Pasca Operasi Usus Rentan Alami Gastroparesis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Agustus 2020
Pasca Operasi Usus Rentan Alami GastroparesisPasca Operasi Usus Rentan Alami Gastroparesis

Halodoc, Jakarta - Normalnya, kontraksi otot atau motilitas yang kuat akan membantu mendorong makanan yang masuk melalui saluran pencernaan. Namun, ketika seseorang mengidap gastroparesis, gerakan tersebut menjadi melambat, atau bahkan tidak berfungsi sama sekali, sehingga perut tidak bisa sepenuhnya kosong. 

Gejala gastroparesis, termasuk sakit maag atau GERD, sakit perut, memuntahkan kembali makanan yang tidak tercerna, merasa cepat kenyang saat makan, perut kembung, nafsu makan berkurang sehingga berat badan pun menurun, hingga kesulitan mengontrol kadar gula dalam darah. 

Operasi Usus Rentan Berdampak pada Gastroparesis

Gastroparesis terjadi karena adanya cedera pada saraf, termasuk kerusakan pada saraf vagus. Pada kondisi normal, saraf vagus akan berkontraksi atau mengencangkan otot perut untuk membantu memindahkan makanan melalui saluran pencernaan. Sering kali, kerusakan saraf vagus terjadi karena diabetes yang membuat otot perut tidak bisa bekerja dengan baik, sehingga makanan tidak berpindah dari perut ke usus.

Baca juga: Pola Makan yang Tepat untuk Pengidap Gastroparesis

Selain itu, tindakan operasi, baik operasi pada usus maupun lambung yang menyebabkan cedera pada saraf vagus juga bisa menyebabkan terjadi gastroparesis. Penyebab lainnya termasuk infeksi virus, amiloidosis atau timbunan serat protein pada jaringan dan organ, skleroderma atau kelainan jaringan ikat yang memengaruhi kulit, pembuluh darah, otot rangka, dan organ dalam, menggunakan jenis obat tertentu, penyakit Parkinson, dan multiple sclerosis. 

Oleh karena merupakan kondisi serius dan membutuhkan penanganan medis segera, kamu tidak boleh menunda untuk memeriksakan kondisi kesehatanmu ke rumah sakit terdekat, supaya penanganan bisa segera dilakukan. Supaya lebih mudah, pakai aplikasi Halodoc untuk membuat janji di rumah sakit terdekat. Tidak hanya itu, aplikasi Halodoc juga bisa kamu pakai buat tanya jawab dengan dokter spesialis kapan saja, lho!

Baca juga: 5 Pemeriksaan untuk Deteksi Adanya Gastroparesis

Bagaimana Jika Gastroparesis Tidak Segera Ditangani?

Sudah pasti, ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi apabila gastroparesis tidak segera mendapatkan penanganan, yaitu:

  • Makanan yang terlalu lama berada di perut dapat mengalami fermentasi yang memicu pertumbuhan bakteri.
  • Makanan di perut bisa mengeras menjadi massa padat yang disebut dengan bezoar. Kondisi ini dapat mengakibatkan penyumbatan pada perut yang mencegah makanan masuk ke usus kecil.
  • Pengidap diabetes dan gastroparesis mungkin akan mengalami masalah kesehatan lainnya, karena kadar glukosa darah naik dengan cepat ketika makanan akhirnya meninggalkan lambung dan menuju usus.
  • Dehidrasi dan malnutrisi.

Perubahan Pola Makan untuk Mengatasi Gastroparesis

Mengubah pola makan menjadi salah satu cara terbaik untuk mengendalikan gejala gastroparesis. Makan dengan porsi kecil, tetapi sering akan mengurangi penumpukan makanan di perut. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak yang dapat memperlambat proses pencernaan dan makanan berserat tinggi yang lebih sulit dicerna. Jangan lupa, pastikan asupan cairan terpenuhi.

Baca juga: Nyeri Ulu Hati Bisa Jadi Gejala Gastroparesis

Hindari berbaring hingga sekitar 2 jam setelah makan, sehingga kamu tidak mengalami refluks. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki sekitar 30 menit setiap hari. Jika kamu punya riwayat atau mengidap diabetes, mengendalikan kadar gula darah akan sangat membantu melindungi tubuh dari berbagai masalah kesehatan serius.

Apabila gastroparesis yang kamu alami tidak membaik dengan bantuan obat-obatan, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan operasi pada perut. Tujuannya untuk membantu pengosongan perut menjadi lebih efektif, sehingga penumpukan makanan pada perut pun bisa dihindari. 

Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2020. Gastroparesis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Gastroparesis.
Healthline. Diakses pada 2020. Gastroparesis.