Pembengkakan Limpa Bisa Jadi Pertanda 7 Penyakit Serius Ini
Halodoc, Jakarta - Limpa adalah organ tubuh berukuran satu kepalan kecil yang terletak di sisi kiri perut. Organ ini dilindungi oleh tulang rusuk, sehingga tidak langsung terasa ketika disentuh. Organ ini mempunyai fungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing. Limpa yang normal memiliki berat 150 gram dan panjang sekitar 11-12 sentimeter. Ketika mengalami infeksi, organ ini dapat mengalami pembengkakan. Nah, pembengkakan inilah yang disebut dengan splenomegali.
Baca Juga: Ketahui 3 Jenis Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Splenomegali
Gejala yang ditimbulkan splenomegali antara lain sering lelah dan rasa sakit yang membuat tidak nyaman pada perut di bagian kiri atas. Nyeri ini bahkan bisa menjalar hingga ke punggung dan tulang belikat atau bahu kiri. Pengidap kondisi ini biasanya lebih mudah merasa kenyang, walaupun cuma makan dalam porsi sedikit. Hal ini dikarenakan, limpa yang membengkak dan membesar akan menekan lambung.
Kalau kamu merasakan adanya gejala-gejala di atas, segera periksakan ke dokter untuk memastikannya lebih lanjut. Sebelum mengunjungi rumah sakit , kini kamu bisa memesan janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Pembengkakan limpa bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis tertentu. Berikut ini sejumlah kondisi medis yang ditandai dengan pembengkakan limpa :
1. Kanker
Limpa yang membengkak bisa menjadi pertanda penyakit leukimia atau limfoma. Kondisi ini juga bisa menjadi pertanda bahwa kanker telah menyebar atau metastasis. Melansir dari American Society of Hematology, leukimia dimulai ketika sel-sel darah putih yang abnormal diproduksi secara cepat. Tingginya jumlah sel darah putih yang abnormal tidak mampu melawan infeksi yang kemudian merusak kemampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan trombosit.
Sedangkan kanker limfoma dimulai ketika limfosit atau jenis sel darah putih yang melawan infeksi berubah menjadi abnormal. Kemudian limfosit berkembang biak dan berkumpul di kelenjar getah bening dan jaringan lainnya. Seiring waktu, sel-sel kanker ini merusak sistem kekebalan tubuh.
2. Mononukleosis
Mononukleosis adalah infeksi yang disebabkab oleh virus Epstein-Barr (EBV). Melansir dari Mayo Clinic, virus mudah ditularkan melalui air liur, sehingga seseorang mudah mendapatkannya melalui ciuman, batuk, bersi, berbagi gelas atau peralatan makanan dengan pengidapnya. Namun, mononukleosis tidak menular seperti beberapa infeksi, seperti flu biasa. Mononukleosis menyebabkan gejala demam, sakit tenggorokan, dan radang kelenjar getah bening di leher.
3. Toksoplasma
Toksoplasma adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sedang terganggu, sehingga mengganggu sistem saraf pusat. Akibatnya, tubuh mengalami kejang, gangguan keseimbangan, nyeri kepala, dan lumpuh satu sisi tubuh.
4. Sarkoidosis
Melansir dari Cleveland Clinic, sarkoidosis adalah penyakit radang yang menyerang satu atau lebih organ, tetapi paling sering menyerang paru-paru dan kelenjar getah bening. Sebagai hasil dari peradangan, benjolan atau nodul yang abnormal (disebut granuloma) terbentuk di satu atau lebih organ tubuh. Granuloma ini dapat mengubah struktur normal dan mungkin fungsi organ yang terkena.
Baca Juga: Mengenal Hepatosplenomegali, Pembengkakan Limpa dan Hati Secara Bersamaan
5. Amiloidosis
Amiloidosis adalah penyakit langka yang terjadi ketika zat yang disebut amiloid menumpuk di organ-organ tubuh. Amiloid adalah protein abnormal yang diproduksi di sumsum tulang dan dapat disimpan di jaringan atau organ apa pun, termasuk limpa.
6. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif yaitu kondisi ketika jantung tidak memompa darah yang cukup ke organ tubuh dan jaringan lain. Ketika salah satu atau dua bagian jantung tidak memompa darah keluar, darah akan menumpuk dalam jantung atau menyumbat di organ atau jaringan, menyebabkan darah menumpuk di sistem peredaran darah.
6. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah suatu gangguan di mana sel-sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang bisa dibuat. Penghancuran sel darah merah disebut hemolisi. Sel-sel darah merah sudah dihancurkan ini kemudian dikeluarkan dari aliran darah sebelum siklus hidup normal sel berakhir.
Baca Juga: Beginilah Penanganan dan Pencegahan Splenomegali
Ketika ukuran limpa semakin membesar, otomatis jumlah sel darah merah yang terangkut dalam aliran darah juga akan berkurang. Kondisi ini bisa menyebabkan penumpukan sel darah merah dan trombosit di dalam limpa, sehingga dapat menyumbat dan merusak jaringan limpa.
Referensi :
WebMD. Diakses pada 2019. Enlarged Spleen: Causes, Symptoms, and Treatments.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Enlarged spleen (splenomegaly).
Healthline. Diakses pada 2019. What You Should Know About an Enlarged Spleen.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan