengalami gejala-gejala seperti itu, segera lakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah penyebabnya chlamydia atau bukan. Pemeriksaan yang dilakukan, biasanya dilakukan dengan menggunakan alat penyeka untuk mengambil sampel urine.
Untuk mengobati chlamydia, biasanya dilakukan dengan kombinasi obat antibiotik. Pengobatan dianjurkan pada orang-orang yang positif terserang chlamydia, pernah berhubungan dengan pengidap penyakit ini dalam dua bulan terakhir, serta bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit menular seksual chlamydia. Pengobatan akan dilakukan setelah dokter memeriksa kondisi tubuh dan memastikan jenis obat yang dibutuhkan.
Baca juga: Begini Penularan Infeksi Chlamydia dari Tubuh ke Tubuh
Untuk mencegah kondisi ini, biasakanlah untuk selalu menjalani kehidupan seksual yang sehat dan aman. Selalu gunakan kondom dan hindari kebiasaan berbagi atau bertukar alat bantu seksual. Chlamydia juga bisa dicegah dengan membatasi atau menghindari kebiasaan berganti pasangan.
Cari tahu lebih lanjut seputar chlamydia atau penyakit menular seksual lain dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan